Chereads / Sinarnya yang berkilauan dan menyesakkan / Chapter 22 - Rumah Ini? Aku puas (2)

Chapter 22 - Rumah Ini? Aku puas (2)

Dengan sangat yakin, Shi Guang menyebutkan sebuah nama, "Huo Zhan!"

Huo Zhan adalah bekas tetangga Shi Guang dan sekarang sedang kuliah di luar negeri, tepatnya Perancis. Shi Guang telah berteman lama dengannya selama lebih dari 10 tahun, mereka benar-benar akrab.

Li Fangfei terkikik, "Huo Zhan mengatakan bahwa kau pasti bisa menebaknya. Benar-benar sesuai yang diharapkan! Tapi, jangan khawatir, Shi Guang, aku tidak menceritakan kepadanya apa yang terjadi secara rinci dan membuatnya khawatir. Yang aku ceritakan adalah bahwa kau mengambil pekerjaan melatih renang privat, dengan melakukan program dukungan dana kompetisi, bersamaan juga dengan berlatih untuk tes seleksi. Sehingga, kau sehari-hari pulang sangat larut. Huo Zhan lalu berkata karena rumahnya sekarang kosong, mungkin kau ingin menempatinya sementara. Hanya perlu bayar sewa aja.

"Bayar sewa?" Beberapa tahun belakangan ini, Huo Zhan telah banyak membantu Shi Guang. Tetapi, tak peduli seberapa dekat hubungan persahabatan mereka, Shi Guang bukanlah tipe orang yang akan secara terus menerus merepotkan orang lain.

"Itu benar! Huo Zhan mengatakan jika kau tidak mau membayar sewa, tak perlu repot-repot menempatinya."

Shi Guang terkekeh, "Tentu. Bahkan jika ia tidak mengatakannya, aku sudah bersiap-siap untuk pindah ke sana saja! Karena rumah itu ditinggal kosong begitu saja, sayang sekali! Tapi, katakan juga padanya bahwa aku akan mengganti sandi kunci pintunya. Siapa tahu ia akan kembali suatu hari dan mengejutkanku!"

Li Fangfei membalas, "Ia berkata bahwa kau bisa mengobrak-abrik rumahnya semaumu, tetapi hal yang paling utama ialah kau harus membayar sewa. Uang saku yang ibunya berikan akhir-akhir ini tidak mencukupi kebutuhannya.

"Sepertinya ia menemukan dewi hatinya lagi." Huo Zhan akan kehabisan uang hanya apabila ia sedang jatuh cinta.

"Sepertinya begitu."

...

Rumah Huo Zhan berada di sebuah kawasan antara Water Cube Keluarga Shen dan klub renang.

Shi Guang dulu juga tinggal di rumah ini, jadi ini bukanlah pertama kalinya ia di sini. Dengan tinggal di sini akan benar-benar membantunya menghemat waktu yang lumayan besar. Ia bisa meluangkan waktu setidaknya 3 jam untuk latihan rutin.

Tidak ada banyak rumah di kawasan ini. Sebagian besar merupakan vila dengan hanya satu bangunan di dalamnya. Suasana cukup tenang, damai, dan terpencil. Apartemen itu berada di gedung tunggal, lantai 11. Walau tidak bisa dianggap besar, apartemen itu cukup luas dan terang dengan sebuah teras balkon yang menonjol.

Shi Guang tidak membawa banyak barang, hanya beberapa set pakaian ganti.

Dua hari ini merupakan akhir pekan; sehingga, Shi Guang tidak memberikan pelajaran renang untuk Lu Yanchen. Setelah berlatih di klub, ia akan kembali untuk membersihkan apartemennya sedikit. Dua hari ini cukup membuat Shi Guang santai. Tapi, saat ia memikirkan bagaimana ia harus memberi Lu Yanchen pelajaran di hari berikutnya, ia bisa merasakan kepalanya sakit.

Ia benar-benar berharap Lu Yanchen akan buru-buru meminta penggantian pelatih ke ibunya.

Ada serangkaian suara gedoran pintu yang datang dari atasnya. Shi Guang yang sedang mencunci bajunya terkejut. Setelah mendengar dengan teliti, kedengarannya seperti sesuatu yang amat berat sedang dipindahkan.

Lantai 12 adalah yang tertinggi—sebuah penthouse mewah. Sepertinya tidak ada siapapun yang tinggal di sana sampai sekarang. Dan akhirnya, apartemennya telah menemukan pemiliknya.

Shi Guang melanjutkan kegiatan mencuci bajunya. Setelah selesai, ia mengambil sebuah ember dan menempatkannya di balkon.

Berdiri di balkon, ia bisa dengan mudah melihat jendela bergaya Perancis di lantai 12.

Ia tidak sadar apakah ia berhalusinasi, tapi saat Shi Guang menggantungkan pakaiannya, ia merasa perasaan yang tiba-tiba datang seolah-olah ada sepasang mata yang sedang mengamatinya. Seperti Shi Guang adalah mangsanya.

Namun, perasaan ini langsung cepat menghilang.

Dengan menaikkan kepalanya untuk melihat-lihat, ia melihat lantai 12 gelap. Lampunya bahkan tidak menyala, seolah-olah tidak ada siapapun di rumah itu.

-

Dalam malam yang gelap, seoarang lelaki yang tinggi dan tegap berdiri di depan jendela Perancis dan melalui jendela, ia melihat gadis yang berpakaian piyama dengan rambut yang tak beraturan. Saat ia mengangkat kepalanya, kedua matanya kedip sebentar seolah ia seperti agak terkejut.

Semakin laki-laki ini menatapnya, semakin ia tersesat dalam alam pikirannya sendiri.

Hanya saja setelah itu ponselnya berdering, jadi seketika ia kembali ke kesadarannya. Saambil mengangkat telepon, sebuah suara terdengar dari dalam ponsel, "Bagaimana semuanya, Lu Yanchen? Apakah kau puas dengan rumahnya?"

Lu Yanchen melihat ke bawah, ke Shi Guang yang bersiap masuk ke dalam setelah menjemur pakaiannya sambil mengerutkan bibirnya lagi, "Puas."

Tempat ini? Ia puas sampai mati!

--