Paladin, Ray Starling
Gedung opera dan sejenisnya memiliki hal yang disebut "boxes" atau "loges." Setengah terbuka, setengah tertutup, dan tertempel di dinding, itu adalah tempat duduk mewah yang memberikan sudut pandang terbaik dari panggung.
Tempat duduk kami di arena pusat sangat mirip dengan hal itu, tapi tidak sepenuhnya mirip. Tempat itu tertutup, tapi dinding yang menghadap ke arah panggung terbuat dari kaca, sehingga tidak menghalangi tampilan pertarungan.
Tempat duduk biasa di arena sama seperti yang ada di stadion sepak bola. Jalan yang menghubungkan tempat duduk dengan bangku penonton semuanya terbuat bebatuan, sementara tempat duduk kami mempunyai karpet yang tergelar di atasnya lengkap dengan kursi antik yang terlihat mewah—tentu saja antik dilihat dari sudut pandang dunia ini.
Ada jarak yang cukup lebar antar kursi yang ada di sini, memberikan kami pilihan untuk mengabaikan pertarungan keras yang terjadi di bawah dan hanya bersantai di sini. Dan karena di sini juga terdapat AC, tingkat kenyamanannya menjadi benar-benar sempurna.
Njir, ini mewah, pikirku. Aku bisa memahami kenapa tempat duduk di sini bisa berharga 100,000 lir. Tentu saja, ini sama saja seperti menghabiskan 1,000,000 yen untuk menonton pertandingan olahraga di dunia nyata, yang tentu saja tidak akan pernah kulakukan.
"Untuk seseorang dengan uang 60,000,000 lir di dompetnya, kau benar-benar pelit," kata Nemesis.
Memiliki uang bukan berarti aku bisa menghabiskannya dengan sembarangan.
"Gacha."
"Guahh…" Aku mengerang, tidak dapat membalas perkataannya.
… T-Tapi gacha memiliki daya tarik yang tidak bisa kulawan, dan…
"Ray, kau tidak menonton pertandingannya?" Tanya Marie, yang duduk di sampingku.
"Oh, ya, aku menontonnya," Aku menjawab dan mengalihkan pandanganku ke arah panggung.
Meski begitu, aku menyempatkan diri untuk sekali lagi memeriksa sekeliling kami. Orang yang ada di sini adalah Aku, Nemesis, Rook, Baby, dan Marie.
Karena Nemesis dan Baby adalah Embryo, mereka berdua bisa masuk ke sini dengan gratis. Namun, sebelumnya aku tidak mengetahui hal itu, jadi aku mencoba masuk setelah membuat Nemesis masuk ke dalam tato di tanganku.
"Ini bukan sesuatu yang ingin kukatakan, tapi aku merasa seperti anjing yang hendak di bawa menggunakan sebuah kardus," kata Nemesis.
Apa-apaan cara pembandingan itu?
"Oh, benar, kau lah anjingnya di sini." Lanjutnya.
"Bisakah kau berhenti mengungkit kejadian yang ingin kulupakan?!"
Telinga anjing itu telah menghilang tadi pagi, dan aku juga ingin membuatnya hilang dari ingatanku!
"Telinga itu terlihat cocok denganmu, sih," kata Nemesis.
… Ya, terserah.
Pokoknya, hanya kami berlima yang ada di sini. Kakakku, orang terakhir, saat ini masih belum sampai.
Apakah dia mampir ke toko atau sejenisnya? Pikirku. Oh, baiklah. Aku hanya perlu menunggunya sambil menonton pertandingan.
Terdapat event pembuka yang sedang berlangsung di medan pertarungan dibawah. Itu adalah kesempatan bagus bagiku untuk memahami bagaimana sistem duel bekerja.
Pertama, setelah orang berdiri di panggung, mereka mengatur dan menyetujui persyaratan pertarungan. Lalu, mereka mengaktifkan barrier spesial duel city dan mulai bertarung.
Di dalam barrier, setiap luka yang diterima, termasuk yang fatal dan death penalti yang di alami player, akan menghilang setelah pertarungan selesai. Hal itu membuatmu bisa melakukan pertarungan mati-matian tetapi aman di sana.
Keamanan para penonton juga dipertimbangkan. Ada banyak lapisan barrier yang memisahkan para penonton dan petarung, dan hanya suara, cahaya, dan semangat petarung yang dapat menembusnya.
Tentu saja, cahaya berbahaya seperti laser atau suara berbahaya seperti ledakan suara penghancur juga di blok. Meskipun sepertinya, player di bawah level 50—sepertiku—dapat menerobos barrier itu dengan mudah, yang menjadikan alasan kenapa diriku tidak dapat berpartisipasi dalam duel saat ini.
Juga, tempat duduk kami di lengkapi dengan berbagai macam peralatan. Contohnya, terdapat beberapa monitor yang dilengkapi sihir penglihatan, yang membuat kami bisa menonton pertarungan dari berbagai sudut. Suara pertarungan juga terdengar di sini, termasuk hal yang dikatakan oleh petarung dan nama dari skill yang mereka gunakan. Semua itu menjadikan ini sebagai pengalaman menonton yang sederhana dan nyaman.
Tempat duduk seperti ini biasanya digunakan oleh para tian yang kaya, pedagang, dan Master yang ingin menganalisis petarung yang ada di panggung.
"Tapi kebanyakan hanya datang untuk menikmati duel, kan?" kataku pada diri sendiri.
Karena tidak ada satu nyawapun yang berada dalam bahaya, ada banyak orang yang mengikuti duel. Itu adalah kegiatan populer di antara para petarung, baik Master maupun tian. Namun, pertunjukkan utama di arena adalah pertarungan antar Master, dan setelah melihat pertarungan yang ada di hadapanku, Aku sepenuhnya dapat memahami alasannya. Sederhananya itu berada di level yang berbeda.
"Hhaaahhhh!" teriak salah satu Master yang bertarung di hadapanku.
Dia adalah seorang gadis berpakaian gothic dengan sayap hitam yang mirip dengan malaikat jatuh tumbuh di punggungnya dan mengayunkan sebuah longsword berwarna hitam, dan dia terbang bebas di area dalam barrier sambil meninggalkan bulu hitam di sekitarnya.
"Blackwing Orchestra!"
Setiap dan seluruh bulu yang bertebaran di sana-sini mengeluarkan pedang angin berwarna hitam pekat. Mereka membentuk sebuah bilah gelap yang terbuat dari angin saat mengelilingi musuhnya, penuh dengan keinginan untuk mencincangnya.
Namun, lawannya, seorang gadis yang memakai sebuah topi bajak laut dan mengayunkan sebuah kapak besar berwarna emas kesana-kemari dengan mudahnya, menggenggam senjatanya dengan erat dan menghantamkannya ke lantai panggung yang terbuat dari batu.
"World Reversal Waterfall!"
Sesaat kemudian, permukaan panggung yang terlihat kosong mengeluarkan aliran air dalam jumlah besar yang memiliki kekuatan lebih besar dari banjir bandang.
Aliran yang mengelilingi gadis itu sesuai dengan namanya adalah sebuah air terjun yang terbalik. Hal itu membuat pedang angin hitam yang ada di sekelilingnya lenyap tak berbekas.
Tapi, tepat pada saat itu, gadis bersayap hitam menerobos celah air terjun yang disebabkan oleh hantaman antara air dan pedang angin, dan menebas tepat ke arah gadis bajak laut, yang kapak-nya masih tertancap di lantai panggung.
Gadis bajak laut itu menggunakan bracer yang ada di tangan kirinya untuk menangkis serangan itu, tapi itu saja tidak cukup. Serangan itu tetap saja menembus bracer-nya dan melukainya. Tapi di saat bersamaan, gadis gothic yang menyerangnya membungkukkan tubuhnya karena terluka.
Tepat pada saat gadis bajak laut itu mengangkat tangan kirinya untuk melindungi diri, dia menggunakan titik buta yang disebabkan oleh serangan musuh untuk melancarkan sebuah skill ofensif menggunakan tangan kanannya, menciptakan sebuah bola air yang mengenai gadis gothic itu tepat di perutnya.
Gadis bersayap itu segera melompat ke belakang, dan kapak milik gadis bajak laut menebas angin tepat di tempatnya berdiri sebelumnya. Gadis bajak laut itu mungkin berencana untuk memanfaatkan rusaknya postur gadis gothic itu, tapi hal itu tidak berhasil.
Kedua gadis itu menjauh, menciptakan jarak cukup jauh di antara mereka, lalu saling memandang satu sama lain, memperkirakan pergerakan musuh, dan kembali saling serang.
"Sial, mereka hebat," kataku. Aku jauh berada di bawah level mereka, bukan hanya dalam hal stats dasar, tetapi juga skill bermain. "Tapi aku dapat melihat mereka."
Itu aneh karena Marie telah mengatakan kepadaku kalau AGI dapat membuat seseorang bergerak sangat cepat.
"Oh, itu karena aliran waktu yang ada di dalam barrier diperlambat," kata Marie. "Dari sudut pandang para petarung, mereka bergerak pada kecepatan asli mereka, sementara kita sebagai penonton melihatnya dalam kecepatan yang membuat kita dapat dengan mudah mengamati apa yang terjadi. Hal ini juga mempunyai batas, sih."
"Yah, itu berguna," kataku.
"Memang," angguk Marie. "Itu adalah cara kerja jika dilihat dari sudut pandang player. Tapi menurut cerita game, ini adalah sebuah teknologi yang hilang dari peradaban kuno."
Jadi arena ini sendiri adalah hal yang sama dengan Silver, huh? Pikirku.
"Aku akan menambahkan satu hal," kata Marie. "Jika mereka bertarung dengan kecepatan asli mereka, maka hanya ada kurang dari 10% penonton yang dapat melihat apa yang terjadi."
Yah, itu cukup untuk menggambarkan seberapa cepat pertarungan mereka.
"Mereka adalah Juliet sang 'Black Raven' dan Chelsea sang 'Vagrant Golden Sea.' Mereka berdua adalah Master yang sangat berpengalaman dengan Embryo yang sudah mencapai bentuk ke-enam. Mereka juga masuk dalam duel ranking Altar. Juliet berada di peringkat empat, sementara Chelsea berada di peringkat delapan."
Itu masuk akal, mengingat seberapa bagus mereka bertarung.
"Kurasa aku melihat gadis bertopi bajak laut itu saat kita sedang makan kue di café," kata Nemesis.
Sekarang kalau dipikir-pikir, ya, dia mungkin memang ada di sana, pikirku.
Nemesis berbalik ke arah Marie. "Apakah 'Black Raven' dan 'Vagrant Golden Sea' adalah julukan mereka?"
"Ya," angguk Marie. "Sementara untuk job, yah, Juliet adalah Fallen Knight—Superior Job turunan dark knight yang merupakan subgroup dari knight grouping—sementara Chelsea adalah Great Pirate—sebuah high-rank job turunan pirate grouping."
Oh, Black Raven berada dalam knight grouping? Pikirku. Aku tidak yakin apakah itu membuatku merasakan kecocokan dengannya. Maksudku, equipment-nya terlihat sangat menakutkan…
"Aku sangat ragu apakah gadis itu mau mendengar hal itu darimu, dari semua orang," komentar Nemesis.
Apa yang kau maksud?
"Ngomong-ngomong, apakah Superior Job adalah hal yang biasa?" tanyaku.
"Tidak jika kau lihat secara keseluruhan," jawab Marie. "Tapi, mereka lebih banyak di bandingkan Superior, Master dengan Superior Embryo. Menurut dugaanku, jumlah orang yang memiliki Superior Job berada dalam empat digit. Bagaimanapun, para tian bahkan bisa mendapatkannya."
Itu jumlah yang jauh lebih besar dari yang kuduga.
"Master kuat yang mentok di high-rank Embryo sering berusaha untuk mendapatkan Superior Job," tambahnya.
"Tapi meskipun kuat, nona 'Vagrant Golden Sea' itu tidak memiliki Superior Job, kan?" tanya Rook.
