Jadi itu kekhawatiranmu yang sebenarnya, Kak? Pikir Xiang Wan.
Bai Lu sekarang memahami hubungan Xiang Wan dan Bai Muchuan. Namun, ibunya masih saja menanyakan hal itu sambil mengetahui jawabannya.
Jadi, mereka ingin mempermalukannya?
Xiang Wan sebenarnya merasa sedikit malu.
Namun, akhir-akhir ini Xiang Wan merasa jauh lebih kuat. Bibirnya menyeringai, dan berpura-pura tidak mendengar apapun.
Pertanyaan itu ditujukan untuk Bai Muchuan, bukan Xiang Wan. Dia disini hanya untuk menerima kompensasi dari orang tua anak manja itu.
Bai Muchuan menaikkan alisnya saat dia melihat wajah Xiang Wan yang terlihat tenang. Bai Muchuan perlahan menarik tangan yang dia masukkan di kantong celananya, menyisir rambutnya, dan duduk di sofa. Lalu, Bai Muchuan meminta Pengasuh Li mengambil air untuk semua orang.
"Kak, kamu secara khusus datang kesini dari ibukota, hanya untuk masalah ini?" Bai Muchuan langsung menatap Bai Musi.
Bai Muchuan tidak mengakui ataupun menyangkal; pada dasarnya, ini adalah gaya Bai Muchuan.
Bai Musi hanya memiliki satu anak perempuan – Bai Lu. Bai Musi bercerai dengan suaminya saat Bai Lu masih sangat kecil. Karena itu, dia merasa telah berhutang keluarga yang lengkap pada putrinya. Bai Musi memanjakan Bai Lu sejak saat itu, dan tidak akan tahan melihat putrinya menderita ketidakadilan sekecil apapun.
Mendengar hal itu, Bai Musi mengerutkan alisnya. "Karena dia bukan pacarmu... Kenapa kamu berpihak padanya, dan membiarkannya menggertak Lulu seperti itu?"
Menggertak? Siapa pelaku intimidasi yang sebenarnya?
Xiang Wan merasa hatinya terkoyak. Dia tidak tahu apakah karena penolakan Bai Muchuan terhadap hubungan itu, atau karena tuduhan Bai Musi. Xiang Wan merasa sangat tidak senang.
"Permisi, tante." Xiang Wan membusungkan dada dan sedikit mengangkat dagunya, bersiap untuk bertarung dengan kata-kata. "Bisakah kamu mencari fakta dengan jelas sebelum menuduh seseorang?"
Tante? Pada saat itu juga, tampak kerutan yang terbentuk di wajah Bai Musi yang halus dan terawat.
Bai Musi menoleh pada Xiang Wan dengan tatapan yang tidak bersahabat. "Siapa yang kamu panggil?"
Xiang Wan tersenyum dengan lembut dan menenangkan. "Dalam rumah ini, siapa yang layak mendapat panggilan terhormat itu selain dirimu?"
Bai Musi merasa tercekik, lalu dia berkata, "Apakah kamu tidak berpendidikan?"
"Apakah memakai panggilan kehormatan tidak dianggap berpendidikan?"
Xiang Wan adalah seorang penulis yang memiliki tempramen yang baik, tapi ketika harus bercekcok, dia tidak pernah takut.
Xiang Wan bersiap 'mencari' beberapa komentar sarkastik di kepalanya, tapi dia dihentikan oleh tatapan Bai Muchuan.
Bai Muchuan berbicara pada Pengasuh Li dengan nada santai, "Beritahu kami apa yang terjadi pada hari itu."
"Baik, Tuan Muda Bai." Pengasuh Li sudah cukup lama mendengarkan mereka, dia mendekat sambil merasa gugup dan gelisah. Pengasuh Li akhirnya tersenyum seperti pembawa kedamaian, namun, dia ragu untuk berbicara ketika disela oleh Bai Musi.
"Aku tak perlu tahu tentang itu!"
"..."
"Itu tidak penting!" Bai Musi merengut dengan nada rendah, sambil memberi tatapan tidak setuju pada Xiang Wan.
