Pagi itu di sebuah lapangan khusus ada seseorang yang sedang memegang sebuah tombak dan sedang berlatih permainan tombaknya.
"Selamat Skill baru terbuka"
Skill : tombak dasar (Pasif/rendah)
Keterangan : Keterampilan menggunakan tombak dasar.
Setelah mendengar pengumuman sistem itu Rifki menghentikan latihan tombaknya dan mengganti senjatanya dengan sebuah longbow, dia lalu berlatih memanah. pengumuman serupa dengan yang pertama terdengar kembali dan dia mengganti lagi senjatanya dengan sebuah tameng dan mace. Hal itu berlanjut terus menerus selama seharian penuh.
Saat malam tiba Rifki sedang berada di ruang diskusi membaca informasi informasi yang dia terima dari Pandora yang telah mengumpulkan informasi itu dari para pengungsi yang memasuki desanya.
Setelah sedikit membacanya Rifki mulai memahami lebih banyak hal hal tentang dunia ini mulai dari struktur dan cara kerja kerajaan. Saat dia tengah membaca, tiba tiba Pandora masuk ke ruangan itu sembari membawa sebuah minuman di nampan.
"Tuan sudah malam, apakah anda tidak akan istirahat"
"Iya sebentar lagi aku akan menyelesaikan beberapa informasi ini"
Setelah itu Pandora menaruh minuman itu di meja dekat Rifki yang langsung di minumnya. Setelah meletakkan minuman Pandora tak langsung pergi namun menemani Rifki mempelajari informasi.
Setelah entah yang tau berapa lama Rifki menaruh tulisan informasi itu dan melihat Pandora yang tetap diam di sebelahnya. Melihat seorang kecantikan menunggunya menyelesaikan pekerjaannya tanpa sepatah kata keluhanpun membuat Rifki sedikit tersentuh. Dia lalu memegang tangan Pandora dan menariknya ke dalam pelukannya.
"Kau sudah bekerja dengan sangat keras" Sembari memeluk Pandora, dan mengelus elus rambut merah hitamnya.
Pandora yang tengah di peluk Rifki merasa sedikit terkujut dengan perubahan kejadian yang tiba tiba ini dia merasakan kesenangan di hatinya seperti "Semua usahaku untuk tuan tak sia sia" Fikirnya.
Setelah itu mereka berdua berjalan ke dalam kamar Rifki dan malam itu kembali di takdirkan menjadi malam yang tak tenang untuk desa Tempest.
Keesokan harinya Rifki tengah berada di bangunan pengubah pekerjaan pasukan, dia sedang melihat Poseidon yang tengah melatih ke lima Humagoblin, mereka sedang melakukan latih tanding dengan beberapa orang pilihan Poseidon. Namun itu bukan hanya latih tanding biasa. Itu benar benar 5 vs 50, itu benar ke lima Humagoblin itu latih tanding dengan 50 pasukan Tempest, meski mereka adalah pasukan biasa, namun pelatih mereka adalah Poseidon jadi orang tak bisa meremehkan mereka.
Hasilnya tentu tak usah di tanyakan, ke 5 Humagoblin itu benar benar di habisi oleh ke 50 pasukan itu, itu benar benar sebuah pembantaian satu sisi. Meski Humagoblin memiliki kekuatan di atas ke 50 pasukan itu tapi ke 50 pasukan memiliki kerja sama yang sempurna mereka seperti tak memiliki celah di pertahanan mereka. jika saja itu 50 pasukan yang tidak di latih langsung oleh poseidon dan hanya karena perubahan barak, hasilnya pasti akan menjadi sebaliknya.
Setelah melihat pelatihan pasukan, Rifki melanjutkan perjalanannya ke arah peternakan. Saat dia tiba di sana Rifki melihat ada beberapa hewan baru yang sedikit aneh. Itu terlihat seperti serigala namun memiliki empat telinga dan empat kaki depan. Dan itu ada dua tipe yang satu sangat hitam bahkan melebihi hitamnya kegelapan malam dan satunya adalah warna putih yang melebihi putihnya salju.
