Chereads / I'M Your Man / Chapter 4 - Bab 4 For Ending Part

Chapter 4 - Bab 4 For Ending Part

Part 4

Beberapa bulan kemudian~

Jong in di panggil ke menuju Security Team Karena Man Ok ingin menyampaikan berita yang sangat mengemparkan baginya. Jong in berjalan masuk kedalam koridor perusahan. Ia berpapasan dengan ketua K Grup dan orang-orangnya.

"Kai-ya!". Sapa hyun sik ketua K Grup itu sambil menepuk sekali kedua tangannya dan mendekati Jong In.

Jong In tercengat karena hal itu, Ia tak bisa berkata apa-apa.

"Ternyata kau berkerja disini rupanya". "..kau tau aku selama ini selalu mencarimu, kau ingat? Pembunuhan-pembunuhan itu.".

"Labelmu ini". Sambil menunjukkan kearah uluhhati Jong in "..yang membuatku menemukanmu!". Katanya sambil tersenyum sinis.

Jong in menepis tangan Hyun sik dengan marahnya dan menatap berapi Hyunsik. "..mengapa kau tak kembali saja? Dan berkerja bersamaku?".

"Kau pembunuh!!!". Benyak Jong In di ujung emosinya.

Hyun sik menyikapi jasnya dan melanjutkan jalannya. Akan tetapi langkahnya terhenti setelah mengingat sesuatu.

"Jangan keras-keras. Mereka akan tau". Katanya tanpa berbalik pada Jong in. "Oh ya!. Mengingat kata pembunuh,.. kau tak mencari keluargamu apa kau menemukan mereka?". Tanyanya sambil berbalik memandangi Jong in yang masih tetap dengan posisinya.

Jong in berbalik dengan berapi-api. "Bukan urusanmu!!". Geramnya mengepalkan tangan.

"Berhentilah mencari mereka,.. karena tau tak akan menemukan mereka".

"DIAM!!!!". Teriak Jong In bagaikan singa yang mengaung.

"Karena mereka telah mati, dan jangan mencari pembunuhnya,..karena kau telah menemukannya haha".

Nafas Jong in berantakan tangannya mengepal dan langkahnya semakin cepat ia langsung membuang pukulannya pada Hyun sik dan di tangkis oleh orang-orangnya.

Jong in menyerang Hyunsik akan tetapi orang-orang hyun sik melindungi hyunsik. Hyunsik hanya tertawa terbahak-bahak saat melihat pertempuran itu.

"Kai-ya! Jangan dulu marah, aku hanya membunuh kedua orang tuamu karena kau sendiri yang melakukan kesalahan. Jika kau tidak kabur malam itu berarti mereka tak akan terbang ke akhirat". Jong in masih berusaha menyerang orang-orang hyunsik akan tetapi satu lawan sepuluh. Jong in sangat pandai dalam hal beladiri ia masih kuat melawan mereka dan mereka juga sangat pandai.

"Kai-ya!! Jong Eun masih hidup". Mendengar itu Jong in langsung seakan tak bergerak dan di tendang serta di pukul oleh para orang-orang Hyunsik ia dihajar habis-habisan dan terkapar di lantai.

Hyunsik mendekati jong in dan menarik rambutnya. "Datanglah sendiri untuk melihat Kim Jong Eun, jika kau tidak datang maka,..dia dead!". Ancam hyunsik langsung membantik kepala Jong In di lantai.

Jong in hanya terdiam dengan luka-luka memar matanya mulai berkaca-kaca dan meneteskan butiran-butiran krystal. Jong in meluapkan amarahnya dengan menangis keras.

Setelah puas menangis ia beranjak bangun dan berdiri melanjutkan perjalanannya. Ia pergi ke Ruangan Man Ok dan mendobraknya kuat.

"Jong in-ah! Akhirnya kau datang". Man ok mendekati Jong in dan menuntunnya ke sofa. "..ada apa dengan wajahmu?". Tanyanya. Jong in menepis tangan Man Ok.

"Ada apa kau memanggilku?".

"Begini tadi K Grup datang mereka ingin bekerja sama dengan Perusahan kita, mengingat kontrakmu dengan Tuan Choi akan berakhir jadi kau akan melanjutkan kerja di K Grup,..".

"GEUMANHAE!!!". bentak Jong in kuat sambil berdiri dari duduknya.

"Ada apa jong in-ah!".

