Shi Guang kembali melirik ke kolam renang—Lu Yanchen benar-benar menikmati waktu berenangnya. Tapi karena ia tidak terlalu mahir, ia menyebabkan cipratan besar air di mana-mana.
Meski begitu, Lu Yanchen mencipratkannya dengan bahagia.
Tak ada yang bisa menampik bahwa ia adalah anak emas dari Tuhan, yang membawa rupa yang tak tertandingi serta keluarga yang tak perlu dipertanyakan lagi, selain sifat yang seakan menyerupai sekuntum bunga di puncak tertinggi di dunia. Dan tentu saja, hal itu bahkan belum termasuk tubuhnya yang kokoh sempurna, dan kakinya yang panjang dan jenjang, ditambah lekuk tubuhnya yang indah. Kelemahannya hanya ketakutannya akan air dan ketidakmampuannya untuk berenang.
Bagi Shi Guang, ada hal yang janggal mengenai postur tubuhnya, jadi ia hanya bisa tertawa. Kebetulan, Lu Yanchen menyeruak naik dari petualangannya di dalam air, dan melihat tawa itu.