"Oh, Chelsea adalah salah satu orang yang belum menemukan Superior Job yang bisa dia ambil," kata Marie. "Bagaimanapun, ada banyak job dengan persyaratan yang tidak diketahui."
Yah, sekarang statusnya jadi masuk akal, pikirku.
"Mengetahui Superior Job incaranmu sudah diambil terlebih dahulu bahkan sebelum kau mengetahui persyaratannya pasti adalah hal yang tragis," komentarku.
"Oh, itu sering terjadi," kata Marie. "Bagaimanapun, beberapa Superior Job memiliki persyaratan yang mirip. Bahkan ada beberapa orang yang mengambil dua Superior Job."
"Dunia sungguh tidak adil… Ah!"
Saat aku mendengarkan penjelasan Marie, sesuatu yang besar terjadi di dalam pertarungan. Sayap milik Fallen Knight, Juliet, menghilang, dan sesaat kemudian, bulu hitam yang tak terhitung jumlahnya terkumpul di sekitar tangannya. Lalu, mereka mulai berputar mengelilingi tangannya, bergerak dengan kecepatan yang sangat besar sampai-sampai sulit untuk membedakan mereka lagi.
Great Pirate, Chelsea, mengayunkan kapak-nya dan membuat bagian tengah sisinya yang lebar mengarah ke musuhnya. Lalu kapak emas itu menghilang, meninggalkan sebuah lubang yang mengeluarkan aliran air laut berwarna emas yang sangat kuat.
Menggunakan seluruh sihir dan teknik mereka, keduanya mencapai batas kekuatan mereka dan melancarkan skill ultimate mereka.
"Corpse-Eating Bird—Hræsvelgr!"
"Golden Bull Tsunami—Poseidon!"
Panggung itu terselimuti oleh bentrokan antara topan hitam dan tsunami emas.
Bahkan dengan semua lapisan barrier yang memisahkan kami, tekanan visual dan gelombang suara yang mencapai kami masih sangat besar.
Tabrakan antara tornado dan gelombang pasang—sepertinya adalah hasil dari kartu as mereka—membuat pemandangan itu menjadi sangat menakjubkan.
Embryo mereka berada dalam bentuk ke-enam, membuatnya berada empat level di atas Nemesis. Tentu saja, kekuatan penghancur mereka sangat besar. Aku tidak akan terkejut jika serangan itu memiliki cukup kekuatan untuk memusnahkan Gardranda.
Namun, mereka tidak hanya memiliki kekuatan. Keseluruhan pertarungan yang terjadi sebelumnya telah menunjukkan seberapa hebatnya mereka.
"Jadi, bisa disimpulkan kalau itu adalah skill ultimate yang kau katakan kepada kami, dan nama dari Embryo mereka adalah Hræsvelgr dan Poseidon?" tanya Nemesis.
"Ya," kata Marie. "Serangan itu adalah skill ultimate milik Embryo mereka, yang masing-masing dinamai berdasarkan Embryo itu sendiri. Mereka menggambarkan karakteristik dominan dari Embryo, itulah sebabnya Hræsvelgr adalah sebuah serangan sihir angin hitam, sementara Poseidon adalah skill pemanggilan cairan."
"Apakah ada perbedaan antara pemanggilan cairan dengan elemen air?" tanyaku.
"Sederhananya, pemanggilan cairan itu fisik, sementara elemen, termasuk air, adalah sihir. Ngomong-ngomong, cairan yang berasal dari skill ultimate milik Poseidon pada dasarnya adalah emas cair, dan itu jauh lebih berat dari air. Serangan itu dapat dengan mudah menghancurkan sebuah benteng."
"Sungguh mewah," kataku. "Menakutkan gila, juga."
"Yah, semua itu menghilang setelah serangan berakhir."
Itu masuk akal. Seseorang yang dapat menciptakan emas dalam sekejap tidak akan bagus untuk pasar dalam game.
"Tapi njir, harus kukatakan, kau tau banyak tentang mereka, bukan?" tanyaku.
"Bagaimanapun, mereka adalah petarung langganan," jawabnya. "Ada banyak info tentang mereka."
Itulah duel. Master yang berpartisipasi dalam duel di Gideon akan menerima hadiah tidak peduli apakah mereka menang atau kalah—meskipun tentu saja, pemenang akan mendapatkan hadiah lebih banyak. Bagi mereka yang bertarung pada event utama di arena ini, hadiahnya dapat dengan mudah mencapai 5,000,000 lir. Karena event hari ini begitu spesial, jumlah itu meningkat sepuluh kali lipat. Tentu saja, itu adalah keuntungan yang besar, tapi itu juga memiliki resiko tinggi menunjukkan tentang dirimu kepada para penonton—termasuk para player.
Marie telah menunjukkan hal itu dengan sangat baik. Karena merupakan anggota DIN, dia mengetahui segalanya mulai dari job kedua gadis itu sampai rincian dari skill ultimate milik Embryo mereka.
"Tapi, ada juga petarung langganan yang masih misterius sampai saat ini," tambahnya.
Aku terdiam.
"Itulah sebabnya aku benar-benar tidak sabar menanti pertarungan selanjutnya."
Pertarungan yang ada di panggung mencapai akhir, dan Juliet sang Black Raven menyatakan kemenangannya.
Dengan itu, ini adalah saatnya untuk event utama.
Itu adalah pertandingan yang akan melibatkan raja duel Gideon, nomor satu di duel ranking Kerajaan Altar: Over Gladiator, Figaro. Lawannya adalah nomor dua di duel ranking Kekaisaran Huang He: Master Jiangshi, Xunyu.
Tirai Clash of Superior sebentar lagi akan dibuka.
***
Kerajaan Altar memiliki empat Master dengan Superior Embryo.
Aku sudah melihat mereka bertarung—tidak, membantai sepenuhnya—para klan PK yang mengelilingi ibukota, jadi aku sudah menyadari bahwa kakuatan mereka sangatlah besar.
Menurut Marie, low-rank, high-rank, dan Superior Embryo semuanya berada di level yang benar-benar berbeda.
"Kalau dibandingkan, low-rank adalah anjing, high-rank adalah macan, dan Superior-rank adalah naga," katanya.
Tentu saja, itu menunjukkan perbedaan yang sangat besar, sampai-sampai makhluk rendahan sama sekali tidak memiliki harapan. Tidak ada satupun player biasa yang bisa menandingi Superior dan kekuatan absolute mereka, jadi tidak dapat dihindari kalau mereka mulai meneliti dan mengumpulkan sebanyak mungkin info tentang para Superior.
Oleh karenanya, karena kedua Master yang akan melakukan duel adalah Superior, sebagian besar kumpulan orang-orang yang penasaran ini akan berfokus pada Superior Embryo mereka.
Terdapat terlalu sedikit informasi tentang Superior Embryo Kerajaan Altar yang bahkan DIN saja tidak terlalu tau banyak tentang mereka. Bahkan nama tiga dari empat Embryo itu masih menjadi misteri, sementara kemampuan mereka bahkan belum keluar dari ranah spekulasi.
Satu-satunya Embryo yang cukup dikenal adalah milik High Priestess Tsukuyo Fuso, tetapi hal tersebut tentu saja tidak dapat dikatakan pada ketiga Embryo lainnya. Sebelumnya, Marie telah menduga bahwa Embryo milik King of Destruction adalah sebuah kapal perang, tapi sekali lagi, itu hanyalah spekulasi. Orang-orang hanya mengatakan hal itu berdasarkan penampakan sekilas dari sebuah sosok raksasa yang berjalan di sekitar tempat yang dia musnahkan pada saat kebangkitannya.
Karena kurangnya informasi yang ada, para player akan terus mencari tau tentang kemampuan yang mereka miliki. Dan tentu saja, sebuah pertandingan yang melibatkan Figaro tidak lain adalah sebuah kesempatan yang sempurna.
"Jadi itulah yang membuatmu begitu sibuk, huh?" Aku bertanya kepada Marie.
"Ya."
Setelah event pembuka berakhir, ada waktu jeda selama tiga puluh menit sampai event utama dimulai. Hal itu digunakan untuk melakukan perbaikan panggung dan barrier. Marie menghabiskan sebagian besar waktu itu untuk mengeluarkan berbagai macam perlengkapan dari dalam inventory-nya dan menyusun mereka. Dia hendak merekam pertandingan ini demi pekerjaan Journalist-nya.
Rook dan Baby yang sepertinya kelelahan karena suatu hal yang mereka lakukan sore tadi, sedang berbaring di kursi mereka dan tertidur.
Lebih baik aku membangunkan mereka saat pertandingan dimulai, pikirku.
Nemesis, sama seperti biasa, sedang menghabiskan makanan yang dia beli di salah satu kedai yang ada di sini.
Setelah melihat para anggota party-ku, aku mulai melihat sekeliling arena, ketika…
"… Huh?" kataku.
"Hm?" tambah Nemesis.
Aku dan Nemesis melihat sesuatu.
Kami melihat sosok berwarna hitam menghilang ke dalam lorong yang ada dibawah, dan itu sangat mirip dengan kostum beruang hitam yang dipakai kakakku.
"Bagaimana menurutmu?" tanya Nemesis.
"Shu bukanlah satu-satunya orang di dunia ini yang memakai kostum, tapi yang tadi itu terlihat sangat mirip."
Namun, kalau itu memang dia, aku hanya bisa bertanya-tanya kenapa dia ada di sana dan tidak di sini bersama kami.
"Aku akan pergi untuk memeriksanya," kataku sambil berdiri.
"Aku akan ikut bersamamu," kata Nemesis.
Setelah mengatakan kepada Marie kalau kami akan kembali sebelum event dimulai, aku pergi untuk mencari kakakku.
Lorong bagian dalam arena terbuat dari batu dan memiliki desain seperti yang ada pada stadion olahraga.
Tentu, tidak ada satupun mesin penjual otomatis di sini, tapi ada banyak orang yang menjual makanan dan minuman di sana-sini. Dengan event utama yang semakin dekat, banyak orang yang bergegas untuk membeli makanan ringan atau untuk menjawab panggilan alam, membuat lorong ini cukup ramai.
Meskipun hal itu tidak masalah bagi para player—yang harus log out dan melakukan urusan mereka di dunia nyata—dunia ini memiliki toilet. Mereka dibuat menggunakan sihir dan merupakan hal yang sangat biasa terdapat di rumah menengah ke atas.
Di sini juga ada kamar mandi. Namun, mereka jarang terdapat di rumah-rumah masyarakat biasa, jadi sebagian besar lebih suka pergi ke pemandian umum. Aku bahkan diberitahu kalau salah satu dari dua belas distrik yang ada di Gideon disebut sebagai distrik pemandian.
Pertama sebuah Colosseum, kemudian pemandian… kota ini benar-benar mirip dengan Romawi kuno, pikirku.
"Aku tidak melihat kuma-niisan dimanapun," kata Nemesis.
"Aneh, mengingat betapa mencoloknya dirinya," komentarku.
Aku tidak yakin apakah itu memang dirinya atau bukan, tapi aku cukup yakin kalau yang aku lihat tadi adalah sebuah kostum beruang…
"Hm? Bukankah ini terlihat mencurigakan bagimu?" tanya Nemesis, berhenti di luar sebuah koridor.
"Disana tertulis 'Hanya Staff', sih," kataku"
"Kita hanya perlu berpura-pura tersesat. Aku bahkan bisa berakting seperti anak yang hilang."
"… Boleh aku tanyakan bagaimana caranya?"
"Meow meow meow meow, meow meow meow meow."
"Itu hanyalah suara kucing dari lagu anak-anak."
"Aku tidak suka karena pada akhirnya anak kucing itu tetap tersesat."
Yah, dia menanyakan arah kepada burung gagak dan burung pipit, jadi sudah pasti dia tidak akan menemukan jalan keluar.