"Aku tak mau bekerja lagi!! Aku ingin mengundurkan diri Tuan Kim!". Geramnya sambil melangkah pergi akan tetapi Man Ok menariknya.

"Jong In-ah!".

"Lepaskan aku! Kau.Kau pembohong! Kau sudah kau Appa Eommaku sudah mati tapi kau tidak menyampaikan padaku. Kau serakah!!!". Cacinya penuh dengan airmata.

"Jong in-ah!".

"Berhenti memanggil namaku! Kuberitahu K Grup Itu Perusahan Kejam. Mereka adalah alumi pembunuh". Ungkap Jong In dengan kemarahan.

"Apa maksudmu Jong In-ah". Bentak Man Ok..

Jong in langsung melepaskan Jasnya dan membuka kancing kemejanya. Terlihat dadanya yang bidang dan absnya yang rapi dan menonjol juga bekas lukanya, tidak luput tato logonya.

"Lihatlah ini!". Tunjuk jong in pada tatonya. "Dulu aku bagian dari mereka, tapi setelah malam itu. Malam dimana aku menyelamatkanmu..aku melihat Hyunsik membuat acara Ritual pada anak didiknya untuk menjadi pengikutnya dan menbunuh aku melihatnya. Anak yang berusia 20 tahun itu di suntikkan sebuah cairan dan disuruh membunuh keluarganya. Mulai malam itu aku kabur dari sana dan bertemu denganmu". Jelas Jong in panjang lebar.

"Mengapa kau tak menceritakannya padaku?".

"Karena aku ketakutan dengan Pembunuhan dengan memakai logoku". Ujar Jong In menundukkan kepala.

"Lagian juga mengapa kau tak memberitahu padamu kalau Nae Kajok(keluargaku) sudah mati?!". Bentak Jong In kemudian. "Begini Jong in-ah. Tolong maafkan aku, mungkin aku sedikit serakah tapi jika aku memberitahumu..mungkin kau akan ikut bersama mereka dan sangat disayangkan dengan bakat yang kau miliki kau harus tetap hidup dan mengasah bakatmu". Jelas Man Ok ragu-ragu.

"Persetan dengan bakat!". Urbis Jong in berapi-api. "..jadi ini balasanmu pada budiku. Aku membencimu Presdir Kim!". Maki Jong in berbalik dan hampir meninggalkan ruangan itu tapi man ok mencegahnya lagi.

"Tunggu! Ada yang ingin ku beritahukan padamu Tuan Choi mau menikahkan putrinya denganmu. Dan aku sangat memohon untuk itu.".

Jong in menepis Man Ok. Dan berbalik pada Man Ok.

"Aku akan menerima Tawaran Itu. Tapi kau harus membantuku menyelamatkan yeodongsengku(adik perempuan)".

"Hmm tapi itu berbahaya, jadi bisakah kau tinggal diam dan team kami akan bertindak. Jika kau terluka bagaimana?".

"Aku tidak bisa tinggal diam. Aku akan baik-baik saja,.jika kau membantuku. Aku Janji akan menikahi Choi Seo Bi setelahnya".

Man Ok sepakat dengan negosiasi mereka, akan tetapi ia sedikit khawatir karena Jong In Turun Lapangan. Ia takut Jong In Terluka.

"Tapi mengapa kau harus menghampiri mereka sendiria?". Tanya Man Ok khawatir. "Aku harus melakukannya, karena itu kesepakatan ku dengan HyunSik. Bagaimanapun Jong Eun adikku harus selamat!". Tegasnya tak peduli.

Man ok menyuruh seluruh Team pasukkannya untuk Meeting merapatkan Strategi menghadapai K Grup.

"Aku punya Ide, Pil chip berikan padaku. Kalian bisa tau dimana keberadaanku.". Usul Jong In. "Baiklah tapi kapan kau akan pergi kesana?". Tanya Man Ok. "Besok. Aku akan menghubunginya dan datang, kalian bersiap-siaplah. Karena aku tidak akan membawa perlengkapan apapun kecuali Chip yang akan ku telan".

"Tidak!". "...chip bisa dideteksi, jangan memakai Chip. Kita memakai logomu saja untuk mendeteksimu bukannya logomu bisa di deteksi oleh K grup. Berarti kita bisa mendeteksi logo". Saran Man Ok..

"Hmm". Angguk Jong In setuju..

