Cucu sang nenek bernama Shang Mo. Dan karena kedatangan Shang Mo pulalah Rong Mo mengetahui bahwa tempat nenek tersebut tinggal adalah Keluarga Shang yang dihormati di ibukota.
Pertama kalinya Rong Mo mengenal pria itu, ia merasakan kesan berbahaya darinya.
Penampilan tampannya tidak manusiawi—penampilannya tidak terlihat seperti apa yang banyak dilihat oleh manusia biasa. Mengenakan kacamata, ia tampak terhormat dan bersifat baik. Akan tetapi, tatapan yang menembus kacamata itu mengemban cerita yang berbeda, karena tatapannya menembus hatinya, membacanya seperti buku yang terbuka.
Ketika pria itu tersenyum, senyumnya hangat seperti matahari yang cerah. Akan tetapi, matanya menceritakan kejahatan yang mengintai di balik bayang-bayang cahaya matahari. Meski Rong Mo hanya meliriknya sekilas, ia sudah bisa merasakan kegelapan tak berujung yang tersembunyi di dalam hatinya, membuatnya merinding.