Dengan segera, He Xinnuo merintih halus dan menyela kata-kata Wu Xing, "Pelatih, tak perlu berbicara lagi."
Dengan pengalaman sebelumnya yang pernah diusir oleh Lu Yanchen dan telah menyaksikan Shi Guang dengan paksa mencium Lu Yanchen tapi dipandang rendah setelahnya, He Xinnuo yakin bahwa Lu Yanchen tidak menyukai wanita yang terlalu proaktif. Pria yang menyendiri dan sombong ini pasti seseorang yang suka memegang kendali atas segalanya.
Oleh karena itu, kali ini, He Xinnuo memilih taktik untuk maju dengan kedok mundur.
"Apakah begitu?" Lu Yanchen, yang diam sepanjang waktu, akhirnya memecah kesunyian saat tatapan misteriusnya memandang ke arah He Xinnuo, tampak seolah-olah ia sangat ingin tahu.
Seiring jantungnya berdegup kencang, He Xinnuo merasa seolah-olah bunga-bunga bermekaran dalam hatinya. Benar, ia telah membuat keputusan yang tepat!
Wu Xing terkekeh, "Tentu saja! Faktanya, di klub kami, Xinnuo adalah perenang terbaik untuk kategori 1.500m juga!"
Bos Lei mengerutkan alisnya; sebagai seorang pengusaha yang terbiasa menangani bidang bisnis, ia dengan alami dapat mengetahui apa yang mereka berdua sedang lakukan.
'Wu Xing dan He Xinnuo ini mencoba merebut Lu Yanchen.'
Jika Shi Guang benar-benar menyinggung Lu Yanchen dan He Xinnuo bisa menenangkannya, itu juga bukan hal yang buruk. Bagaimanapun juga, baginya, tidak masalah siapa yang melatih Lu Yanchen karena mereka semua adalah anggota klubnya. Yang ia ingin lakukan hanyalah TIDAK menyinggung Lu Yanchen.
Shi Guang, "...."
Memang benar, itu juga fakta. Untuk kategori 1.500m, He Xinnuo memang yang tercepat di klub mereka. Namun, itu kan hanya di dalam klub mereka—penampilannya tidak benar-benar spektakuler di lain tempat.
"Kalau memang benar, terangkan padaku." Bibir Lu Yanchen bergetar lembut seraya ia duduk di kursi istirahat, tampak seolah-olah ia benar-benar berniat mengganti pelatih sekarang.
Setelah saling bertukar pandang, senyum Wu Xing dan He Xinnuo tampak lebih cerah dari biasanya. Seolah-olah mereka telah benar-benar, sepenuhnya menendang Shi Guang keluar dari keadaan itu sekarang.
Namun, Bos Lei tidak bisa merasa sesantai mereka berdua.
Berdasarkan pemahamannya tentang Lu Yanchen dari mulut orang lain, Tuan Muda Lu Ke-Empat ini bukanlah orang yang mudah bergaul!
Shi Guang satu-satunya orang yang bisa mengetahui bahwa Lu Yanchen sedang marah.
Ia memperhatikan saat Lu Yanchen duduk di kursi istirahat, jari-jarinya yang panjang dan ramping sambil mengetuk-ngetuk lengan kursi sebanyak dua kali. Setiap kali ia melakukannya, itu berarti bahwa seseorang pasti akan kena amukan amarahnya.
Hanya saja, Shi Guang tidak tahu siapa orang itu.
Apakah itu He Xinnuo, atau... dirinya?
Hati Shi Guang berdegup kencang sebentar.
Adapun He Xinnuo, ia bersiap diri di ujung kolam. Sebelum memasuki air, ia bahkan melempar tatapan malu-malu dan memikat ke Lu Yanchen. Alis Lu Yanchen berkedut, bibirnya melengkung sedikit, tampak seolah-olah antara tersenyum dan tidak.
Dengan satu bunyi 'ceburan', He Xinnuo terjun ke kolam renang. Gerakan renangnya cepat dan tepat. Setelah dua putaran, ia berhenti dan keluar dari air dengan bercipratan air. Sambil bersandar di sisi kolam, He Xinnuo menyangga dadanya dan menatap Lu Yanchen tanpa mengatakan apa-apa. Wu Xing segera menatap Lu Yanchen dengan gembira. "Bagaimana tadi itu, Tuan Muda Lu?"
Pria yang sedang duduk ini sekarang penuh dengan aura arogan. Dengan agak bingung, ia bertanya dengan halus, "Itu 1.500m?"
Terkejut oleh pertanyaan itu, Wu Xing segera paham apa yang dimaksudnya dan memerintahkan He Xinnuo untuk terus berenang untuk menunjukkan renang jarak 1.500m yang patut dicontoh!
Dan tentu saja, He Xinnuo pasti akan memilih untuk melanjutkan berenang.
Bos Lei, yang mengamati dari samping, hanya menonton semuanya dibuktikan dengan rasa gemuruh di dalam perutnya. Meskipun ia tidak tahu apa yang akan terjadi, ia merasa kegugupan yang tidak dapat dijelaskan ketika ia bertanya kepada Lu Yanchen dengan hati-hati, "Tuan Muda Lu, apakah Anda ingin minum teh di ruang istirahat?"
Lu Yanchen menjawab dengan acuh tak acuh, "Tidak perlu. Aku hanya mau melihat-lihat dengan santai. Tolong lakukan saja apa yang mau kau lakukan. Anggaplah seolah-olah aku tidak ada di sini."
Suaranya bersih dan lantang, tidak tinggi maupun dalam; tidak hangat atau dingin. Namun, ada sensasi menggetarkan dari nadanya. Segera setelahnya, Bos Lei tertawa kecil—bagaimana mungkin ia berani meganggap seolah-olah Tuan Muda Lu Ke-Empat tidak ada di sini?
Shi Guang, "..."
Ia masih tidak tahu baik apa yang sedang Lu Yanchen coba lakukan maupun apakah ia sebaiknya pergi dari tempat itu atau tetap tinggal untuk menyaksikan bagaimana seluruh keadaan di tempat itu akan berkembang nantinya.