Jong In membuat sistem di komputer yang bisa mendeteksi logonya ia memakai rada Biru untuk menscene Logonya. Dan ternyata bisa, semuanya bersorak. Sesekali Man Ok menepuk tangan keras dan merasa bangga memiliki agen yang Jenius seperti Kim Jong In.

Misipun di mulai, Jong In menghubungi Hyun sik dan ia dibolehkan masuk ke markasnya. Akan tetapi sebelum itu ia di periksa dulu. Setelah di percaya tak ada alat tajam dan sesuatu yang mencurigakan Jong In di Tuntun menuju Ruang Hyunsik.

"Kau datang?". Sambut Hyun sik sambil memegang gelas winenya.

"Dimana Kim Jong Eun?!".

"Hey. Jangan buru-buru kau baru sampai dan sebaiknya kau duduk dulu dan menemaniku minum wine super mahal ini hm?". Ajak Hyun sik tapi diTepis Jong In.

Jong In duduk menahan emosinya, sedangkan Hyunsik menuangkan wine untuk Jong In. "Minumlah!". Pintah HyunSik. "..jika kau tidak meninumnya maka kau tidak ku temukan dengan Jong Eun!". Ujarnya halus tapi sadis.

Sambil menghela nafas pelan jong in mengambil gelas yang berisi wine itu dan di minumnya. Ada perintah dari Security Team yang melarangnya untuk meminum akan tetapi Jong In mengabaikan mereka.

"Aistt!!! Dia apa yang di lakukan!!". Cetus Man Ok mengumpat.

Jong in wine ia berpahit wajah karena ini pertama kalinya ia meminum minuman beralkohol. "Kau pertama kalinya meminum minuman beralkohol?". Tanya Hyunsik mengejek

Jong tak menjawab dan meletakkan gelasnya kembali kemeja. "Karena aku sudah meminumnya, katakan dimana Jong eun!".

"Tidak. Kau harus meninum alkohol yang berkadar tinggi dulu. Setelah itu kau bisa menemuinya". "..kemarikan minumannya!". Pintah Hyun Sik pada pelayannya.

Pelayan itu menyerahkan pada Jong In segelas wiski berkadar 40%. "Minum itu sampai aku suruh berhenti".

"Kyak!!!". Tepis Jong In kasar pada gelas yang di sogokkan padanya. Jong in berdiri dengan terengah-engah karena ia sangat mengeluarkan emosinya yang tadi ia tahan. "Kemana Kim Jong Eun!!!!". Bentak Jong In pada Hyun sik yang masik duduk santai.

Hyun sik memberi kode pada pelayannya untuk menghidupkan monitor yang menyorot Jong eun yang di dekam dalam penjara. Melihat itu Jong in serasa ia ditimpah oleh beton-beton gedung yang sekana runtuh.

"Jika kau tak meninum itu maka, kau lihat di atas sana?" Tunjuk hyun sik pada tombak-tombak yang tepat di atas Jong eun yang jika hyun sik menyuruh pelayannya menekan tombol maka tombak-tombak besi itu akan meluncur berjatuhan dan dengan tragis menikam Jongeun.

Melihat itu Jong benar-benar menyerah dan tumbang berlutut kehadapan hyunsik. "Baiklah". Ucapnya sambil menutup kedua matanya dan mengepalkan kedua tangannya kelantai. Sungguh jong in tak berdaya akan semua itu. Ia meminum minuman itu trus dan menahan rasa yang super duper mengelegarkan. Kepalanya mulai terputar akan tetapi Hyunsik belum juga menyuruhnya berhenti. "Bertahan Jong In-ah~". Katanya dalam hati dan mulai tumbang tak sadarkan diri.

"Apa ini!! Jong in neo michiseo!!!". Caci man Ok melihat jong In yang sudah tak sadarkan diri.

"Gagal! Semua gagal!". Umpat Man Ok.

"Tunggu. Lihat mereka membawa jong In kearah adiknya". Ujar penjaga monitor.

Man Ok langsung terbelak-belak. "Team yang sudah di bagi cepat suruh mereka bergerak!". Pintah Man Ok.

Team itu bergerak dan penjaga sistem membobol sistem K Grup mereka tim bertempur mulai masuk dengan pelan di dalam markas itu.

Dengan setengah sadar jong in melihay adiknya ia langsung tertati-tati melangkah melihat adiknya akam tetapi mereka menyeretnya pergi dari sana dan di masukkan kedalam sebuah kamar.

