Chereads / Sinarnya yang berkilauan dan menyesakkan / Chapter 61 - Haruskah Saya… Memintanya Berenang Sekali Lagi?

Chapter 61 - Haruskah Saya… Memintanya Berenang Sekali Lagi?

He Xinnuo berenang dengan bagus dan cepat, dengan ketahanan yang setara dengan pelari maraton. Khususnya dalam dua putaran terakhir—ia bahkan mempercepat renangnya secara tiba-tiba, hanya untuk memberikan kesan baik di hadapan Lu Yanchen.

Selama beberapa saat, aula itu senyap, tak terdengar suara apapun kecuali suara percikan air dari He Xinnuo yang sedang berenang.

Lu Yanchen hanya duduk diam.

Tiba-tiba, ia menoleh ke sebelahnya, ke arah Bos Lei. Dengan isyarat anggukan kepala ke arah kursi di sebelahnya, tiga butir kata keluar dari mulut Lu Yanchen, "Silahkan duduk."

Bos Lei terperanjat melihat kebaikan Lu Yanchen.

Rumor mengatakan bahwa Tuan Muda keempat dari keluarga Lu adalah yang paling dingin dan paling menjaga jarak dari semua orang. Melihat sikap ramah dari Lu Yanchen, Bos Lei pun kaget. Perasaan janggal terus menggelayuti pikirannya.

Ia tidak berani menginjakkan kaki di tempat yang sejajar dengan Tuan Muda Lu. Akan tetapi, karena Lu Yanchen sendiri yang memintanya, Bos Lei juga tidak dapat menolak untuk duduk! Ia hanya bisa bergeser dengan cemas dan duduk pelan-pelan.

Akan tetapi, ia hanya sanggup menduduki seujung kursi.

Menengadah, tatapannya tidak sengaja bertemu dengan tatapan Lu Yanchen—kedua matanya terlihat dalam dan kuat, seperti pusaran yang dapat menyedot seseorang masuk ke dalamnya. Bos Lei seketika bangkit, kedua kakinya terasa lemah dan lemas. "Tuan Muda Lu, saya rasa saya lebih terbiasa berdiri… ya, berdiri!"

Lu Yanchen mengisyaratkan dengan tangannya agar Bos Lei kembali duduk. Ia bahkan berkata, "Saya dengar Bos Lei menyukai teh, ya?"

"Saya hanya sedikit tertarik! Tapi saya baru saja menerima Da Hong Pao dari Pegunungan Wuyi hari ini. Saya bahkan belum membukanya! Saya dengar teh jenis itu berasal dari pohon berusia seratus tahun. Sungguh sesuatu yang patut Anda coba, Tuan Muda Lu!" Ia ingin bersikap ramah kepada Lu Yanchen, tapi ia takut terlalu memaksa. Karena itu, ia hanya bertanya dengan hati-hati.

Lu Yanchen tidak menjawab, hanya mengatupkan bibirnya sedikit ke atas, seakan ia tertarik mendengarnya. Sebagai seseorang yang selalu menaruh perhatian terhadap perkataan dan ekspresi orang lain, Bos Lei langsung memahami jawaban Lu Yanchen dan dengan cepat menyuruh seseorang di dekat mereka untuk menyiapkan teh tersebut.

Saat itu, He Xinnuo telah selesai berenang sepanjang 1.500 meter. Seraya keluar dari kolam, ia menyeka air dari wajahnya dan berjalan menghampiri Bos Lei dan Lu Yanchen sambil berseru genit, "Tuan Muda Lu!"

Lu Yanchen menoleh ke arahnya dan bertanya, "Kau sudah selesai?" Ia lalu berbalik menatap Bos Lei, seakan mengisyaratkan 'gara-gara saya mengobrolkan teh denganmu tadi, saya lupa memperhatikan dia.'

Begitu memperhatikan tatapan Lu Yanchen, Bos Lei tertohok, lalu perlahan menyarankan, "Haruskah saya… memintanya berenang sekali lagi?"

Bibir Lu Yanchen membentuk lengkungan. "Ide bagus."

Menghela napas lega, Bos Lei menyuruh He Xinnuo berenang sekali lagi dengan jarak yang sama, 1.500 meter.

Karena baru saja selesai berenang, He Xinnuo masih merasa lelah. Tapi tentu saja, hatinya merasa senang. Akan tetapi, sebelum ia sempat merayakan kesenangan hatinya, perasaannya berubah pahit.

Berenang sekali lagi?

Meski ia tidak ingin melakukannya, ia tidak bisa berkata apa-apa selain menyetujui hal itu. Tak peduli seberapa lelah, ia harus melakukannya. Tak hanya itu, ia juga harus melakukannya dengan senyuman. Ia tidak boleh menunjukkan secuilpun ketidaksukaan, atau Lu Yanchen pasti akan berpikir ia bersikap jelek dan tidak rela berenang untuknya.

Jika Lu Yanchen menginginkan He Xinnuo berenang, pastilah ia merasa He Xinnuo berenang dengan bagus. Setelah selesai menonton, ia pasti akan meminta He Xinnuo untuk menjadi pelatihnya. Begitu He Xinnuo diangkat menjadi pelatih di Keluarga Lu, apa ia masih perlu khawatir tidak akan mendapat tempat di dalam keluarga itu?

Ia harus bertahan melalui hal ini. Begitu selesai melakukannya, ia bisa bermandikan hangatnya cahaya kemenangan!

Wu Xing diam-diam menghampiri He Xinnuo dan bertanya, "Bisakah kau melakukannya?"

Wu Xing sangat mengenal He Xinnuo. Untuk tingkat kesulitan 1.500 meter, sekali saja sudah lebih dari cukup baginya.

"Aku baik-baik saja! Aku masih bisa lanjut berenang." Dengan memasang senyum cerah, He Xinnuo melirik Lu Yanchen dengan sebersit ekspresi malu di wajahnya.

Detik berikutnya, ia menoleh ke arah Shi Guang di sisi lain kolam. Ekspresi di wajah He Xinnuo terlihat sombong bagi Shi Guang, seakan mengingatkan Shi Guang untuk bersiap karena posisinya akan tergantikan.

Shi Guang nyaris tidak mampu menahan tawanya, meski tetap ia tahan. Ia mulai paham bagaimana jalan main Lu Yanchen.