Sekarang, kembali ke laptop…
Aku dan Nemesis memasuki lorong yang hanya boleh dimasuki oleh staff. Aku menduga kami akan segera dihadang, tetapi sepertinya para staff sedang terlalu sibuk bersiap-siap untuk event yang sebentar lagi akan dimulai di tempat lain, membuat lorong ini terlihat kosong.
Setelah masuk sedikit lebih dalam, aku mendengar suara familiar dari balik sebuah belokan. Dengan diam-diam, aku mengintip dua orang yang sedang berbicara itu.
"Begitu. Aku benar-benar mendapat banyak perhatian, bukan?"
"Yah, ini adalah pertama kalinya kau berada di atas panggung untuk bertarung dengan Superior lain. Mereka mungkin berpikir bahwa mereka akhirnya akan mendapatkan info tentangmu."
"Aku sebenarnya tidak menyembunyikan apapun, sih."
"Ya, hanya saja efek dari Embryo-mu sama sekali tidak mencolok."
"Kau mungkin benar."
"Juga… secara keseluruhan, kota ini terlihat antusias, tapi aku mencium sesuatu yang benar-benar busuk. Aku melihat orang-orang kerajaan yang tampak mencurigakan. Mereka mungkin merencanakan sesuatu, jadi kau harus waspada. Aku memperingatkanmu karena biasanya kau tidak peka pada hal semacam ini."
"Baiklah… Tetapi, apakah aku benar-benar tidak peka?"
"Kau adalah orang yang tenang tapi berdarah panas, Figgy kawanku."
"Benarkah? Aku tidak yakin apakah bisa menyetujui hal itu."
"Apa yang akan kau lakukan jika kau melihat sosok aneh di dalam dungeon?"
"Meluncurkan satu Crimson Dead Keeper dari jarak menengah."
"Apa yang akan kau lakukan jika sebuah klan PK menduduki sebuah wilayah?"
"Bunuh semua anggotanya, menemui pemimpinnya, dan meminta mereka untuk pergi."
"Apa yang akan kau lakukan jika muncul monster dalam jumlah besar dan kau hanya memiliki sebuah pentungan?"
"Langsung menyerang mereka."
"Ya, kau benar-benar berdarah panas."
"… Kau mungkin benar."
Dibalik sebuah belokan, sebuah kostum beruang hitam sedang berbicara dengan sebuah kostum singa emas.
"Kenapa kau berdiri mematung seperti itu? Apa yang kau lih—PFFT…?!" pemandangan itu membuat Nemesis tertawa terbahak-bahak, yang menarik perhatian kedua orang itu.
"Ayy, lama tak jumpa-kuma… meski belum begitu lama sejak waktu minum teh tadi," kata beruang hitam itu. Seperti yang kuduga, dia adalah kakakku.
"Ara, bukankah itu adalah Ray dan Nemesis," tambah singa emas itu. "Sepertinya kalian berhasil datang ke kota ini.
Singa emas itu berbicara kepadaku dengan suara milik Figaro. Faktanya, itu adalah Figaro.
"Umm…"
Baiklah, Figaro juga cukup aneh, pikirku. Dengan ini sudah tiga, jadi bisa disimpulkan bahwa kostum adalah ciri-ciri orang aneh.
Kami berempat pindah dari lorong menuju ruang tunggu milik Figaro.
"Jadi, kenapa kau memakai kostum singa?" tanyaku.
"Aku sangat terkenal di kota ini," katanya. "Berjalan kesana-kemari seperti biasa bisa jadi akan merepotkan."
Oh, jadi itu sama seperti kombo topi dan kaca mata hitam yang dipakai oleh para selebritis.
"Ini hanyalah sebuah perlengkapan lelucon yang kubeli di bazaar, sih," tambahnya. "Aku tidak keberatan mendapatkan special reward dari UBM sama seperti milik Shu, tapi MVP hanya mendapatkan apa yang benar-benar mereka butuhkan."
Benar. Miasmaflame Bracer dan Grudge-soaked Greaves milikku memang sesuatu yang benar-benar kubutuhkan.
"Aku sudah mengalahkan banyak UBM, dan belum pernah mendapatkan satupun kostum," kata Figaro dan berbalik ke arah kakakku. "Bagaimana caramu bisa mendapatkan mereka, Shu?"
"Dengar Figgy kawanku, kau sama sekali tidak akan senang jika semua hadiah UBM yang kau dapatkan, kecuali satu, adalah sebuah kostum, bukan?" kata Shu. "Bagaimanapun kau tidak bisa memakai lebih dari satu kostum."
Aku sangat penasaran dengan pengecualian itu. Pikirku. Hal seperti apa yang bisa dia dapatkan selain kostum? Sebuah papan pengumuman portabel?
"Tidak sepertiku, mendapatkan special reward equipment tidak berarti terlalu banyak buatmu," kata Figaro. "Sistem mungkin berpikir kalau lebih baik mereka hanya memberimu kostum lainnya."
"Sialan kau, Humpty… Kau benar-benar tidak bisa dimaafkan!" komplain Shu.
"Apakah control AI benar-benar bertanggung jawab akan hal itu?" tanya Figaro.
"Kau kira aku peduli!" teriak Shu.
Hal ini dan kejadian saat dia pertama kali login… Apakah Shu sebenarnya tidak disukai oleh control AI? Pikirku.
"Harus kukatakan, kalian berdua benar-benar akrab." Kata Nemesis. "Kuma-niisan sudah mengatakan kepada kami kalau kalian adalah teman, tapi tetap saja."
"Teman… yah, kami memang teman," kata Figaro menjawab Nemesis. "Kau mungkin sudah mengetahui hal ini, tapi Shu adalah salah satu Sup—"
"Super Cute Suit Club!" Potong Shu. "Untuk saat ini hanya ada dua anggota-kuma."
… Hanya kalian berdua? Juga, aku bisa menduga kalau Figaro dipaksa bergabung kedalam klub itu.
"U-Umm…" Figaro tampak ragu untuk berbicara. "Oh, bicara soal hadiah, bracer dan sepatumu tampaknya adalah equipment yang bagus."
"Oh, benar." Jawabku. "Aku sudah mengalahkan dua UBM sejauh ini."
"Oho… Hmm… 'Miasmaflame Bracer, Gardranda' dan 'Grudge-soaked Greaves, Gouz-Maise.' Oh, jadi kau adalah orang yang berhasil mengalahkan gang yang dibicarakan semua orang itu."
"Ya," kataku.
Sejujurnya, aku ingin berbicara dengannya. Jika Figaro melakukan sesuatu tentang Gouz-Maise Gang, mereka pasti sudah dikalahkan lebih awal dan korban yang ada juga akan semakin sedikit.
Namun, aku sadar kalau tidak ada gunanya mengatakan hal itu saat ini. Figaro mungkin memiliki alasan tersendiri untuk tidak melakukan hal itu. Juga, pemikiran untuk memaksa seseorang harus melakukan sesuatu hanya karena mereka mampu untuk melakukannya sepertinya akan sangat lancang.
"Bagaimanapun, dirimu sendiri adalah tipe orang yang akan melakukan sesuatu tidak peduli apakah kau memiliki kekuatan untuk melakukannya atau tidak," kata Nemesis.
Kau mungkin benar, pikirku.
Berbagai macam hal yang terjadi selama quest itu saat ini sudah menjadi bagian dari diriku. Mempertimbangkan apa yang akan terjadi jika orang lain selain diriku yang melakukannya adalah sebuah kesalahan.
"Keduanya memiliki skill yang bagus… dan juga perasaanmu,' kata Figaro. "Kau harus merawat mereka dengan baik."
"Pasti," anggukku. Tapi njir, dia baru saja mengidentifikasi equipment-ku seolah-olah itu bukan apa-apa.
"Saat mengidentifikasi equipment milik seseorang, informasi yang kau dapat sering kali sangat terbatas-kuma, tapi skill identifikasi milik Figgy sudah hampir max, jadi rincian dari sebuah equipment tidak tersembunyi baginya," kata Shu. "Tapi, hal itu tidak bekerja pada sesuatu seperti special reward yang memiliki efek penyembunyi."
"Sama seperti benda ini," kata Figaro sambil menunjuk ke arah kostum milik Shu.
Untuk pertama kalinya aku menyadari bahwa kostum milik kakakku, karena memiliki grade Ancient Legendary, ternyata itu jauh lebih hebat dari pada yang kukira. Tidak ada seorangpun yang bisa menyalahkan ku untuk hal itu, sih. Itu hanya terlihat seperti sebuah perlengkapan lelucon. Tapi sekarang, aku tau bahwa itu adalah sebuah perlengkapan lelucon dengan stats yang sangat bagus.
"Ngomong-ngomong, kenapa kau bisa ada di lorong khusus staff?" tanya Shu.
Aku menjelaskan bahwa aku melihatnya dari tempat duduk kami dan pergi untuk memastikannya.
"Kenapa kau tidak datang ke tempat duduk?" tanyaku. "Kau punya tiket, bukan?"
"Oh, aku hanya harus melakukan sebuah urusan yang tidak terlalu penting-kuma. Oleh karenanya aku harus berjalan kesana-kemari."
"Begitu," aku mengangguk. "Tapi, aku ingin agar kau bisa datang kesana sebelum pertandingan dimulai. Aku ingin memperkenalkan anggota party-ku kepadamu."
"Ya, aku akan segera kesana. Oh, iya, Aku lupa memberikan ini kepadamu pada saat di café tadi." Shu merogoh inventory-nya dan mengeluarkan sesuatu yang mirip dengan penutup telinga.
"Apa ini?" tanyaku.
"Telepathy Cuff," jawab Shu. "Benda ini memiliki kemampuan untuk membuatmu bisa melakukan pembicaraan telepati dengan teman yang juga memakai benda ini."
"Benarkah?" Aku menerima benda itu darinya dan memasangnya ke telingaku. Benda ini menggunakan satu slot accessory yang kumiliki.
[Apakah kau bisa mendengarku?] suara Shu terdengar di kepalaku.
Aku sudah terbiasa menggunakan telepati dengan Nemesis, tapi suara Shu terdengar berbeda dari hal itu.
[Ya, aku bisa mendengarnya.] jawabku.
[Kalau begitu pengujiannya berjalan lancar.]
Sangat lancar, sebenarnya. Pikirku.
Dari apa yang kulihat, telinga beruangnya sama sekali tidak memiliki Cuff. Yah, tentu saja itu tidak akan berfungsi kecuali kau memasangnya di telinga asli-mu. Dia mungkin memakainya di dalam kostum itu.
"Item ini sangat berguna," kataku.
"Memang sangat berguna-kuma, tapi item ini memiliki batas jangkauan. Jangkauan itu cukup untuk menutupi Gideon dan sekitarnya, sih," jelas Shu. "Aku sebenarnya berencana memberikan ini saat kita berpisah di ibukota."
"Begitu. Harus kubilang kalau sekarang ada saat yang lebih baik, sih. Jika kau memberikan benda ini saat aku baru mulai bermain, kurasa aku malah akan terlalu bergantung kepadamu."
"Baguslah kalau kau memiliki rasa antusias seperti itu-kuma. Tapi, kau harus memanggilku saat ada suatu hal yang tidak bisa kau hadapi sendirian."
"Ya. Tolong bantu aku saat aku benar-benar membutuhkannya."
"Tentu," dia mengatakan hal itu sambil membusungkan dadanya. Ada semacam kebanggaan pada tindakan itu, tapi penampilannya juga membuat itu tampak sedikit lucu.
"Oh, ini sudah hampir waktunya," kata Figaro.
Aku melihat ke arah jam dan, memang benar, tinggal 15 menit sebelum event utama dimulai. Figaro mungkin harus melakukan beberapa persiapan, jadi sudah saatnya kami pergi.
"Figaro, lakukanlah yang terbaik dalam duel ini," kataku.
"Saat ini kita adalah kenalan, jadi kami akan menyemangatimu!" tambah Nemesis.