Ia di hempaskan di ranjang putih big size. Dan mereka mengambil suntik yang untuk menyedot sebuah cairan yang akan di injeksi pada jong in.

Saat itu orang-orang K Grup yang mendekap jong in memakai masker hitam dan topi. Orang itu menyuntikkan pada leher kiri jong in dan pada saat yang bersamaan Team yang sudah disuruh untuk turun di lapangan. Mereka datang dan menyerang penjaga K Grup. Saat itu salah satu dari team mereka adalah Man Ok ia membuka maskernya dan membopong Jong in untuk pergi dari sana sedangkan team lainnya pergi kepenjara untuk membebaskan Jong eun.

Dari perlarian menuju jalan keluar Jong In mulai mendapat kesadarannya kembali berkat cairan yang di suntikan oleh Man Ok.

Mereka(Man ok dan Jong in) terpisah dari Team dan saat hampir mendapatkan jalan keluar mereka di hadang oleh hyun sik dan orang-orangnya.

Jong in melepaskan pegangan Man Ok. Dan menaruk man ok di belakang ia tahu bahwa Man Ok Pria setengah baya itu tidak mampu untuk melindungi dirinya.

"Presdir kim. Tetap disini dan hubungi mereka segera datang. aku akan melindungimu". Kata Jong In mengepalkan tangan dan bersiap-siap dengan posisinya.

Mereka menyerang jong in akan tetapi jong in menghindar dan memukul mereka. Jong in memang belum mendapatkan kesadaran dan kekuatannya dengan pulih ia tidak memanfaatkan gerakkan yang halus tapi mematikan untuk menghemat tenaga menghajar mereka.

Hyun Sik meyondongkan senjata agar Jong in tidak mendekat karena para anak buahnya sudah terkabar dilantai kesakitan. Jong in mengalihkan perhatian dan menendang senjata itu. Senjata itu melayang jauh dan terjatuh hyun sik mulai bergetar takut.

Mengingat ia telah membunuh kedua orang tuanya Jong in menjotosnya kuat hingga ia terpental menabrak dinding. Ia menendang perut hyun sik kuat dengab terbakar marahnya.

"Jong In-ah Jangan!". Seru Man Ok menghentikan tindakan jong in yang akan berujung fatal.

"WAE!!!!". bentak Jong In kuat sampai urat-urat di lehernya menonjol keluar.

"Jangan kau kotori tanganmu dengan membunuh orang yang membunuh kedua orang tuamu. Kau yang akan sama saja seperti dia". Larang Man Ok.

"Kau!! Orang sialan!!! Kau harus menanggung dosa-dosamu kau harus ingat aku...aku tidak akan memaafkanku dan aku akan membuatmu merasakan apa yang itu yang dinamakan penderiataan!!!". Kata Jong in menendang perut Hyun sik untuk yang terakhir kali.

Para Team Security Grup berkumpul disana juga sudah datang polisi menangkap hyun sik dan para pengikutnya.

Jong in berjalan lemas menuju ambulans.. ia langsung berpapasan dengan Jong Eun adik semata wayangnya senyum pucatnya tersunging. Jong Eun langsung berlari dan melompat pada Jong In. Mereka berpelukan erat dan menangis bersama, selama berbulan-bulan ia terpisahkan dengan adik kesayagannya itu ia mengeluskan rambut jongeun dan sesekali mencium kening Jong eun tanda ia sangat bersyukur.

"Oppa". Deru Jong Eun memeluk erat Jong In. "Oppa". Desahnya sambil terisak dalam tangis.

Jong in jauhkan pelukan mereka dan melihat wajah cantik adiknya yang begit pucat. "Maafkan Oppa!.. maafkan Oppa karena terlambat, jeongmal mianhae". Tangis Jong In merasa bersalah.

Jong eun kembali memeluk Jong In.. "jangan pernah meninggalkanku lagi!. Aku sendiri lagi Jong In Oppa".

"Aku janji tak akan meninggalkanmu lagi, aku janji. Aku sangat menyayangimu Jong Eun-ah".

Man ok datang dan memberikan sesuatu pada Jong in yang masih memeluk Jong eun adik semata wayangnya.

"Hyun sik-ah. Ia memberikanmu ini". Ujar Man Ok memberikan USB pada Jong In.