Saat Rifki datang mereka mengalihkan tatapan ke arahnya dan Rifki terkejut mereka berdua memiliki mata yang aneh itu adalah mata polycoria dalam dunianya dulu polycoria adalah sebuah keanehan atau cacat dalam tubuh namun ke dua srigala ini sekarang memiliki mata policoria dan yang aneh lagi mata mereka seperti terbalik.
Mata sang srigala hitam memiliki dua pupil berwarna gelap, iris silver dan sklera berwarna gelap silver. Sedangkat sang srigala putih memiliki warna mata kebalikan dari si hitam.
Rifki mendekati mereka, mereka juga penasaran ke arah Rifki. Dari kejauhan tiba tiba Abima datang dan menyapa Rifki. Rifki hanya sedikit menganggukan kepalanya dan bertanya ke Abima.
"Siapa mereka dan apa mereka?"
"Lapor tuan, hamba menemukan mereka tengah terluka di sebuah gua saat melakukan inspeksi, saya rasa mereka adalah sebuah ras langka dari srigala tuan"
"Yang berwarna hitam adalah seekor betina dan yang berwarna putih adalah seorang jantan, hamba memberi mereka nama Shiro dan Kuro"
"Hemmm lalu aku akan menjadikan mereka pliharaan khususku" Jelas Rifki.
"Tentu tuan, emm mereka berdua atau hanya salah satunya?"
"Mereka berdua tentu saja"
Setelah itu Rifki melakukan kontrak darah ke keduanya. Dia lalu melihat statistiknya.
Nama : Shiro (Pemberian)
Ras : magic monster
Kualitas : A
Hp : 150
Mp : 100
Vit : 15
Str : 12
Dex : 7
Agi : 11
Int : 7
Psyc : 5
Keterangan : salah satu monster yang mendapatkan pencerahan energi dunia.
Nama : Kuro (Pemberian)
Ras : magic monster
Kualitas : A
Hp : 160
Mp : 100
Vit : 16
Str : 10
Dex : 5
Agi : 13
Int : 7
Psyc : 5
Keterangan : salah satu monster yang mendapatkan pencerahan dunia.
Rifki terkejut melihat statistiknya, itu adalah ras magic monster? apa itu magic monster? pencerahan dunia? apa lagi itu? Rifki semakin bertanya tanya apa sebenarnya mereka itu. dan yang lebih mengejutkan Rifki adalah keterangan dari statistik yang sangat rinci. itu menimbulkan pertanyaan kepada Rifki, apa mereka bisa di tingkatkan? tapi tak ada indikasi level untuk mereka berdua. Rifki lalu bertanya dimana Abima menemukan mereka.
Abima mengatakan dia menemukan mereka berdua di sebuah gua dengan luka di tubuh mereka. Itu berarti di hutan ini ada sebuah eksistensi yang bisa melukai mereka? fikir Rifki.
Setelah memeriksa statistik mereka Rifki lalu meninggalkan mereka di bawah perawatan Abima, dia berencana untuk pergi ke Fenrir.
Saat dia tiba dia melihat Fenrir tengah bersantai dengan beberapa srigala taring racun di skitarnya. Rifki mengambil sebuah batu dan melempatkan tepat ke arah kepala Fenrir.
"Hooi bangun kau pemalas, Haha"
Fenrir yang tengah beristirahat terkejut dengan lemparan batu itu, meski lemparan batu santai dari rifki terlihat seperti mudah untuk di halau, bagaimana mungkin Fenrir yang sekuat itu tak menyadari lemparan batu itu? kenyataannya batu yang di lempar Rifki tidak sedikitpun mempengaruhi sirkulasi udara di sekitar Fenrir tidur, yang membuat Fenrir tak bisa menyadari lemparan batu Rifki dan terbangun. Saat dia melihat Rifki datang dia memasang muka masam karena kejahilan Rifki.
"Jangan memasang muka masam. Apa kau ingin aku memukulmu?" kata Rifki sambil tertawa terbahak bahak.
"Suruh para anak buahmu untuk berpatroli dengan beberapa pasukan"
Fenrir lalu menggumamkan sesuatu yang hanya bisa di mengerti ras srigala dan para srigala taring racun langsung meninggalkan tempat itu.