"Terima kasih," jawabnya. "Oh, ngomong-ngomong, kasir seharusnya masih buka saat ini, jadi kau bisa kesana dan bertaruh kepadaku."
Figaro menggunakan semacam skill untuk dalam sekejap mengganti kostum singa itu dengan equipment yang dia dia pakai saat kami bertemu di Tomb Labyrinth. Lalu, dia menunjukkan senyum lembut dan kuat.
"Aku akan menang, jadi kau pasti akan mendapat keuntungan."
Dia mengatakan hal itu seolah-olah itu adalah hal yang sudah pasti.
Aku merasa bahwa perkataan itu mengandung kebanggaan dari seorang raja tanpa tanding dan memiliki berat dari seluruh sejarah yang telah menuntunnya menjadi yang terkuat di duel city.
"Baiklah," kataku.
Jika dia mengatakannya dengan begitu percaya diri, aku tidak punya alasan untuk tidak melakukannya, pikirku.
"Aku akan datang setelah berbicara sebentar dengan Figgy," kata kakakku. "Tunggu saja aku di tempat duduk-kuma."
"Yah, ok," kataku.
Dengan itu, Aku dan Nemesis pergi meninggalkan ruang tunggu itu.
***
"Ngomong-ngomong, apa-apaan 'Super Cute Suit Club' itu, Shu?" tanya Figaro.
"Hanya itulah yang terpikirkan olehku pada saat itu."
"Apakah kau benar-benar tidak mengatakan kepadanya tentang siapa kau sebenarnya?"
"Kesampingkan hal itu untuk saat ini-kuma," kata Shu. "Yang terpenting saat ini adalah event yang akan berlangsung sebentar lagi."
"Benar."
"Kau dengan percaya diri mengatakan bahwa kau pasti akan menang, tapi musuhnya tidak semudah itu, kan? Jika kau bertanya kepadaku, kemungkinan menangmu hanya 50%, atau mungkin lebih rendah."
"Aku juga merasakan hal yang sama. Aku menghadapi salah satu Huang He Si Ling—empat orang terkuat di negara itu."
"Dan kau adalah solo player tertangguh di Kerajaan Altar—Figaro sang Endless Chain."
"Aku mungkin tidak layak untuk mengatakan hal ini, tapi kedua sisi benar-benar sesuatu," kata Figaro. "Aku tidak keberatan jika harus menyaksikan pertandingan seperti ini."
"Ok, sekarang apa yang kau maksud."
"Jangan khawatir. Pertarungan seperti ini, sesuatu yang membakar jiawaku, adalah alasan kenapa aku ada di sini di Infinite Dendrogram. Itulah sebabnya… aku akan menang dengan semua yang kumiliki."
***
Meja kasir di arena ini terbagi menjadi dua—satu untuk mendaftar dalam pertarungan dan satu lagi untuk judi. Jendela untuk pendaftaran sudah di tutup untuk hari ini. Juga, karena semua orang sudah memasang taruhan mereka dan pertandingan yang sebentar lagi akan dimulai, lorong di sini sudah hampir benar-benar kosong.
Papan yang terdapat di atas meja kasir—yang lebih terlihat seperti barang elektronik karena sihir yang digunakan padanya—menampilkan selisih untuk event utama. Papan itu bertuliskan "1.2x" disebelah nama Figaro dan "5.6x" di sebelah nama musuhnya. Perbedaannya memang cukup besar, tapi itu adalah bukti seberapa besar orang-orang mempercayai kekuatan Figaro.
Aku berbicara kepada resepsionis dan melakukan proses yang diperlukan untuk memasang taruhan.
"Berapa banyak yang kau pertaruhkan?" tanya Nemesis.
"Yah, itu hanya 1.2x, jadi aku tidak akan untung terlalu banyak jika tidak mempertaruhkan banyak uang," kataku. "Jadi aku memasang sebanyak ini."
Aku mempertaruhkan 60,000,000 lir untuk Figaro.
"DASAR BODOOH!" teriak Nemesis saat dia menyerangku menggunakan dropkick dan membuatku terbang melintasi lorong.
"Ap-Apa yang kau lakukan?!" seruku.
"Tidak, apa yang kau lakukan?! Kenapa kau memakai semua uang yang kau dapatkan untuk berjudi?!"
"Karena aku mempercayai perkataan Figaro."
"Jujur," sergahnya.
"… Aku hanya ingin mengalami pengalaman berjudi seperti yang ada di manga."
"Baiklah, duduk di sana. Aku akan menjelaskan kepadamu tentang seberapa pentingnya uang itu!" Nemesis kemudian mulai menceramahiku tepat di depan meja kasir…
"Sayang sekAli, gan. SeMua uang iTu akan terbUang sia-sIa."
Aku mendengar sebuah gumaman aneh dan merasakan seseorang memegang bahuku. Aku terkejut dan segera berbalik, tapi aku tidak melihat siapapun di depanku.
Sebenarnya, aku melihatnya, tapi orang itu berada sejauh sepuluh meter dariku. Tidak mungkin dia bisa memegang bahu seseorang dari jarak sejauh itu, dan memang, tidak ada lagi yang menyentuhku saat ini.
Untuk sesaat, aku berpikir bahwa aku hanya membayangkan ada seseorang yang menyentuh bahuku karena aku mendengar suara itu, tapi aku menyimpulkan bahwa itu tidak benar, karena sensasi sentuhan itu masih dapat kurasakan saat ini.
Sentuhan itu lebih dingin dari es, membuatku merasa seakan-akan bukan hanya bahuku yang disentuh, tetapi juga jantung yang ada di balik tulang rusukku.
"Jadi Figaro hAnya 1.2x, eH?" kata makhluk itu. "Aku tau kalau aKu adalah petArung tanDang disini, tapi siAlan, mereka beNar-bEnar meremeHkanku."
Bahkan setelah melalui fungsi penerjemah milik Infinite Dendrogram yang sangat bagus, perkataan yang keluar darinya masih memiliki intonasi yang aneh.
Makhluk itu berjalan sambil mengeluarkan sebuah aura abnormal. Saat dia mendekat, orang-orang yang masih berada di lorong mulai mundur ke belakang atau langsung lari kocar-kacir.
Nona resepsionis juga, jatuh dari kursinya dan terduduk di lantai, terlihat seperti akan menangis. Tidak ada seorangpun yang bisa menyalahkannya, sih.
Aku tidak tau apa yang membuat makhluk ini terlihat begitu tidak senang, begitu penuh dengan kemarahan, tapi dia mengeluarkan rasa haus darah yang sangat besar ke sekitarnya.
Aku melihat makhluk itu dalam diam. Intinya, kita para manusia hanyalah binatang, dan insting dasarku memperingatkanku bahwa aku sedang berhadapan dengan kematian itu sendiri. Namun, aku tetap saja memandang ke arahnya. Dan saat aku melakukannya, aku menyadari bahwa makhluk itu memiliki sosok yang sama abnormal-nya dengan aura yang dia keluarkan.
Juga, dia berada sejauh sepuluh meter dariku. Alasan kenapa aku merasa dia berada lebih dekat adalah tingginya yang tidak biasa, yang sepertinya melebihi empat meter.
Makhluk itu memakai sebuah topi dengan jimat yang menggantung di depannya, membuatnya terlihat mirip seperti jiangshi yang ada di film-film china. Tubuhnya tertutupi oleh pakaian panjang yang tampak terlalu besar untuknya, dan hanya memperlihatkan sebagian kecil dari lengannya. Namun, fakta bahwa lengan itu dapat terlihat dari balik lengan baju sepanjang dua meter itu jauh lebih menakutkan.
Kaki dan tangannya sangat panjang. Kuku tangannya terlihat seperti logam, tajam, dan mengeluarkan intimidasi yang cukup untuk membuatku yakin bahwa mereka telah digunakan untuk membunuh ribuan makhluk hidup.
Sudah jelas, makhluk itu mengerikan.
"Gh…!" Menyadari ketakutanku sendiri membuat kaki-ku gemetaran.
Demi-Dragon Worm, Gardranda, Gouz-Maise… tidak ada satupun dari makhluk tangguh yang kuhadapi pernah membuatku kehilangan semangat bertarung seperti ini, tapi hal yang ada di hadapanku hampir membuatku hancur. Insting-ku mengatakan kepadaku bahwa makhluk tinggi ini berada di level yang benar-benar berbeda dengan semua yang pernah kulawan dan satu-satunya pilihan yang kumiliki adalah melarikan diri.
Namun, sebelum aku dapat melakukan hal itu, aku menyadari bahwa makhluk itu sedang memegang seorang wanita seolah-olah dia adalah semacam barang bawaan.
"Ah!"
Ekspresi kesakitan yang ada di wajahnya membuatku tidak bisa mengabaikan mereka dan melarikan diri.
"Nemesis!" teriakku.
"Ok!" jawabnya dan segera menyatu denganku dan berubah ke bentuk pedangnya.
Merasakan sensasi partner-ku di tangan kananku segera membangkitkan semangat bertarungku.
"ApA? Kau NglAwan?" makhluk itu memberikan tanggapan saat aku mengarahkan pedangku ke arahnya.
Makhluk itu mengangkat tangan kanannya dengan sikap malas sambil tetap memegang wanita yang ada di tangan kirinya.
Gerakan itu diikuti oleh sebuah helaan nafas tidak senang, setelah tangan kanannya menekuk dengan cara mengerikan, membentuk mirip sebuah sabit.
Di saat bersamaan, rasa haus darah yang dia keluarkan ke sekitarnya tiba-tiba ditujukan kepadaku, yang merupakan pertanda sebuah serangan.
"Coun—"
"TerlAlu lAmbAt."
Untuk sesaat aku seperti melihat masa depan dimana Nemesis hancur dan kepalaku melayang di udara.
"HENTIKAN ITU-KUMA!" teriak sebuah suara.
Namun, masa depan itu tidak pernah datang. "HuH?" Rasa haus darah milik makhluk itu menghilang seolah-olah tidak pernah ada sebelumnya. Tidak—itu tidak menghilang—itu hanya di arahkan ke pada orang lain. Orang lain itu adalah yang barusan berteriak dan menyela kami.
"SiaPa kAu?" tanya makhluk itu.
"Hanya seekor beruang yang numpang lewat!" jawab target baru dari rasa permusuhan makhluk itu—kakakku, Shu.
Tidak lagi menjadi target makhluk itu membuatku menghela nafas lega. Bisa dipastikan bahwa, jika Shu tidak datang, aku pasti sudah mendapatkan death penalty keduaku.
"BeruAng? Hmm, Kau kelihAtan cukup tAngguh," kata makhluk itu.
"Oh tidak, aku hanya orang yang sangat tertarik dengan kostum-kuma."
"HahAh, iNi jAdi MenArik."
Sesaat setelah makhluk itu tertawa, sebuah suara ledakan, suara goresan logam, suara tabrakan, dan suara sesuatu yang hancur mencapai telingaku, semuanya disaat bersamaan. Aku kehabisan kata-kata pada hal itu. Aku mendengar suara, tapi aku tidak tau apa penyebabnya.
Sebelum aku menyadarinya, tangan kanan Shu sudah berada pada posisi seolah-olah dia baru saja menangkis sesuatu, sementara tangan kanan makhluk itu di arahkan kepadanya. Salah satu tiang yang ada di dekat sini telah hancur, dan tangan kanan kostum milik kakakku mengeluarkan asap putih—pertanda bahwa barusan terjadi sebuah gesekan.
Aku tidak melihat apapun, tapi sudah jelas bahwa mereka baru saja bertukar serangan. Serangan itu hanya terlalu cepat untuk dapat kulihat dengan mata telanjang.
Mengingat apa yang telah Marie katakan kepadaku, aku menyadari bahwa aku baru saja menjadi saksi pergerakan supernatural yang disebabkan oleh stats yang sangat tinggi—sebuah pertarungan yang terjadi diluar kecepatan suara.