Dengan hari yang panas Jong In menggambil USB itu. "Apa ini?!". Tanyanya sambil melepaskan pelukkan Jong eun akan tetapi Jong eun masih memeluk erat pinggang Jong in. Seakan ia tak mau melepaskannya.

"Dia bilang ada sesuatu yang harus kau lihat disana sendiri".

Jong in mengangguk dan menuntun Jong eun kembali ke mobil ambulans. Sementara ia harus memasukki mobil Team untuk melihat apa isi didalam USB.

Man ok mencolokkkannya pada Laptop dan membuka isi file dari USB itu, hanya ada satu File disan yang berisikan sebuah Video berdurasi 5 menit.

Mereka memutarnya dan menontonnya. Mata Jong in tiba-tiba terbelak besar saat melihat siapa yang berada dalam video pendek itu, itu adalah Eomma dan Appanya.

"Eomma.. Appa". Katanya kaku sambil berlinang airmata.

Detik dan menit video itu berlansung dan pada menit kedua sebuah benda penghancur yang berputar-putar mengiling mereka darag eomma dan appa jong in memercik kamera. Hal itu membuat jantung Jong In serasa dicabut dengan paksa "ANIYO!!!!". Jeritnya sambil menangis terseduh. Bagian tubuh orang tuanya terpotong berhamburan dilantaipun dengan darah mereka yang berceceran disebuah dinding dan lantai.

Jong in tidak bisa menerima apa yang dilihatnya ia bergerak kasar membuka pintu,saat itu tangan man ok hendak menghentikannya akan tetapi gerakkan jong in terlalu gesit seperti kesetanan.

Matanya berapi-api nafasnya tak beraturan jong in seperti dimasukki sesuatu ia sangat marah dan mengintai melihat kesana dan kemari mencari mobil polisi tempat Hyun sik di dekap.

Setelah mendapatkan mobil itu jong in berjalan dengan cepat sambil mengepal tangannya kuat. "Akan Ku bunuh kau!!". Gumangnya dengan tajam.

Jong in melihat sebuah batu besar dan di ambilnya ia melempar dengan kuat pada kaca belakang mobil polisi yang didalamnya tepat ada Hyun Sik sedang duduk dengan bogrol.

Plak!! Kaca mobil itu pecah kini wajah Hyun sik dan Jong In saling berpapasan. Tanpa ragu-ragu jong in menarik leher hyun sik keluar dari kaca yang pecah itu.

"Akan Kubunuh kau!!! Bajingan!!!!". Cercahnya dengan amarah yang berapi-api.

"Jong in-ah! Geumanhae!!!". Cegat Man Ok.

Sementara hyun sik hanya tertawa menantang.

"Kau tertawa?". Jong ing menjotos pipi kiri hyun sik dengan kuat.

"Hahaha kau sudah lihat bagaimana orang tuamu mati? Hahahha bagaimana menyenangkan ah. Aku bangga jika begitu".

Jong in mulai dipuncak titik kemarahannya yang meledak-ledak. Ia memukul hyun sik dan menendangnya kuat. Man ok datang dan memberai jong in.

"Jong in-ah! Hentikan jangan kau bunuh dia jika kau membunuhnya kau tidak berbeda darinya jadi kumohon hentikan!".

"Dia telah membunuh dengan kejam naui eomma tto Appa!!! Aku harus membunuhnya".

"Geumanhae Kim Jong In. Berpikirlah! Kau tidak sayang dongsengmu? Jika kau mrmbunuhnya lalu bagaimana dengan donsengmu? Kau bilang kau tidak akan meninggalkannya. Apakah dia mau hidup dengan pembunuh sepertimu?".

"Aku bukan pembunuh dia yang pembunuh!!". Bantah Jong In.

"Jika kau membunuhnya apakah kau masih bukan pembunuh? Bukannya sama saja?". Jelas Man Ok

"Aku harus memberinya pelajaran" picis jong in mengepalkan tangan.

"Kau memiliki bukti. Kau bisa menuntutnya hukuman mati".kata Man Ok mulai memeluk Jong In.

Saat tengah di peluk Man Ok, Jong in menangis pecah sambil mengepalkan tangan menahan emosinya.

Teriakkannya semakin besar dan menghilang ketika jong in langsung shock tak sadarkan diri. Tubuhnya yang tadi keras bak batu menjadi lemah dan limbun. Man ok tau bahwa Jong In Shock melihat kedua orang ruannya di bunuh dengan keji dan kejam. Dimana ada anak yang kuat melihat pembunuhan sekejam itu.