"Aku hanya ingin bertanya pada nona muda ini! Dengan memakai isu kompensasi, kamu tinggal di rumah Chuanzi tanpa rasa malu, apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?! Apa kamu bersiap ingin menguasai Chuanzi mulai saat ini dan seterusnya? Nona, bisakah kamu memperlakukan diri sendiri dengan terhormat dan memperhatikan perilaku anda?!"
Astaga!
Xiang Wan tidak pernah merasa dihina seperti ini dalam hidupnya.
Kedua pipinya memerah karena amarah – pada saat itu, sifat baiknya selama 26 tahun sudah jatuh ke tangan anjing.
"Tante, tidak masalah jika ada seseorang yang buta, tapi, kalau kamu tidak berperilaku baik, hidupmu selama bertahun-tahun akan sia-sia! Pertama, aku tinggal di rumah Detektif Bai karena urusan resmi, dan Detektif Bai yang mendesakku untuk datang."
Xiang Wan melirik Bai Muchuan sebagai tanda untuk mengkonfirmasi kata-katanya.
Saat itu, Bai Lu menundukkan kepala.
Sudah jelas, dia telah berbohong pada ibunya...
Sayang sekali bagi Bai Lu, pamannya juga tidak bermaksud untuk membantunya berbohong...
"Hm," Bai Muchuan mengakui sambil menyipitkan matanya. "Ini tidak ada hubungannya dengan kerusakan laptop."
"Dengar itu?" Hati Xiang Wan terasa hangat, dan dia berbicara pada Bai Musi dengan lebih percaya diri, "Kedua, kompensasi harus dibayar setelah merusak barang orang lain! Orang tua yang tidak siap memberi kompensasi harus memperlakukan diri dengan bermartabat, dan memperhatikan tindakanmu sendiri! Tidak heran putri kecilmu bisa melakukan hal-hal picik, tongkat yang bengkok akan memiliki bayangan yang bengkok juga. Anak perempuan sama saja dengan ibunya!"
"..."
Bai Musi sangat marah hingga berdiri dari sofa.
Sambil memegang ponsel, Bai Musi bertanya dengan getir, "Alipay atau WeChat Pay? Butuh berapa banyak uang? Katakan padaku."
Xiang Wan memberi senyuman yang santai. "Uang tunai. Dua puluh ribu yuan."
Tangan Bai Musi terhenti di udara, dia sekarang menggerutu penuh amarah.
"Nona, kamu memerasku?!"
"Tante, laptopku sangat mahal, begitu juga baju tidurku. Jumlah 20,000 belum termasuk kerusakan emosional, dan sudah sangat murah karena Detektif Bai. Jangan biarkan dirimu dipandang rendah karena 20,000 yuan ini! Putrimu memberitahuku sebelumnya, bahwa satu hal yang tak pernah kurang dalam keluargamu adalah uang!"
Bai Musi merasa marah bukan karena 20,000 yuan! Tapi karena Xiang Wan meminta uang tunai!
Mustahil bagi Bai Musi untuk membawa 20,000 yuan dengannya.
Bai Musi dengan tegas percaya kalau Xiang Wan sedang menjebaknya, dan dia menoleh pada Bai Muchuan sambil merasa marah.
Baru kemudian Bai Musi tersadar, jika kedua mata Bai Muchuan sedang tersenyum berseri-seri.
"Chuanzi!" Bai Musi menggertakkan giginya. "Bagaimana menurutmu?"
"Aku?" Bai Muchuan seperti orang luar yang terlihat kebingungan. Dia mengangguk dengan penuh pertimbangan. "Akan lebih baik jika kita menyelesaikan ini secara pribadi, dan untuk menghindari rusaknya keharmonisan di antara kita. Dua puluh ribu yuan? Cukup adil."
"Hah!" Tiba-tiba Bai Musi tertawa sambil menatap Bai Muchuan. "Aku paham sekarang. Kamu tidak menganggapku dan keponakanmu sebagai keluarga, kamu bahkan sampai tak mempertimbangkan keluarga Bai... Baiklah, seharusnya aku tidak datang. Lulu, ayo pergi!"