"Kh, he, hahAhah! Kau sungguh sesuatu, beruang! KalAu begitu, apAkah itu kAu? ApakAh kau adalah Figaro?" tanya jiangshi itu.
"Salah-kuma!" kata kakakku.
"Ya, aku tAu! Kau bukanlah yAng kulihat di foto, dan aku ragu rAja duel kerajaan akan berjAlan kEsana kemari dengan penampilan aneh seperti itu!"
… Dia melakukannya, sih, pikirku.
"SeriUs, kAu sungguh seSuatu! Kau menAngkis seranganku mesKipun kau jAuh lebih lAmbat dariku!"
Dia melakukannya?
"Altar terlihat mau runtuh, jadi aku merEmehkannya, tapi baGaimanapun, sEpertinyA datang kemari adalah hAl yang laYak! BahkAn jiKa agan Figaro ini tiDak terlalu hebat, kupikir akan meNyenangkan jika aku beRtarung denganmu sebagai gantinya!"
"Ya. Aku tidak akan menolak untuk bertarung denganmu jika Figaro kalah," kata Shu. "Tapi hal itu tidak akan terjadi. Maksudku, dia akan mengalahkanmu."
"Heh, HehEheheHe! Dia pAsti begItu hebAt samPai kau mempercayainya sejAuh itu! Kurasa aku mEmiliki dua hiDangan utaMa disini!" setelah mengatakan hal itu, makhluk jangkung itu berjalan melewati kami dan pergi semakin jauh ke dalam lorong.
"… Tunggu!" teriakku sebelum dia pergi.
"HuUh?" makhluk itu berbalik ke arahku dan memiringkan kepalanya, jelas terganggu karena hal itu. Niat membunuh yang di arahkan kepadaku kembali membuatku dipenuhi rasa takut, tapi aku tidak boleh mundur.
"Apa yang akan kau lakukan kepadanya?" tanyaku.
Saat ini, aku sangat tau bahwa aku tidak akan bisa menang melawan makhluk itu. Tapi aku tidak bisa pura-pura tidak tau pada apa yang terjadi. Itu akan meninggalkan rasa pahit di mulutku.
"'Dia'? Oh, makSudmu ini?" kata makhluk itu dan meletakkan wanita yang dia pegang di atas lantai.
Wanita itu mengerang kesakitan.
"Dia dAtang bersamAku. Kami dAtang kamAri dengan agAk kasAr, jadi dia menjadi seDikit muAl dan pUsing," kata makhluk itu sambil menghela nafas panjang.
"Eh?" aku bertanya dengan bingung.
Mereka datang bersama? Serius? Pikirku. Oh… jika kulihat lebih teliti, dia terlihat agak pucat dan ekspresi wajahnya juga tidak terlalu bagus, tapi dia sama sekali tidak terluka.
"HmM? Tunggu, apAkah kau benAr-beNar menantAngku karena kau kiRA aku adAlah penCulik atau sEjenisnya?" tanya makhluk itu.
"… Maaf."
Serius, Aku minta maaf. Aku terlalu cepat mengambil kesimpulan.
Aku mungkin menjadi tidak rasional karena menghadapi tekanan itu, tapi itu tidak mengubah fakta bahwa itu akan menjadi kematian yang bodoh jika Shu tidak menengahinya.
Sialan, ini memalukan.
"Kh, heH, KhaHahahahAhahaHa!' Jawabanku membuat makhluk itu tertawa terbahak-bahak. "Kau jUga cukUp sesUatu, buKan? Kau beNar-benAr menCoba melaWanku saat aKu mengEluaRkan rAsa haus darah disekitArku! PertamA beruang, dan seKarang kau—ada baNyak orAng-oRang lucu diantara Master nEgara ini!" Katanya sambil meletakkan kuku logam panjangnya di atas kepalaku.
Bahkan sebelum aku bisa melihatnya bergerak, dia mendekatkan wajahnya yang tertutup jimat ke telingaku…
"Aku menyukaimu, manis. Kapan-kapan, ayo main sama-sama."
… dan mengatakan hal itu dengan suara yang tidak di dipengaruhi oleh sihir pengubah suara.
… Eh? Tunggu, suara itu…
"HahahAh! JumPa laGi naNti!" kata makhluk itu sebelum berbalik dan menyeret wanita yang ada di atas lantai ke ujung lorong.
Saat dia semakin menjauh dari kami, aku masih dapat mendengar makhluk itu mengatakan. "Hei, DuTa BesAr, bangUn. Kau PuNya pekerjAan yanG harus diLakukan."
Mendengar hal itu, wanita itu mengerang dan dengan lemah mengatakan, "Tolong, jangan melakukan perjalanan supersonik lagi…"
Setelah mereka pergi, suasana disekitar kami mulai menenang.
"Yo, yang tadi itu hampir saja, bukan?" kata Shu.
"… Thanks, kak." Aku mungkin sudah mati jika dia tidak datang menolongku. Makhluk itu memiliki kekuatan dan niat membunuh untuk melakukannya.
"Kau cukup keren karena bisa mengacungkan pedangmu terhadap sesuatu seperti itu, tapi perlu kau ingat bahwa kau harus menggunakan keberanianmu pada tempatnya," tambahnya. "Ini masih terlalu cepat bagimu untuk bertarung melawan Superior."
"Superior… jadi itu…"
"Ya, dia adalah lawan Figaro. Salah satu orang terkuat di negeri para pertapa—salah satu dari Huang He Si Ling."
Xunyu sang Yinglong. Aku gemetaran.
***
"Kami kembali," kataku.
"Maaf mengganggu-kuma," tambah kakakku.
Pada saat aku, Nemesis, Shu kembali ke tempat duduk kami, Marie telah selesai mempersiapkan perlengkapannya. Rook dan Baby juga sudah bangun, dan mereka menatap ke arah kakakku dengan bingung.
Yah, kemunculan tiba-tiba dari orang asing yang memakai kostum beruang membuatnya menjadi skenario yang sangat aneh, pikirku. Tunggu… hanya perasaanku, atau Marie malah lebih terlihat terkejut dari pada bingung?
"Umm… R-Ray? Si-Siapa… pria… beruang ini…?" Tanyanya sambil menunjukkan ekspresi kaku.
Kurasa kostum itu membuatnya ketakutan.
"Ini adalah kakakku," jawabku. "Kita kebetulan berada di tempat duduk yang sama."
"Wow, itu kebetulan yang sangat menarik," komentar Rook. "Oh? Ada apa, Marie?"
"T-Tidak… bukan apa-apa, sungguh."
Meskipun dia berkata demikian, sudah jelas ini ada apa-apanya. Ekspresi wajahnya terlihat gugup dengan jelas. Juga, dia menggumamkan sesuatu seperti "Mereka sangat, sangat mirip… Itu adalah kostum, bukan bulu, tapi teksturnya sama… Suaranya juga sama…. Dan itu adalah beruang…"
"Marie," kataku. "Kau…"
"Eh?!" serunya. "A-Aku apa?"
Nada suaranya membuatku benar-benar yakin kalau Marie…
"Kau takut beruang, bukan?" tanyaku.
Untuk sesaat, pertanyaanku membuatnya tertegun. Lalu, dia mengangguk dengan sikap yang sedikit berlebihan.
"Y-Y-Y-Ya! It-Itu benar sekali! Aku kurang suka dengan beruang! Ya, bukan berarti aku takut dengan King — Ma-Maksudku, kakakmu!"
Karena suatu alasan, dia tidak berbicara dengan lancar seperti biasanya.
Kurasa dia begitu takut dengan beruang melebihi dugaanku.
"Kalau begitu, kurasa aku tidak boleh berpenampilan seperti ini," kata Shu. "Tolong tunggu sebentar-kuma." Tiba-tiba, beruang itu menghilang dan — karena suatu alasan — digantikan oleh seekor paus berkaki dua.
Tapi yang jadi pertanyaan, apakah paus berkaki itu bisa disebut sebagai paus, pikirku.
"Jika kau takut dengan beruang, maka mungkin ini tidak masalah? Whale?" tanya Shu.
"Apakah kau mengganti kata 'Well' dengan 'Whale'? Masyaallah, itu terlalu dipaksakan! Dan kenapa kau tiba-tiba memakai bahasa Inggris?" kataku.
"Whale, apakah kau punya permainan kata yang lebih bagus, wahai anak muda?!"
"Tidak, aku tidak punya!"
Serius, aku tidak pernah melihat karakter paus yang mencoba menonjolkan ke-pausan-nya menggunakan permainan kata paus, pikirku.
"U-Umm," Marie mulai berbicara. "Itu tidak masalah. Aku sudah agak tenang. Kau bisa kembali menjadi beruang."
"Benarkah? Whale, baiklah kalau begitu," kata kakakku sebelum diselimuti oleh cahaya dan kembali berubah menjadi beruang.
Njir, sekarang kalau aku membandingkannya, penampilan beruang-nya begitu menenangkan, pikirku. Beneran, ada semacam perasaan aman saat aku melihat penampilan itu.
Tentu saja, patut dipertanyakan apakah kau akan merasa benar-benar aman saat berada di dekat pria berumur hampir 30 tahun yang memakai kostum beruang dan berbicara dengan permainan kata beruang, tapi lebih baik aku mengesampingkannya untuk saat ini.
"Baiklah," kataku. "Izinkan aku memperkenalkanmu lagi. Orang yang ada di dalam kostum ini adalah kakakku."
"Senang beruangtemu dengan kalian. Aku adalah kakak Ray di IRL, Shu."
Sapaan macam apa yang menggunakan kata 'beruangtemu' itu? pikirku. Oh, terserahlah.
"Dan ini adalah anggota party-ku…"
"Aku Rook, dan ini adalah Embryo-ku, Baby."
"Heii, aku Baby!"
"A-Aku Marie Adler. Senang bertemu denganmu."
"Marie Adler?" Shu mengulangi namanya dan memiringkan kepalanya kesamping.
Gerakan itu membuat Marie sedikit terguncang.
Apakah kau yakin tidak takut dengan kostum beruang? Pikirku.
"Apakah job-mu adalah 'Journalist'?" tanya kakakku.
"Y-Ya benar." Jawab Marie.
Bagaimana dia bisa tau job-nya hanya dengan mendengar namanya? Apakah itu karena semua perlengkapan yang ada disini?
"Aku juga membaca manga itu." kata Shu.
"Manga apa?" tanyaku.
"Into the Shadow. 'Marie Adler' adalah nama protagonist di manga itu, dan dia bekerja sebagai seorang jurnalis."
"Begitu," kataku. "Kau menyukai manga itu, Marie?"
"Ya, aku menyukainya." Jawabnya. "Itulah alasan kenapa aku memilih nama dan job ini."
Yah, itu jelas bukan hal yang aneh bagi player MMO untuk menggunakan nama dan penampilan dari karakter yang mereka sukai.
"Apakah itu juga alasan kenapa gaya bicaramu seperti itu? tanya Shu.
"Tentu saja, ini hanya sebuah akting." Jawabnya. "Tidak ada teman sepantaranku yang berbicara dengan gaya seperti ini saat mereka berumur lebih dari 20 tahun."
Dia sungguh serius, pikirku. Juga, ini pertama kalinya aku mengetahui bahwa dia lebih tua dariku.
"Into the Shadow, kan?" kataku. "Mungkin aku harus membacanya juga."
"Asal kau tau, manga itu tidak dilanjutkan oleh majalahnya," kata kakakku. "bagian pertama dari ceritanya telah selesai dan serialisasinya dihentikan begitu saja."
Well, damn…
"Manga itu cukup populer, sih," tambahnya. "Aku juga sangat menyukainya, dan aku berharap agar manga itu kembali berlanjut suatu saat nanti."
"Terima kasih. Aku menghargai hal itu," kata Marie. Sepertinya dia adalah penggemar berat manga itu.
Aku benar-benar harus membelinya saat punya kesempatan, pikirku. Jika mereka merasa bahwa manga itu bagus, maka mungkin aku juga akan menikmatinya.