Satu minggu kemudian Jong eun telah pulih akan tetapi Jong In belum sadarkan diri ia semenjak kejadian itu ia masih belum sadar. Jong eun yang sudah rapi dan cantik menunggu Oppanya dengan setia disamping ranjang tempat Oppanya berbaring kaku.

Jari tengah Jong In bergerak tanda telah sadar. Jong eun tercegat melihat reaksi sadar Oppanya. Ia tersenyum dan berlari keluar memanggil perawat dan dokter.

Dokter dan perawat datang memeriksa keadaan Jong In yang sudah membuka matanya akan tetapi masih termenung dalam diam.

Sementara di Rumah Besar Choi~

Seobi mondar-mandir kesana dan kemari terus begitu dan bergitu sampai 4 jam berturut sedangkan tuan Choi appanya yang duduk sambil memerhatikan Putrinya menjadi bertanya-tanya.

"Kyak!! Seobi ya! Kau kenapa?". Seru Tuan choi mengakhiri tingkah Seobi.

"Aku sedang berpikir? Mengapa tak ada kabar jadi perusahan Security, ani. Dari Kim Jong In. Bukankah 5 hari kedepan hari pernikahan kita. Mengapa ia tidak menghubungiku dan mengajakku membeli cincin dan gaun?..apakah dia melarikan diri?".

"Jika kau ingin mengetahui keadaannya jangan mondar-mandir disana pergilah kesana dan lihatlah dia pasti dia sangat sibuk jadi tidak sempat mendatangimu". Ujar Tuan Choi.

Seobi langsung menyetujui perkataan Appanya dan berlari pergi mempersiapkan diri menemui Jong In.

Di Rumah sakit.

"Oppa". Panggil Jong Eun pada jong In yang terdiam mematung.

"Oppa jangan seperti ini sepanjang hari". Deruhnya hampir menangis. Akan tetapi tangan kanan Jong in menjangkau pipi Jong eun serta mengeluskannya.

"Mianhae Kim Jong Eun.. Mianhae eomma ..mianhae appa". Seduh Jong In langsung meneteskan airmata.

Jong eun langsung memeluk tubuh jong in yang masih tertidur dengan erat.

"Ini bukan salah Oppa, jangan merasa bersalah..karena ini bukan salah Oppa".

Jong in mengelus-elus rambut panjang Jong eun dengan lembut.

"Apapu yang terjadi di masa lalu.. lupakan dan kita bisa memulainya sekarang..berjanjilah untuk saling menjaga!". Kata Jong eun sambil melepaskan pelukkan dan melingkarkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Jong in.

"Saranghae Jong In Oppa". Kata jong eun dengan Imut.

Jong in bangun dan memeluk Jong eun. "Nado saranghae Kim Jong eun". Bisiknya pada telinga kiri jong eun.

Sementara di kamar Seobi ia masih binggung memakai pakaian apa untuk menemui jong in. Ia harus berpakaian sopan jika tidak jong In tidak akan menerimanya.

Iapun akhirnya memutuskan pergi ke Mall untuk membeli. Ia menanyakan pada pelayan pakaian apa yanf terlihat menawan akan tetapi sangat sopan.

Pelayan menyarankannya dan seobipun menyukainya ia langsung mengganti pakaiannya dan membayarnya.

Setelah mendapatkan pakaian yang ia inginkan akhirnya Seobi berjalan menuju security grup akan tetapi Jong In tak ada disana.

"Apakah dia tidak masuk kerja?". Tanya seobi pada salah satu karyawan

"Sudah seminggu lebih ia tidak masuk lagi bekerja". Jelas karyawan itu.

"Apa kau tau alamat Rumahnya? Nomornya tidak aktif akhir-akhir ini".

Karyawan itu memberikannya pada seobi. Dan dengan segera seobi menuju alamat yang di tuju.

Sesampainya di Asrama tempat tinggal agen seobi di larang memasuki arena tempat tinggal Jong In.

"Kyak!!! Kenapa kau tidak membolehkanku. Aku ini calon istrinya!". Sergap Seobi kesal.

"Ta..tapi". Kata satpam itu gugup.

"Berikan kuncinya!". Pintah seobi dengan kasar.

Setelah lumayan lama memaksa satpam itu akhirnya satpam itu memberikan kunci cadangan kamar Jong In.

