Chereads / Lahirnya kembali sang bintang / Chapter 32 - Bunga Mawar Kristal

Chapter 32 - Bunga Mawar Kristal

Xia Ling membuka kotak itu. Di atas alas sutra hitam yang mewah, terletak sebuah mawar kristal. Kristal tersebut berasal dari Wina, Austria. Kelopak-kelopak bunga yang indah bermekaran membentuk lapisan. Warnanya sangat cantik, terlihat bahwa mawar itu dibuat dengan cara yang sungguh istimewa. Setiap irisan dibentuk dengan sempurna. Pantulan cahaya matahari dari jendela kaca besar mengenai mawar merah yang dipetik dengan elegan. Tampak seperti ada air yang mengalir di dalamnya - sangat indah dan tak tersentuh.

"Ini adalah hadiah pribadi dari Direktur Pei," kata Chu Chen.

Xia Ling tahu persis apa arti memberinya mawar.

Kekosongan dan ketakutan memenuhi hatinya. Ia baru saja dibunuh beberapa bulan yang lalu, tubuhnya pun masih hangat, dan Pei Ziheng sudah mencari kekasih baru untuk menggantikannya? Ha, apakah cinta setianya untuk Pei Ziheng selama lebih dari satu dekade itu berharga bagi Pei Ziheng? Seluruh rasa sakit, penolakan dan pertengkaran yang terjadi ketika kekasihnya mengumumkan pertunangannya dengan Wang Jingwan… Apakah artinya?

Tanpa Wang Jingwan pun, pasti akan ada Li Jingwan atau Ye Jingwan lainnya.

Pei Ziheng tidak akan pernah kekurangan wanita untuk dipilih selama ia menginginkan mereka.

Hanya Xia Ling yang begitu naif karena percaya kisah dongeng...bahwa dunia hanya milik mereka berdua selamanya.

Waktu sungguh kejam. Hati manusia jauh lebih kejam.

Mawar merah kristal terletak di dalam kotak sutra hitam, keindahannya cukup menyilaukan. Xia Ling menutup kotak tersebut dan mendorongnya kembali pada Chu Chen, sambil berkata, "Tuan Chu, aku mohon maaf. Aku tidak bisa menerima hadiah ini."

Chu Chen tidak terkejut. "Apakah ini karena Wei Shaoyin? Jangan khawatir, bisa diselesaikan dengan mudah." Ia menimpali.

Xia Ling sedikit terkejut melihat tatapan bermakna di balik matanya. Ia menyadari bahwa Chu Chen telah salah paham. Ini mungkin karena cara Wei Shaoyin memperhatikannya selama acara musik akhir tahun, sehingga Chu Chen membuat kesimpulan yang salah.

Nada suara Xia Ling berubah menjadi ketus ketika berkata, "Tidak ada hubungannya dengan Wei Shaoyin. Tidak semua orang sekotor ini."

"Menurutmu ini kotor?" Chu Chen tertawa sambil melanjutkan, "Nona Ye, bukan, Gadis Ingusan ... Kau benar-benar susah dimengerti. Kau tahun ini hanya berumur 16, atau mungkin 17 tahun? Apa yang kau tahu tentang sisi buruk dunia? Mari ku jelaskan, diperhatikan oleh Direktur Pei adalah sesuatu yang hanya bisa diimpikan oleh banyak orang. Ini dapat melejitkanmu langsung ke atas, tidak mengertikah kau?"

Tentu saja ia mengerti. Ia mengerti lebih jelas daripada siapa pun.

Ia hanyalah seorang anak yatim piatu yang miskin, tidak berbeda dengan butiran debu. Bagaimana ia bisa menjadi bintang besar yang disembah seluruh dunia? Xia Ling kecil yang dulu rela dicaci-maki orang lain hanya untuk menikmati sebutir permen. Bagaimana ia bisa menjadi sosok yang dipuja banyak orang?

Setiap kejadian terukir jelas dalam benak Xia Ling.

Namun, ia jauh lebih paham tentang harga yang harus ia bayar untuk mendapat perlakuan ini.

Ia menatap tajam Chu Chen seraya berkata, "Tuan Chu, tolong jangan buang waktu. Tawaran ini ... Saya akan menolaknya dengan sopan."

Kemarahan tersirat di mata Chu Chen saat ia membalas tatapan Xia Ling sejenak, lalu menjawab, "Ye Xingling, kau mungkin mau mempertimbangkan lagi selagi aku masih bersikap ramah." Ia punya banyak cara untuk mendapatkan keinginannya. Inilah sebabnya mengapa Pei Ziheng memilihnya untuk menjadi manajer Xia Ling. Apapun masalah yang Xia Ling alami, ia selalu punya cara untuk menyelesaikan dan memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai yang diinginkan.

Xia Ling dulu sangat kagum dengan kemampuannya, tapi sekarang yang ia rasakan hanya rasa tidak aman.

Tanpa sadar, Xia Ling mengepalkan jari-jarinya, tangannya semakin mencengkeram erat gelas di atas meja. Ia berkata, "Chu Chen, apa yang kau ingin lakukan? Jangan lupa, bos besar Skyart Entertainment adalah Li Lei. Dia tidak akan membiarkanmu begitu saja." Ia secara tidak sadar menggunakan posisi Li Lei, dengan harapan akan membuat Chu Chen takut dan mundur. Namun, ia tidak menaruh harapan besar kalau caranya akan berhasil. Jika Chu Chen begitu gampang takut, bagaimana mungkin ia mendapatkan jabatannya di industri hiburan?