"Tuan-tuan dan nyonya-nyonya! Waktu menunggu telah selesai! Event utama hari ini — Clash of the Superior — sebentar lagi akan dimulai!" kata sebuah suara, mengumumkan bahwa pertandingan sudah dimulai. Suara itu bergema di seluruh arena, diiringi oleh alunan musik.
Aku sudah diberitahu bahwa, sama seperti toilet di dunia ini, pengumuman itu juga dilakukan menggunakan sihir.
"Oh, pertarungannya sudah mau dimulai," kata Shu. "Lebih baik kalian mempersiapkan mental kalian-kuma."
"Benar," kata Marie. "Aku juga harus merekamnya."
Kami semua duduk dan mulai bersiap-siap menyambut event itu.
Njir, sekarang kalau dipikir-pikir, event yang disebut "Clash of the Superior" ini benar-benar sesuai dengan namanya, pikirku. Figaro dan Xunyu — dua orang Superior yang memiliki Superior Job — sebentar lagi akan bertarung.
Sepertinya ini akan menjadi pertarungan yang berbeda dengan yang pernah kulihat sampai saat ini. Bagaimanapun, orang yang akan bertarung adalah makhluk terkuat dan tertinggi di Infinite Dendrogram.
"Pertama, di gerbang timur! Pintu masuk bagi tamu kehormatan kita!" panggil pembawa acara itu.
Sebuah lampu sorot tertuju pada sebuah pintu masuk.
"Seorang Superior yang berasal dari negeri Huang He! Ahli bela diri luar biasa yang menyandang gelar 'Yinglong'! Hewan buas dari timur! Master Jiangshi! XUN… YUUUUUU!"
Terdengar sebuah ledakan musik crescendo, dan bahkan terdapat asap yang keluar di sana, Sesaat kemudian, makhluk itu menembus tabir tipis itu dan menunjukkan dirinya.
Sosoknya memiliki tinggi lebih dari empat meter, membuat para penonton berteriak karena terkejut. Sekilas pandang pada lengannya yang panjang sudah cukup untuk membuat keringat dingin mengalir di punggungmu.
Bagi mereka yang tinggal di negara ini, yang memiliki latar Barat, bahkan pakaian makhluk itu seperti berasal dari dunia antah-berantah.
Menyebarkan ketakutan dan kejutan dengan setiap langkahnya, Master Jiangshi, Xunyu, memasuki panggung. Makhluk itu mengangkat tangannya dan mengeluarkan teriakan pertarungan, yang kemudian diikuti oleh ledakan di kedua sisi pintu masuk.
Penampilan itu membuat para penonton bersorak dan berteriak.
"Mereka benar-benar tau bagaimana dunia hiburan itu bekerja," kataku.
"Gideon sebenarnya merupakan kota showbiz-kuma," jelas Shu. "Juga, para Master memberikan saran kepada para tian tentang bagaimana cara menyusun pembawaan acara ini.
Seperti yang kuduga. Hal itu terlihat sama persis dengan sesuatu dari event pertarungan di TV.
Namun, aku merasa kalau pembawa acara yang ada di TV lebih bagus. Pembawa acara yang ada di sini sepertinya tidak terbiasa dengan hal itu.
"Ngomong-ngomong, Xunyu menduduki peringkat dua duel ranking di Huang He," tambah Shu. "Kau akan terbiasa dengan hal ini jika kau sudah banyak melakukan duel sepertinya."
Nomor dua? Jadi ada orang lain yang berada di puncak, huh?
"Ngomong-ngomong, 'Master Jiangshi' itu job seperti apa, sih?" tanya Rook.
"Huang He memiliki job yang disebut 'Daoshi', dan kudengar 'Master Jiangshi' adalah Superior Job dari kelompok itu." jawab Marie. "Jika di negara ini, mungkin job itu akan disebut sebagai Mage."
"Ciri utama dari Daoshi adalah mereka membuat dan memakai item tertentu — jimat yang disebut sebagai 'Fu'." Tambah Shi. "Keuntungan terbesar mereka adalah, mereka bisa melancarkan sihir dengan cepat dan terus-menerus, sementara kekurangannya adalah biaya pembuatan item tersebut."
"Dan jangan lupa bahwa skill yang semakin kuat memerlukan banyak waktu untuk menempatkan Fu." Tambah Marie.
Shu mengangguk. "Aku juga mendengar hal itu, sementara berada di dalam daoshi grouping, Master Jiangshi adalah upgrade langsung dari job yang dikenal sebagai 'Jiangshi', yang berfokus pada endurance. Karena itu, bisa diduga bahwa gaya bertarung Xunyu tidak hanya murni sihir, tapi juga melibatkan pertarungan jarak dekat."
"Oh, itu benar. Bagaimanapun, daoshi grouping adalah jenis yang membuka Superior Job yang berbeda tergantung dengan job yang kau kombinasikan dengannya. Faktanya, mungkin akan lebih tepat untuk menganggap Master Jiangshi sebagai Superior Job dari jiangshi grouping."
Sepertinya kami memiliki dua orang narasumber di sini. Dan karena Rook-lah yang mendengarkan mereka, pada dasarnya aku hanya menjadi bagian dari latar belakang. Bukan berarti aku memikirkannya, sih.
"Tunggu, job itu juga disebut sebagai 'Shi Jie Xian', kan?" tanyaku. "Hal itu sama sekali tidak berarti 'Jiangshi', bukan? Jadi kenapa itu dibaca sebagai 'Master Jiangshi'?"
"Yah, tidak semua job bisa diterjemahkan dengan baik seperti 'King of Destruction', contohnya," jawab Shu.
"Penamaan Superior Job bisa saja menjadi sangat sesuatu," tambah Marie. "Misalkan saja 'Death Shadow'."
Kurasa keunikan mereka berasal dari penamaan yang unik itu, pikirku.
"Lalu bagaimana sebenarnya player ini bertarung?" tanya Rook.
Aku juga penasaran dengan hal itu. Aku sudah berhadapan dengan Xunyu di meja kasir dan melihat jiangshi itu bertarung melawan Shu, tapi aku sama sekali tidak memahami apa yang terjadi pada saat itu.
"Julukan 'Yinglong' mungkin akan membuatmu berpikir sebaliknya, tapi itu bukan nama Embryo milik Xunyu," kata Marie. "Juga, kadang-kadang Xunyu juga disebut sebagai 'Landmine' atau 'Divine Speed,'"
Kedua julukan itu memberikan kesan yang benar-benar berbeda. Yang pertama memberikan kesan berdiam diri ditempat, sementara yang kedua memberikan kesan bergerak kesana-kemari. Tentu saja, itu membuatku penasaran mana yang lebih cocok untuk petarung misterius ini.
"Dan di gerbang barat! Kita memiliki kebanggaan Gideon! Juara bertahan di kota kita!" panggil pembawa acara itu.
Musik berganti dan lampu sorot di arahkan ke gerbang yang berlawanan.
"Raja! Penjelajah solo! Orang yang memiliki julukan 'Endless Chain' dan menyandang gelar 'Over Gladiator'! Pria terkuat di kerajaan! FIIIIIGAAAROOOOO!"
Seperti yang telah diperkenalkan, orang yang berjalan keluar dari gerbang barat tidak lain adalah Figaro. Meski menunjukkan senyum lembut di wajahnya, matanya memberikan tekanan yang tak dapat diukur, dan mereka tidak memberikan satupun petunjuk tentang apa yang sedang dia pikirkan.
Tentu saja, dia tidak memakai kostum singa. Melainkan, dia memakai equipment yang sama anehnya dengan sebelumnya.
Kemunculan Figaro membuat sorakan bergema di arena.
"FI-GA-RO! FI-GA-RO!" para penonton meneriakkan hal itu saat dia berjalan dengan perlahan ke arah penggung. Seperti yang sudah kudengar, dia sangat populer di bidang ini.
Yah, aku paham kenapa dia harus memakai kostum itu, pikirku.
"Baiklah! Mari kita bersiap untuk pertarungan paling besar di abad ini!" kata sang pembawa acara.
Sekarang karena kedua partisipan sudah berada di atas panggung, mereka membuka setting window. Aku juga melihatnya sebelum event pembuka berlangsung. Window itu digunakan untuk mengatur barrier. Sama seperti saat event pembuka, kedua sisi melihat peraturan yang ditampilkan dan mengonfirmasi jika mereka menyetujuinya sebelum memulai pertarungan.
Sebagian besar duel yang berlangsung di sini di Gideon adalah 1v1 dan tidak memiliki banyak peraturan. Semua serangan dan taktik di izinkan. Apa yang tidak diizinkan adalah accessories yang mencegah instant death — seperti Lifesaving Brooch dan Dragonscale Ward yang sudah akrab denganku — dan item penyembuh. Penyembuhan yang berasal dari skill equipment tidak dilarang, dan aku masih terlalu noob untuk memahami kenapa mereka diperlakukan secara berbeda.
"Figgy akan memiliki keberuntungan yang sangat besat jika mereka mengizinkan penggunaan accessories seperti itu," kata Shu.
"Eh? Tapi peraturannya sama bagi kedua petarung, jadi apakah itu akan menciptakan perbedaan yang begitu besar?" tanyaku.
"Percaya padaku. Jika itu Figgy, maka itulah yang terjadi."
Jadi Figaro memiliki sesuatu yang memberikan keuntungan besar melalui accessories itu? pikirku.
"Kedua duelist sudah selesai memeriksa peraturan! Sekarang, mari kita aktifkan barrier-nya… oh?" Pembawa acara itu baru saja hendak memberikan aba-aba untuk memulai pertarungan, tapi berhenti saat dia melihat Xunyu mengangkat salah satu tangan panjangnya.
Apakah dia keberatan dengan peraturannya atau sejenisnya?
"Satu dua, tes tEs. KaliAn mendengArku?" kata Xunyu, suaranya bergema di seluruh arena.
"Jadi ya, Aku akAn bertarUng melaWan agAn Figaro iNi, tapi iziNkan aku mengatakan sesuatu untuk membuat pertarungan ini meknjadi lebih menarik."
"Aku tidak akAn bergerak selAngkahpuN samPai Figaro jaTuh berLutut."
Perktaannya Xunyu adalah sesuatu yang tidak pernah kuduga sebelumnya.
Untuk sesaat, semua orang yang ada di arena tertegun. Seakan-akan setiap penonton memiliki pemikiran yang sama, dan hanya memikirkan Apa yang baru saja mereka dengar?
"ApakAh adA diAntara kaliAn yang mendEngarku? Aku mengAtakan kalAu aKu tidAk akAn berGerak selangkAhpun, dan aku akAn membuat aGan Figaro ini jaTuh berLutut."
Setelah beberapa saat berlalu dalam kesunyian, para penonton menyadari bahwa perkataan Xunyu adalah hinaan provokatif terhadap Figaro — dan duel city Gideon, yang menganggapnya sebagai juara mereka. Tiba-tiba, seluruh arena diselimuti oleh kemarahan dan cemoohan.
Namun, hal itu hanya membuat Xunyu tertawa. "BagUs! SekArang aku meNjadi orAng jahAt sungGuhan! Oh, tAwa yAng akAn kUkeluArkan sAat aku mengalAhkanmU di siTuasi ini!"
Bukannya menanggapinya, Figaro hanya menatap lawannya dalam diam. Aku tidak tau apakah dia diam karena rasa percaya diri atau karena alasan lain.
Namun, aku hampir sepenuhnya yakin bahwa skenario yang Xunyu katakan bukanlah hal yang mustahil. Setidaknya, jika aku berada di posisi Figaro, aku pasti akan terbunuh bahkan sebelum jiangshi itu bergerak selangkahpun. Situasi seperti itu hampir saja terjadi beberapa saat yang lalu. Tapi, aku merasa bahwa perkataan Xunyu bukan hanya sekedar provokasi.
"Itu sungguh perkataan yang kasar," kata Nemesis. "Apakah menurutmu ada maksud dibalik hal itu?"