Seo bi berjalan menuju nomor kamar yang terterak dikunci itu. Dan beberapa saat kemudian ia menemukan kamar jong in.

Tanpa ragu ia mencolokkan kunci dan memutarnya untuk membuka. Setelah pintu terbuka ia menekan hendel pintu dan mendorongnya pelan.

Ruangan sangat gelap Seobi melangkah masuk sambil menelan liur. Ia menekan tombol on untuk menghidupkan lampu kamar Jong in. Saat lampu menyala dan terang di dalam ruangan itu. Mata Seobi terbelak disertai teriakkan histeris.

Seobi melihat Jong In sedang tidur berdua dengan seorang wanita muda yang berbaring saling berpelukkan.

Jong in kaget berantakan dan terbangun mendapati Seobi didepan pintu keluar.

"Seobi". Cetusnya menyingkap selimut dan berjalan kearah seobi.

"Apa apaan ini!!!". Bentaknya masih melotot tak percaya.

Jong in yang hanya memakai celana pendek dan kaos putih Mendekati seobi.

Jong eunpun terbangun dan mengucak matanya ia juga terlihat kaget karena jeritan itu.

"Ada Apa Oppa?".

Jong in berbalik dan kembali pada Jong eun. " Kembalilah tidur..tidak ada apa-apa". Kata jong in sambil menidurkan Jong eun.

"Kenapa kau datang?". Tanya Jong In kembali melihat Seobi yang terdiam mematung.

"Siapa dia?!". Seru Seobi kasar.

"Kim Jong eun. Dia Yeodongseng". Ucap Jong in melangkah kearah Seobi

"Gojimal!".

"Lalu kau maunya aku bilang bagaimana?".

"Jujur padaku atau pernikahan kita batal!!". Ancam Seobi.

Jong in tertawa geli mendengar perkataan Seobi. "Jangan salah sangka dia adikku". Kata jong in menarik tangan seobi mendekap padanya dan dipeluknya.

"Menikahlah denganku". Kata jong in mengingat perjanjiannya dengan man ok ia sedikit meneteskan airmatanya karena merasa terluka. Orang yang ia cintai adalah Hyesun, dan ia merasa bersalah akan hal itu. Ia memiliki hutang budi dan rasa bersalah pada hye sun akan tetapi sebuah janji menepis hal itu. Dia harus mendahulukan janji di bandingkan keegoisannya akan melukai cintanya.

Pada suatu pada Jong In pergi menemui hyesun dan mengajaknya kepantai mereka bercanda ria bermain dipinggir pantai. Saar senja tiba mereka berdua terduduk di pasir pantai sambil memandang matahari terbenam.

"Jong in-ah".

"Euhmm".

"Saranghae". Ucap hye sun sambil menunduk dan memainkan tangannya dipasir.

Jong in semakin merasa bersalah dan tak bisa menahan airmatanya ia melihat kearah hye sun dan menengadakan kepalanya ia mendekapkan wajahnya dan menempelkan bibirnya.

Airmatanya dengar deras menetes hyesun membalas ciumannya dan melumat pelan bibir jong in. Jong langsung melepaskan ciuman itu dan berdiri.

"Mianhae". Katanya membelakangi hyesun. "..Besok lusa aku akan menikah, maaf membuatmu terluka Noona.. aku hanya bisa membuatmu terluka..aku harap agar kau bisa melupakanku dan mencari pria yang lebih baik dari yang tak bisa membuatmu terpuruk dalam luka.. aku harap kau bahagia". Selesai menyampaikan hal itu Jong in pergi meninggalkan Hye sun yang masih binggung dan tanpa sadar menetes deras airmatanya.

Flashback~

Sebenarnya Jong eun mengetahui semuanya. Ia menjadi merasa bersalah pada Oppa dan Hyesun karenanya Jong in dan Hyesun tak bisa bersatu. Terlebih lagi Oppanya sangat menderita ia menemui hyesun dan menjelaskan semua pada hyesun. Walau dengan hati yang perih hyesun berusaha menahan tangis dan menerima kenyataan.

Jong eun menyampaikan permintaan maafnya pada hyesun dan berharap agar hyesun jangan membenci Oppanya..ia hyesun marah dan benci ia merelakan dirinya menjadi bahan pelampiasan hyesun karena semua ini karenanya. Ia memeluk hyesun agar menghilangkan rasa terlukanya.

Tamat

Thanks For reading

Vote coment😉