Seperti yang telah diduga, Chu Chen hanya tersenyum.

"Jangan bergurau, Ye Xingling." Ia berkata, "Jika kau benar-benar orangnya Wei Shaoyin, Li Lei mungkin akan membantumu untuk menghargai manajer kesayangannya. Tapi kau sendiri yang mengatakan bahwa kau tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan Wei Shaoyin. Lalu, mengapa bos besar Li membantumu? Meskipun memiliki semua uang dan kekuasaan di dunia, dia tidak akan begitu peduli dengan urusan pribadi seorang trainee, bukan? "

Ia ingin memberitahu Chu Chen bahwa Li Lei begitu bebas sehingga ia ingin membayar Xia Ling untuk "jasanya". Bukankah Li Lei akan peduli?

Namun, akhirnya ia dengan pasrah menyadari bahwa Chu Chen benar. Mengapa bos besar Li membantunya? Xia Ling tidak menyetujui permintaannya, dan jika Xia Ling tidak malu untuk memohon bantuan padanya, bukankah itu sama saja mencari cacian? Tetapi, ia tidak bisa mundur. "Manajer Chu," Xia Ling menatapnya dan berkata, "Berapa kali pun kau bertanya, jawabanku tetap sama. Aku menolak tawaran ini."

Chu Chen tidak lagi mencoba membujuknya.

Ia lalu mengeluarkan uang untuk membayar tagihan kafe. Ia membanting uang itu di atas meja, berdiri dan berkata, "Semoga kau berhasil, Ye Xingling."

Di luar kaca besar jendela, matahari terbenam sedikit demi sedikit. Xia Ling memperhatikan Chu Chen berjalan pergi, lalu ia perlahan menghabiskan minumnya yang telah lama dingin dalam keheningan. Ia pergi tanpa menyentuh mawar kristal yang ditinggalkan Chu Chen.

Ia kembali ke kamp pelatihan. Keesokan harinya hanyalah hari biasa.

Ia bangun, mandi, dan mengenakan satu set busana tari yang bersih. Ia latihan seperti biasa. Di studio tari, suasananya masih sama - pelatih dengan tegas mengajar kelas-kelas, para trainee berkeringat dan berlatih sekuat tenaga... Semuanya sederhana dan menyenangkan. Pada saat itu, ia merasa pertemuannya dengan Pei Ziheng dan Chu Chen hanyalah halusinasi.

Ia kembali ke asrama setelah seharian berlatih.

Ketika membuka pintu, ia melihat sesuatu di atas ranjangnya. Sebuah kotak persegi panjang yang sangat menawan sudah setengah terbuka. Di dalamnya terdapat alas sutra hitam dengan mawar kristal dari Wina. Bunga yang berwarna merah darah itu begitu berkilau.

Hawa dingin merasuki tubuh Xia Ling saat memandangnya.

Teman sekamarnya, Lan Lan, berjalan di belakangnya dengan mengenakan handuk mandi. Sambil mengusap rambutnya yang basah kuyup dengan handuk, ia bertanya, "Xingling, bukankah kau mau mandi?" Setelah melihat Xia Ling tetap bergeming, Lan Lan mengikuti tatapan Xia Ling yang menuju ke arah mawar itu. "Kau melihatnya? Aku tidak tahu pengagummu yang mana yang mengirimkan. Aku ada di asrama seharian dan hanya pergi siang tadi untuk makan, dan benda ini sudah muncul di tempat tidurmu." Lan Lan menatap mawar kristal itu lagi, matanya sarat dengan rasa iri.

Dua teman sekamarnya juga ikut berkerumun lalu menanggapi, "Ya! Aku bahkan sudah bertanya pada pengurus dan orang-orang di asrama sebelah. Tak satupun melihat siapa yang masuk. Benar-benar aneh."

Mawar itu diam-diam memancarkan kilauan dingin yang tidak alami.

Teman-teman sekamar Xia Ling terus menyahut. "Mawar ini begitu cantik. Kristalnya terlihat mahal sekali. Aku penasaran siapa yang punya uang begitu banyak untuk dihamburkan begitu saja... orang itu bahkan tidak meninggalkan nama."

Xia Ling tidak punya waktu untuk memedulikan mereka. Ia hanya menatap mawar dalam diam, seperti sedang menatap hantu. Ketika meninggalkan kafe kemarin, ia jelas-jelas meninggalkannya di atas meja. Bagaimana mungkin mawar ini muncul begitu saja di ranjangnya hari ini, tanpa seorang pun yang tahu?!

Ini adalah Skyart Entertainment. Meskipun hanya kamp pelatihan kecil, tapi keamanannya masih sangat ketat.

Chu Chen, bukan, ia seharusnya menyebut Pei Ziheng ... Jika Pei Ziheng ingin melakukan apapun di sini, sama saja seperti memasuki tanah yang tidak dijaga.

Sekarang, Xia Ling mengerti satu hal. Pei Ziheng tidak akan mudah menyerah. Mawar kristal yang indah dan dingin ini adalah caranya menunjukkan bahwa dia tidak menerima penolakan… dan juga peringatan tersembunyi.

*** * ***