Hari ini aku udah di rumah, cuma tiduran, menonton acara televisi , tidak boleh megang handphone, dan ga boleh keluar rumah. Mamah bilang ini demi kebaikan ku, ini semacam penyiksaan...-_-
Tak ada orang lain di rumah, hanya aku dan remote televisi, acara di televisi yang isinya hanya drama, akting dan kebohongan ini sungguh membosankan, oh ya...! Anplop biru.... Akan ku baca sekarang, tapi kira-kira apa ya isinya?, yang ku bayangkan, ini semacam surat cinta, atau uang merah buat tambahan jajan, hahaha....
Tapi siapa sangka, terkaan ku salah
"Nat, aku mau minta maaf, bukan maksudku menambah derita mu, akhir-akhir ini aku sadar, aku tidak mencintai mu, aku hanya ingin memiliki mu karna hasrat ingin di kenal sebagai kekasih seorang Pranata Savinka,... Aku ingin pergi darimu, ini keputusan ku, bukan karna ada orang lain di hatiku, tapi karna memang tak ada seorang pun di hatiku, aku tau kau orang yang sangat tulus, kamu orang baik dan ramah, kamu juga batu orangnya, liat aja tuh, sampe kecelakaan gitu... Aku belum mengerti dengan perasaan ku sendiri. Saat aku tau bahwa kau sendiri, aku fikir itu adalah peluang ku memiliki mu. Aku minta maaf, aku belum bisa menghargai rasa yang kau beri, Sekali lagi maafkan aku, aku harus pergi dengan cara yang tak harusnya seperti ini, maaf juga telah merusak perasaan mu, maaf...
Mika... "
Shittt....!
Jangan tanya, aku hanya melempar surat itu ke arah kamar ku, menutup muka ku dengan bantal, dan teriak sekuat yang ku bisa. Tanpa ada kesempatan bucara satu kata pun pada Mika, aku hanya bisa menerima apa yang ia putus kan dengan terpaksa, ingin ku bantah keputusan nya, aku ingin dia tau bahwa aku sanggup meyakinkan nya, tapi pada siapa aku harus bicara?, memegang handphone pun aku di larang,, "aku ingin bicara sama kamu Mika...,"
Sekarang semua jelas, ini alasan mengapa Mika ga ada kabar akhir-akhir ini, tak kan mudah bagiku melewati hari...
Aku tau, akan sangat sulit untuk melupakan dia. Tapi...kunci motor yang baru saja tadi aku simpan, aku udah lupa dimana....pasti aku juga bisa melupakan perasaan ku pada Mika. Setidaknya ini adalah sedikit semangat ku untuk melewati hari seperti biasanya....
Ini benar-benar buruk...!
Jumat ini aku udah mulai sekolah lagi, membawa luka jahit di kaki kiri, aku ingin bertemu teman-teman.
"Givta..."
"eh?, lu udah masuk skolah?, lu jangan maksain diri Nat, ntar lu drop kita juga yang bakal panik"
"ahh... Elu mah,, bilang aja ga mau di bikin susah"
"hahaha, becanda kali Nat"
"iya... Oh ya, Beny mana? Gua mau ngomong ama dia"
"Beny belum datang , dia bakal telat kayanya, ntar aja, pas istirahat"
"oke kalo gitu, gua masuk dulu Gi,"
"oke okee"
Jam istirahat ini, aku mau bicara sama Beny, cuma dia yang paham masalah percintaan... Dia yang paling tua di antara kami, dan juga paling senior kalo soal percintaan, begitulah Beny.
"Ben...! Woiii"
"eh?, elu Nat?, dah sehat aja, gua mau liat luka luu, keren ga???"
"anjirrr,, ini luka oneng...!, bukan Tatto. Gua mau ngomong nih, mau minta pendapat juga ama lu"
"jiiaaaaa...., temen gua galau,, hahaha.... Oke Nat, ntar di taman aja kita ngomong, sambil main ama yang lain."
"oke oke, gua tunggu jemputan nya, motor gua masih di bengkel soalnya"
"aman lah itu mah..."
16.00, Beny udah di depan rumah, aku pamit dan pergi naik motor Cbr125 milik Beny. Saran aja nih ya...! "Lu mau jadi cowo yg di deketin banyak cewe kaya si Beny?... Motor gede salah satu syarat nya, beneran ini...!! Beny buktinya..."
Lanjut,, di taman, teman-teman udah pada duduk dan kaya biasa, mereka udah mesan bakso yang mangkal di taman.
Sambil makan, mereka pun mendengarkan ceritaku tentang Mika, perlahan ku sampai kan pada teman teman, berharap ada solusi untuk masalah ini.
Tiba tiba....
" Nata...!"
Suara ini,?....
Terdengar seseorang memanggil dari belakang, dengan suara yang tak asing dan nyaman di telinga ku,
Aku tak perlu menoleh, aku tau itu suara siapa...
Ku goreskan sedikit senyum tanpa alasan agar sedikit terlihat keren, hahaha....