Bai Musi terlihat sangat marah sampai dia tertawa, kata-katanya itu membuat Xiang Wan kebingungan.
Xiang Wan bisa mengerti jika mungkin Bai Muchuan tidak menganggap kakak perempuannya. Tapi... apa maksudnya Bai Muchuan tidak mempertimbangkan keluarga Bai dalam hal ini?
Di ruang tamu, suasananya tampak terhenti.
Melihat ibunya yang sedang marah pada pamannya sendiri, Bai Lu mulai menangis dan melihat Bai Musi sambil merasa tak berdaya.
"Ibu, aku tidak ingin pergi... Aku tidak pergi! Aku ingin disini bersama paman..."
Kedua mata Bai Musi membara melihat tindakan putrinya yang telah mengecewakannya.
"Ayo pergi! Dasar memalukan!"
"Aku tidak pergi!" Bai Lu menyingkirkan tangan ibunya dan melangkah mundur. Kedua matanya tampak mirip dengan sepasang mata kelinci merah yang berekspresi getir, dan sedikit cemberut. "Ibu... berikan saja kompensasi! Lagipula, itu hanya 20,000 yuan... kita tidak kekurangan uang!"
Xiang Wan sedikit menaikkan dagunya; dia benar-benar merasa ingin tertawa.
Keponakan itu sangat menyukai pamannya, sampai dia tidak peduli dengan harga dirinya sendiri?
Bai Musi jelas melihat fakta itu juga. Dia melotot marah pada putrinya, sebelum menoleh pada Xiang Wan.
"Berikan aku nomor rekening bankmu, aku akan mentransfer uangnya."
Xiang Wan tersenyum polos. "Orang miskin sepertiku tidak punya kartu bank. Hanya bisa menerima uang tunai."
Saat itu pukul satu dini hari, dan Xiang Wan hanya meminta uang tunai saja. Di mata Bai Musi, ini sudah kelewatan.
Bai Musi sangat membenci Xiang Wan.
Xiang Wan juga tak menyukai Bai Musi, jadi, dia bersikeras meminta uang tunai.
"Tante, sebenarnya aku orang yang sangat baik. Kamu tidak perlu sekhawatir itu, aku bisa memberimu satu jam untuk menyiapkan jumlahnya."
"Haha!" Bai Musi mengejeknya. "Kamu benar-benar tangguh! Aku terlalu meremehkanmu!"
Bai Musi berbalik dan berjalan menuju pintu sambil membawa tasnya. Kelihatannya, dia akan segera mengambil uang.
Bai Lu merasa ragu sesaat. Dia mengintip ke arah Bai Muchuan yang sedang menarik wajahnya, dan tahu kalau paman itu sedang tidak senang dengan dirinya. Bai Lu pun mendengus, memanggil ibunya, dan mengikutinya keluar dari rumah.
Di ruang tamu sekarang, hanya tertinggal Pengasuh Li yang sedang gelisah, serta Xiang Wan dan Bai Muchuan.
"Sejujurnya," Xiang Wan memberi komentar tanpa bersikap sopan pada Bai Muchuan, "Aku tidak ingin memaksa kakakmu seperti itu, tapi kata-katanya terlalu menyakitkan. Untuk orang yang lajang sepertiku, aku paling tidak suka kalau orang lain berbicara sembrono, yang menuduhku menempel pada pria..."
"Tidak perlu dijelaskan! Aku sudah mengerti."
"..."
Bai Muchuan bilang dia mengerti, tapi ekspresinya tidak terlihat seperti itu?
Tiba-tiba, Xiang Wan teringat pada suatu malam – saat Xiang Wan menelepon Bai Muchuan, meminta 'menempatkannya' semalaman karena takut, dan wajah Xiang Wan pun mulai memerah.
"Setelah mendapatkan uangya, aku akan pergi!"