"Jika kau bertanya apakah menurutku itu hanyalah provokasi belaka atau sebuah persiapan untuk suatu hal… sudah jelas itu adalah yang kedua," jawabku.
Pernah sekali menghadapi Xunyu sudah cukup untuk membuatku mengetahui seberapa kejam dan tak kenal ampunnya jiangshi itu. Tapi jelas itu bukan semuanya, sih. Ada lebih banyak hal tentang Superior ini yang tak bisa dipandang oleh mata.
Dari kejadian di meja kasir dan pintu masuk, dan perkataan barusan. Aku dapat dengan mudah menduga bahwa Xunyu memiliki cukup kecerdikan untuk memperhitungkan dan mengendalikan kesan milik orang lain. Taktik dan persiapan pertarungan milik jiangshi itu bahkan mencakup suasana yang ada di sekitarnya.
"Kami akan menghidupkan barrier-nya!" kata sang pembawa acara.
Cemoohan ke arah Xunyu menurun dan barrier menjadi aktif, membuat panggung itu siap untuk digunakan.
"Dan dengan demikian! Mari kita sambut event utama hari ini, Clash of the Superior… DIMULAI!"
Sesaat kemudian, terdengar sebuah suara ledakan saat sesuatu berwarna emas bersinar di atas panggung. Itu hanya sekilas. Namun, dalam waktu sekilas itu ada terlalu banyak hal yang terjadi.
Setidaknya, menurutku seperti itu. Bagaimanapun, aku hanya bisa melihat hasil yang diakibatkan oleh hal itu.
Tanpa kusadari, Figaro sudah memegang dua buah pedang dan meluncurkan empat buah rantai, yang mana tiga diantaranya sudah hancur.
Dia mengayunkan kedua pedangnya dengan kecepatan yang luar biasa, menggunakan mereka untuk menangkis "sesuatu." Sesuatu itu sepertinya sudah memenuhi seluruh panggung saat ini.
Saat akhirnya benda itu menyebar seluas itu, aku akhirnya dapat melihatnya menggunakan mataku.
Benda itu sangat panjang dan bergerak dengan kecepatan yang sangat besar. Saking cepatnya benda itu hanya terlihat seperti sesuatu yang samar. Aku mungkin tidak akan bisa menyadarinya jika bukan karena panjang yang dimilikinya. Ujung dari "sesuatu" itu benar-benar tidak dapat kulihat. Namun, dengan mengikuti sosok panjangnya, aku menyadari bahwa benda itu terhubung dengan lengan baju milik Xunyu.
Awalnya, aku mengira bahwa sesuatu itu adalah sebuah rantai, sama seperti yang digunakan Figaro. Hanya butuh sesaat sampai aku menyadari kalau itu salah. Tidak ada satupun tangan dibalik lengan baju Xunyu yang dapat memegang sesuatu seperti itu.
Hanya ada sebuah "sesuatu" yang terhubung dengan lengan baju itu — Lengan Xunyu.
Mencapai kecepatan yang tidak dapat diikuti oleh mataku, lengan itu memanjang dan menyerang Figaro seperti dua ekor ular naga.
"Itu terlalu cepat," gumamku.
"Mereka salah mengatur barrier-nya," Nemesis berkata kepadaku menggunakan telepati. "Kecepatan di dalam sana diperlambat, tapi kecepatan mereka begitu besar sampai pengaturan itu tidak berarti apa-apa."
Dia mengatakan persis seperti yang kupikirkan. Aku melihat ke arah kakakku yang duduk di sebelahku, dan bertanya-tanya apakah dia dapat melihatnya.
Tiba-tiba, rantai terakhir milik Figaro terbang ke arah Xunyu. Kecepatannya sangat luar biasa, tapi sebelum benda itu dapat mencapai targetnya, rantai itu terpotong menjadi lima bagian dalam sekejap.
Rantai yang hampir membunuhku dulu saat di Tomb Labyrinth itu terlalu lambat bila dibandingkan dengan lengan Xunyu.
"Supersonik, extension-based attack… mereka lebih cepat dari…"
Mungkin Marie yang mengatakan hal itu, tapi aku juga tidak begitu yakin.
Sedikit terlambat. Aku akhirnya menyadari bahwa suara ledakan yang terdengar di awal pertarungan tadi sebenarnya adalah sebuah sonic boom. Juga, aku mulai memahami bahwa, meskipun memiliki kecepatan yang gila, lengan milik jiangshi itu dikendalikan dengan baik.
Sambil menyadari seberapa pantasnya Xunyu menyandang gelar "Divine Speed", aku hanya bisa menyadari bahwa tangan yang memanjang itu terlihat seperti ular naga yang ada di mitos China.
Itu membuatku semakin yakin bahwa, jika pertarungan kami di meja kasir berlanjut, aku pasti akan terbunuh bahkan sebelum aku dapat menggunakan Counter Absorption. Bahkan jika entah bagaimana aku berhasil menggunakannya, Xunyu mungkin akan membunuhku dengan cara menggerakkan lengan itu mengelilingi barrier yang tercipta dan memenggal kepalaku dari belakang.
Meskipun aku dapat melihat jejak lengan yang memanjang itu, bagian ujungnya — telapak tangannya — sama sekali tidak dapat kulihat. Fakta bahwa ini adalah kecepatan mereka setelah diperlambat oleh barrier membuat keringat dingin mengalir di punggungku.
Namun, Figaro juga menakjubkan. Meskipun dia dihadapkan pada serangan supersonik beruntun, sepertinya tidak ada satupun dari serangan itu yang mengenainya sampai saat ini. Dia melihat, menghindari, dan menangkis mereka semua.
Juga, sedikit demi sedikit, aku juga semakin kesulitan untuk melihat pergerakannya.
"Sebuah manga tertentu memiliki istilah untuk apa yang kurasakan saat ini," gumamku. Kupikir itu disebut sebagai "Yamcha Vision," pikirku.
Nemesis, Rook, dan Baby sepertinya berada pada kondisi yang sama denganku. Tapi sepertinya itu tidak berlaku untuk Shu dan Marie. Dilihat dari sikap dan pergerakan matanya, aku bisa mengetahui bahwa mereka dapat melihat dan mengikuti pergerakan lengan Xunyu.
"Kalian berdua benar-benar bisa melihatnya?" tanyaku untuk memastikan.
"Sampai batas tertentu," jawab Shu. "Aku bukan build AGI, jadi kadang aku bisa, kadang aku tidak bisa."
AGI yang tinggi membuatmu bisa melihat hal semacam ini? Pikirku.
Dari pertarungan di meja kasir dan fakta bahwa dia berada di daftar ranking, aku sangat yakin bahwa level Shu sangat tinggi. Namun, aku tidak paham kenapa Marie juga bisa melihatnya.
"Aku bisa mengikuti pergerakannya karena kami para Journalist memiliki skill passive yang dapat meningkatkan kemampuan pandangan kami," dia menjawab pertanyaanku bahkan sebelum aku sempat menanyakannya.
Begitu. Jadi ada job non-petarung dengan skill seperti itu, huh?
"Aku hampir sama sekali tidak bisa melihatnya," kataku. Ini adalah pertama kalinya aku melihat pertarungan antara player kelas atas, dan pertama kalinya aku melihat seberapa cepat mereka dapat bergerak. Aku tidak yakin apakah aku benar-benar bisa berkata demikian, bagaimanapun, faktanya kecepatan mereka sudah diperlambat oleh barrier.
"Kami sekarang akan lebih memperlambat kecepatan bertarung yang ada di dalam barrier!" kata sang pembawa acara, dan — benar saja — pergerakan kedua petarung itu menurun drastis.
Tapi, mereka masih lebih cepat dari pada kedua petarung di event pembukaan, pikirku.
"Jadi mereka mengatur pelambatnya sampai max, huh?" kata Shu. "Yah, akan ada terlalu banyak penonton yang tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi jika mereka tidak melakukannya."
"Ya, sejujurnya, aku salah satu dari mereka," kataku.
Sekarang, aku entah bagaimana bisa melihat detail pertarungan itu. Sebuah tangan kanan berwarna emas datang mengincar kepala Figaro dari sisi kiri. Dia menghindarinya dengan cara menekuk tubuhnya ke belakang.
Tangan yang melewatinya membuat belokan berbentuk U dan kembali mengincar kepalanya. Kali ini, Figaro menangkis serangan itu menggunakan pedang yang ada di tangan kanannya.
Pertarungan yang sebelumnya benar-benar tak terlihat, sekarang sudah cukup diperlambat untuk bisa dilihat oleh mataku, tapi aku masih mereka seperti melihat video dalam mode fast-forward.
Serius, seberapa cepat kedua orang itu bertarung?
"Kau bahkan tidak akan bisa melancarkan serangan jika kau tidak bisa mengikuti kecepatan ini, huh?" tanyaku.
"Yah, kau bisa mencoba melakukan serangan kejutan saat mereka sedang tidak berada dalam mode bertarung," kata Marie. "Hal itu tidak mungkin bisa dilakukan dalam duel, sih."
Tentu saja. Duel dimulai saat kedua sisi menyetujui peraturan yang dibuat dan sudah siap untuk bertarung. Tidak ada kesempatan untuk melakukan serangan kejutan. Itu adalah pertarungan 1v1 dimana kedua sisi bertarung dengan semua yang mereka miliki sampai orang yang lebih kuat meraih kemenangan.
Figaro adalah orang yang menduduki peringkat teratas di Gideon. Itu artinya dia adalah petarung 1v1 terkuat yang bisa ditawarkan kerajaan. Tapi, Xunyu cukup cepat untuk memaksanya berada dalam posisi defensif.
Aku hampir saja berpendapat bahwa Master Jiangshi adalah Superior Job yang berfokus pada AGI, tapi kemudian aku ingat apa yang Maria katakan tentang job itu: Jika di kerajaan maka itu bisa disebut… Mage.
"Tunggu, sihir!" teriakku. "Xunyu masih belum serius!"
Sesaat kemudian, panggung itu dipenuhi oleh suara raungan yang keras dan cahaya crimson yang mendominasi seluruh wilayah di dalam barrier.
Aku menatap ke arah panggung dan melihat lengan yang memanjang itu mengeluarkan banyak sinar panas berwarna crimson. Mereka menari dengan liar saat mereka membakar udara dan menghanguskan lantai panggung yang terbuat dari batu.
Asal dari sinar itu adalah lembaran kertas yang menutupi seluruh lengan Xunyu.
"Apakah itu…?"
"Fu milik daoshi," kata Shu.
"Xunyu membungkus lengannya dengan Fu yang berisi sihir ofensif dan sekarang menggunakannya untuk memenuhi panggung dengan sinar panas," jelas Marie.
"Itu gila," gumamku.
Tentu saja, dengan sinar panas sebanyak itu, beberapa dari mereka mengenai lengan panjang milik Xunyu. Tapi lengan itu terlihat sangat kuat, dan sama sekali tidak menerima damage. Sinar itu memang membuat beberapa Fu lepas dan perlahan jatuh ke atas lantai panggung, tapi lengan itu melanjutkan serangannya secara terus-menerus.
Seberapa kuat kedua lengan itu, sih? Pikirku bertanya-tanya.
"Jika mereka tidak kuat, teman bermata sipit kita pasti sudah menghancurkannya saat ini," kata Nemesis.
Lengan yang tidak terpengaruh oleh sinar panas dan memiliki kekerasan yang bahkan membuat Figaro kesulitan untuk menembusnya. Dari fakta bahwa Xunyu dapat bertarung dengan kecepatan supersonik meskipun merupakan Master Jiangshi, job yang berfokus pada sihir, aku hanya bisa berpendapat bahwa.
"… Lengan itu adalah Superior Embryo milik Xunyu," kataku.
Lengan palsu yang memancarkan sinar emas dan menyerang musuh dengan kecepatan yang melebihi suara. Kemampuan karakteristik Embryo ini dapat dideskripsikan sebagai "lengan kuat yang bisa memanjang dengan kecepatan luar biasa." Meskipun itu terdengar biasa, melihat aksinya dalam pertarungan yang ada di depanku membuatku terkesan dan merasa takut.