"Bagaimana apa kau sudah merasa lebih baik?"
tanya Rifki sembari mengusap kepala Fenrir yang memiliki bulu Hitam layaknya kegelapan malam.
Fenrir mengangguk anggukkan kepalanya menandakan keiyaannya.
"Baiklah kalau begitu aku ingin kau pergi dan memeriksa sekitar desa ini dalam radius 10 kilometer ingat setiap tempat berbahaya dan laporkan ke desa saat kau menemukan sebuah sarang monster yang setingkat denganmu"
Fenrir memasang muka yang semakin masam dan mengangguk ke arah Rifki. Melihat ini Rifki hanya bisa tersenyum dan mengelus elus kepala Fenrir dengan insensitas tinggi. Mendapat sebuah perhatian dari Rifki membuat Fenrir merasa senang dan bersemangat.
"Ohh ya jika kau bisa mendapat sebanyak mungkin pasukan srigala di perjalananmu suruh mereka untuk ke desa dan menjadi bagian desa ini aku yakin Abima akan merawat para srigala dengan baik. Aku juga tadi menemukan seekor srigala magic monster, yang aku masih tak tau apa itu" jelas Rifki.
Mendengar kata kata Rifki Fenrir menyipitkan matanya, itu seperti menandakan ada saingan baru untuknya di sisi Rifki. Melihat ini Rifki mengetuk kepala Fenrir sembari menggeleng gelengkan kepalanya.
Huuh memang srigala ini terlalu berfikiran seperti manusia fikirnya.
Rifki lalu berjalan berkeliling ke sektor sektor desanya yang sedang di bangun, dia berencana untuk berkeliling dan melihat perkembangan desanya.
.
Di sebuah tempat yang jauh dari desa ada sebuah mahluk yang berenang dengan kecepatan seperti sebuah kapal selam moderen. ukurannya seperti sebuah mobil ferari, dia berenang menuju ke arah desa dengan beberapa mahluk lainnya.
"Apa kau yakin ingin mendatanginya" Tanya seseorang yang serupa sepertinya.
"Kenapa? apa kau takut?" balasnya.
Meski mereka berada di dalam air tapi mereka masih bisa berkomunikasi. Mereka berkomunikasi melalui telepati yang membuat mereka bisa berbicara di dalam air.
"Aku tidak takut, tapi sepertinya lawan kita ini akan sangat kuat, dan itu merepotkan. Juga jika dia menolak tantangan kita, kita tak bisa apa apa untuk melawannya" Balas orang itu lagi.
"Sudahlah kalian berdua, kita di perintahkan untuk menyelidikinya bukan untuk bertempur dengannya kenapa kalian sudah berencana untuk bertempur" Tiba tiba ada satu lagi yang berbicara.
"Hai bola daging. Urus saja urusanmu sendiri bagaimana bisa dadamu itu menjadi sangat besar, jangan mengurusi urusan kami. Lagi pula cara menyelidiki yang tercepat adalah dengan pertempuran. Kau kira apa yang akan kita selidiki darinya? Kesukaan pada bentuk tubuh?"
"Apa kau bilang? apa kau ingin aku membunuhmu dasar baji**an"
"Sudah sudah kalian semua, kenapa kalian selalu bertengkar. Untuk seorang yang di hormati di antara para pilar, sikap kalian seperti anak kecil" Satu lagi yang telah lama diam ikut ke dalam pembicaraan.
"Itu benar. Kalian seperti anak kecil" Yang terahir ahirnya ikut berbicara.
"Lihat bahkan Amatari mengomentari sikapmu dasar dada besar"
"Apa kau bilang? jika kau berani menyebutku dada besar aku bersumpah kau akan mengucapkan selamat tinggal pada barang berhargamu itu"
"Sudahlah Danny, Diyosa. Kalian berdua diam"
"Hai kenapa kau menjadi seperti pemimpin kami Bahhar?"
"Apa kau mau membuat masalah baru Brill?"
"Baiklah semuanya jangan ribut, kita hampir sampai ketempat tujuan kita, aku tak mengira kita harus melewati bekas dari pertempuran itu"
"Yaa itu membuatku masih ketakutan"