Bai Muchuan memandang Xiang Wan dengan santai saat dia merentangkan kaki panjangnya, tampak menikmati saat yang damai dan santai ini. "Tidak perlu, kamu tetap disini." Ucapnya, merasa tidak peduli. "Dia saja yang pergi."
Xiang Wan: "..."
Apa maksud Bai Muchuan?
Jadi, Xiang Wan benar-benar sedang dimanfaatkan?
Hanya untuk berurusan dengan kakak perempuannya?
"Pengasuh Li, siapkan makan malam untuk mendinginkan kakakku."
Bai Muchuan memberikan perintah lagi.
Dan hal itu membuat Xiang Wan semakin bingung.
"Sebenarnya, kamu berpihak pada siapa?" Xiang Wan berbisik setelah melihat Pengasuh Li meninggalkan ruang tamu. "Apakah kamu... sedang ada konflik dengan kakakmu?"
Bai Muchuan menyipitkan kedua matanya, lalu berkata, "Aku seorang detektif."
Bai Muchuan seorang detektif, jadi, dia berpihak pada alasan? Dan bukan hubungan kerabat?
Heheh! Entah kenapa, Xiang Wan merasa bukan itu urusannya, tapi dia terlalu malas untuk membantah hal itu.
"Dan disini aku berpikiran kalau kamu bukan anak kandung dari keluarga Bai. Karena kamu berurusan dengan mereka seperti itu."
Bai Muchuan menutup kedua matanya.
Saat Xiang Wan tidak mendengar jawaban apapun, dia menyadari kalau Bai Muchuan telah menutup matanya.
Mungkin Bai Muchuan terlalu lelah, bahkan kelopak matanya tidak bergerak seolah dia sudah tidur.
...
Bai Muchuan sudah bekerja sangat keras setelah kasus 720 terjadi.
...
Hm. Tidurlah dengan nyenyak.
...
Xiang Wan duduk dan menunggu.
Bai Musi kembali dalam waktu tak lebih dari setengah jam.
Bai Musi melemparkan uang tunai 20,000 yuan ke meja kopi di depan Xiang Wan tanpa meliriknya. Dia hanya menatap Bai Muchuan dengan sungguh-sungguh.
"Sebelumnya, aku tidak tahu kenapa kamu harus datang ke Kota Jin. Tempat yang sangat terpencil dan dipenuhi orang-orang nakal... Apa yang menarik bagimu? Tapi sekarang, aku mengerti..."
"Kak!" Bai Muchuan menyela kalimatnya, tatapannya tampak tajam dan jelas, benar-benar tidak seperti orang yang sudah tertidur.
"Kepindahanku sudah diatur oleh organisasi."
"Hah!" Bai Musi duduk, terlihat tak berniat untuk pergi.
Namun, entah itu nada bicara, suasana hati, atau ekspresi – Bai Musi tampak lebih santai dibandingkan sebelum dia pergi menarik uang.
"Laoer, aku melihatmu tumbuh dewasa, bagaimana aku tidak memahamimu? Kelihatannya... Kamu belum menyerah pada kasus beberapa tahun yang lalu."
Lapisan kabut terbentuk di kedua mata Bai Muchuan.
Bai Muchuan bangkit dari sofa dengan santai, wajahnya yang tampan terlihat sedikit suram.
"Kak, ini sudah larut. Jika kamu akan bermalam disini, berbagi kamar saja dengan Bai Lu. Dan, kamu harus mengajarinya berperilaku baik. Ini bukan kediaman keluarga Bai yang ada di ibukota. Kalau kamu tidak mendidiknya, cepat atau lambat, orang lain pasti akan melakukannya untukmu!"
Bai Muchuan lalu bersiap untuk naik ketika dia melihat Xiang Wan yang tidak bergerak.
Bai Muchuan berbalik dan bertanya, "Kamu tidak perlu menulis pembaruan chapter untuk besok pagi?"
Xiang Wan: "..."
Bukankah mereka sedang membicarakan kasus beberapa tahun yang lalu?
Xiang Wan bahkan sudah menajamkan pendengarannya, tapi, Bai Muchuan malah mengingatkannya untuk membarui novelnya sendiri?
...