Kekuatan, kecepatan, jangkauan — lengan itu memiliki semuanya. Itu sederhana, tapi itulah yang membuatnya hampir tidak mungkin untuk dilawan.
"Jika adalah sebuah kekuatan yang dapat melawannya, maka…"
"… itu pasti adalah sesuatu yang sederhana, juga." Kata Nemesis menyelesaikan perkataanku.
Saat perkataan Nemesis mencapai telingaku, ada sesuatu lain yang masuk ke pandanganku.
Sinar crimson dan Fu dalam jumlah besar yang terlepas dari lengannya menari di sekeliling penggung saat Figaro menerobos penghancur berkecepatan supersonik itu tanpa terluka sedikitpun.
Dia tidak melakukan hal khusus. Figaro hanya menghindar, menangkis dan berlari.
Menghindari sinar panas dan menangkis lengan itu, dia secara perlahan memperpendek jarak antara dirinya dan lawannya.
Pertarungan itu sendiri sebenarnya sederhana, tapi level dari pertarungan itu membuatnya tampak luar biasa.
"Menakjubkan," kataku, tidak mengetahui kalimat yang lebih bagus untuk mendeskripsikan hal itu.
Awalnya, kupikir Figaro benar-benar berada dalam posisi defensif, tapi aku salah. Dia mendekati Xunyu, menjadi semakin cepat dari waktu ke waktu, dan menghindari setiap serangan yang dilakukan oleh jiangshi itu.
Hanya masalah waktu sampai Xunyu berada di dalam jangkauan serangannya. Itu cukup untuk memastikan perkataannya sebelumnya, dan Figaro pasti akan menang.
Namun, tiba-tiba aku menyadari sesuatu. Bukan tentang kedua orang yang sedang bertarung, tetapi dua orang yang duduk di sampingku — Shu dan Marie.
Aura yang ada di sekitar mereka terasa berbeda.
Ini bukan pertama kalinya aku melihat aura seperti itu. Aku sudah merasakannya saat bertarung melawan Demi-Dragon Worm, saat dibunuh oleh Superior Killer, dan saat menghadapi Gardranda dan Gouz-Maise. Melihat mereka membuatku merasa sama gugupnya dengan saat aku melalui pengalaman mengerikan itu.
Tak lama kemudian, aku menyadari bahwa tatapan mereka berdua di arahkan pada hal yang sama.
Itu bukan sesuatu yang ada di panggung, tapi salah satu monitor yang terpasang di tempat duduk kami — khususnya, monitor yang menunjukkan wajah Xunyu dalam jarak dekat.
Wajah itu masih tersembunyi di balik jimat jiangshi itu. Namun, kadang-kadang jimat itu terangkat karena angin pertarungan, dan mengungkap sebuah seringai penuh percaya diri.
"Call — Baolei!"
Tepat setelah jiangshi itu mengatakan kalimat yang berarti "petir yang mengamuk", terjadi sebuah perkembangan baru. Punggung telapak tangan Xunyu tiba-tiba terbuka, menunjukkan sebuah jewel yang digunakan untuk menyimpan monster. Dari jewel itu keluar seekor makhluk yang seolah-olah terbuat dari petir.
Dilepaskan pada jarak yang hampir merupakan titik buta dari Figaro, makhluk itu segera mengarahkan taring listriknya ke arahnya.
"Seekor elemental," kata Shu. "Dan lagi, sebuah jenis yang langka."
"Kelihatannya itu adalah sejenis Lightning Elemental yang berfokus pada kecepatan dan kemampuan ofensif," tambah Marie. "Itu hanya sebuah pengalih perhatian, sih."
Sebelum aku dapat menanyakan apa yang dia maksud. Figaro mengayunkan pedang yang ada di kedua tangannya secara menyilang dan memotong monster itu.
Hal itu terjadi dalam sekejap. Sama seperti yang Marie katakan, elemental itu hanya berakhir sebagai pengalih perhatian sesaat. Namun, waktu sesaat itu sudah cukup bagi Xunyu untuk dengan aman menarik mundur salah satu lengan emas-nya.
Lengan itu kembali ke bentuk aslinya, dan di antara jari telunjuk dan jari tengahnya, terdapat selembar Fu. Fu itu terlihat sangat detail dan rumit, membuatnya terlihat mirip seperti lukisan, tapi bukannya merasa bahwa benda itu indah, aku malah merasa lebih ketakutan padanya.
Lalu, ratusan… tidak, ribuan… Fu yang berjatuhan di atas panggung selama pertarungan berlangsung mulai mengeluarkan cahaya crimson.
Karakteristik utama dari Daoshi adalah mereka membuat dan memakai item tertentu — jimat yang dikenal sebagai "Fu," pikirku, mengingat apa yang dikatakan oleh Shu dan Marie. Dan jangan lupa kalau semakin besar skill yang dipakai, maka semakin lama juga waktu yang diperlukan untuk menempatkan Fu.
"Zhenhuo Zhendeng — Baolongba!" teriak Xunyu.
Perkataan itu — yang berarti "True Flame True Light, Explosive Dragon Dominance" — menyebabkan sebagian besar arena duel terselimuti oleh sebuah pilar api.
Pemandangan itu membuatku teringat akan salah satu julukan jiangshi itu: "Landmine."
Pilar api itu dengan mudah menghancurkan bagian atas barrier yang memisahkan antara petarung dan penonton.
Faktanya, pilar itu sangat tinggi sampai-sampai terlihat seperti membakar langit itu sendiri. Meskipun tidak cukup kuat untuk menyebabkan damage, panas yang disebabkan oleh pilar itu mencapai kami dan hampir semua penonton lain, menyebabkan banyak orang berteriak ketakutan.
Kepanikan itu mungkin memang terkesan sebaliknya, tapi tidak ada satupun bahaya yang mengancam mereka. Jika ada orang yang terluka karena hal itu, maka itu adalah kedua petarung yang ada di atas panggung.
Tapi pilar itu tidak menyebar ke arah pembuatnya-nya, Xunyu. Tanpa kusadari, lengan kanan jiangshi itu sudah mundur kembali ke panjang aslinya, sama seperti lengan kirinya, dan terhindar dari api itu.
Hal yang sama tidak bisa dikatakan pada Figaro. Berurusan dengan elemental telah membuatnya tidak bisa menghindari serangan itu, dan tentu saja itu bukanlah sesuatu yang dapat ditangkis menggunakan pedang.
Hampir semua penonton menahan nafas mereka pada saat pilar itu mulai menghilang dan membuat mereka melihat apa yang terjadi di atas panggung yang terbakar itu.
Apa yang kami lihat adalah Figaro, benar-benar dikelilingi oleh kabut panas dan sebuah barrier berbentuk bola yang melindunginya dari serangan itu.
"Dia bertahan dari hal itu tanpa terluka sedikitpun?!" teriak Marie dalam keterkejutan, dan aku hanya bisa menyetujuinya.
"Apakah itu adalah skill milik Embryo Figaro?" tanyaku. "Atau apakah itu kemampuan dari Over Gladiator?"
"Bukan keduanya," jawab Shu. "Itu adalah skill item. Mantel panjang yang dia pakai itu adalah sebuah special reward. Skill aktif-nya membuatnya bisa meniadakan semua dan seluruh pengaruh dari luar dalam waktu singkat."
Jadi itu sebuah skill milik special reward. Sama seperti skill yang ada pada Miasmaflame Bracer dan Grudge-soaked Greaves milikku, pikirku.
"Oh, tapi skill itu memiliki cooldown selama 10 menit." Tambah Shu. "Yang artinya serangan barusan membuatnya kehilangan cara bertahan andalannya."
"Kupikir Xunyu itu juga kehabisan taktik, sih." Kata Marie. "Elemental itu tidak bisa bertarung lagi, dan aku tidak yakin dia bisa dengan mudah mengaktifkan kembali sihir yang memakai Fu sebanyak itu, yang artinya dia tidak bisa mengulangi trik yang sama, dan dengan demikian…"
"… Figaro akan menang!" teriakku dengan yakin.
"Yang tersisa adalah memikirkan efek dari skill terakhir yang digunakan oleh Xunyu," kata Rook.
Aku, Nemesis, dan bahkan Baby, tidak memahami apa yang dia katakan.
Shu — jelas menyadari sesuatu — sedang melihat ke arah Xunyu. Dan meski sedikit terlambat, Marie juga bergabung dengannya.
"Apa yang kau maksud dengan 'skill terakhir', Rook?" tanya Baby.
"Xunyu menggunakan skill lain selain skill yang menciptakan pilar itu, bukan?" tanya Rook.
"Yah, aku… benarkah?" tanyaku. Aku sama sekali tidak melihat hal itu.
"Skill defensif milik Figaro hampir berakhir," kata Shu, dan memang benar, pelindung yang melindungi Figaro dari pengaruh luar mulai menghilang.
Aku sepenuhnya menduga bahwa kedua duelist itu akan kembali bertarung dengan kecepatan supersonik, tapi apa yang terjadi benar-benar berkebalikan dengan hal itu.
Tidak ada satupun dari Xunyu — yang menggunakan skill menakutkan itu — maupun Figaro — orang yang menahannya — yang menggerakkan satu ototpun.
Tentu saja, itu aneh, karena itu merupakan waktu bagi Xunyu untuk dapat memperbaiki posisinya dan bagi Figaro untuk maju menyerang. Namun, meski begitu, Xunyu masih menyeringai.
"'Arms and Legs Reach for the Horizon — Tenaga Ashinaga.'" Kata Rook memecah kesunyian itu.
"Rook?"
"Itulah yang Xunyu katakan tepat setelah menciptakan pilar api itu," kata Rook.
Aku sama sekali tidak mendengar hal itu, pikirku. Suara yang terdengar pada saat itu didominasi oleh deru api, dan Xunyu tidak memiliki mic atau sejenisnya.
"Bagaimana kau bisa mengetahui hal itu?" tanyaku.
"Aku melihat bibirnya bergerak," jawabnya. "Pergerakan mulut yang digunakan untuk berbicara di sini sama dengan yang ada di dunia nyata."
Dia membaca pergerakan mulut? Kapan dia mendapatkan skill itu? Atau tunggu, apakah itu sama seperti kemampuan menggambar milik Marie? Apakah dia membawanya dari dunia nyata? Yang lebih penting, apakah "Tenaga Ashinaga" adalah nama dari Superior Embryo milik Xunyu?
Nama itu mengacu pada sejenis yokai dari mitos Jepang — yokai yang sangat cocok dengan sosok abnormal milik jiangshi itu.
Sebuah skill yang memiliki nama seperti itu hanya bisa berarti.
"… Xunyu menggunakan skill ultimate milik Embryo-nya — skill yang dinamai berdasarkan nama Embryo itu sendiri!" teriakku.
Tiba-tiba, jiangshi itu mengangkat kaki kirinya, yang tersembunyi dibalik pakaiannya. Kaki yang tidak bergerak satu inchi-pun sejak pertarungan dimulai.
Sama seperti lengannya, kaki itu adalah sebuah kaki palsu berwarna emas — sebuah Superior Embryo.
Telapak kakinya sama tajamnya dengan kuku yang ada di tangannya, dan ada sesuatu di antara mereka. Tidak seperti Fu yang sebelumnya, itu memiliki bentuk yang tidak jelas.
Hal yang sama juga berlaku untuk warnanya. Benda itu berwarna putih, merah muda, dan merah di saat bersamaan, yang — digabungkan dengan kelembutannya yang terlihat jelas — membuatnya terlihat sangat mirip dengan organ dalam manusia.
"AkU gagAL mendapAtkan jAntunGmu," kata Xunyu. "Ini haNya sebuah Paru-pAru."
Sesaat kemudian, darah keluar dari mulut Figaro saat dia jatuh berlutut.