Ponselnya berhenti sebelum kembali berdering.
"Lu Yanchen, l-lepaskan aku… aku harus me-mengangkat teleponnya…!" Karena ia tidak bisa mendorong Lu Yanchen, Shi Guang mulai menyentakkan tubuhnya, mengira ia akan bisa mengguncangkan Lu Yanchen hingga terlepas karena mereka berada di sofa.
Namun semakin ia meronta, semakin erat Lu Yanchen menempel padanya.
Gerakannya yang ceroboh seluruhnya dipusatkan di sekitar tempat fatalnya—di antara gerakan-gerakan lain, Shi Guang bisa merasakan sesuatu yang sekeras batu dan panas di sana.
Pria yang selalu dingin dan kaku itu tiba-tiba memiliki selapis rona merah di wajahnya—itu adalah bukti nyata akan seorang laki-laki yang perasaannya tergugah.
Lu Yanchen berbisik di sebelah telinga Shi Guang, "Cobalah bergerak lagi dan lihatlah apakah aku akan 'membunuh'-mu…."
Suaranya parau sekaligus kasar.