Gadis itu duduk di samping mereka tanpa berkata apa-apa. Dia mendengarkan seluruh percakapan mereka dengan membisu.
Mo Han menatap gadis pucat ini, yang masih mengenakan baju pasien rumah sakit. Jelas, dia baru saja kabur dari rumah sakit. Dengan gaya diplomatis, Mo Han tersenyum padanya. "Nona, kamu sekarang tahu yang sebenarnya. Meskipun kamu bisa mengatakan itu adalah tanggung jawab staf kami, tetapi sungguh, aku minta maaf. Aku sejujurnya tidak mengenalmu."
"Di mana keluargamu? Kamu bisa menelepon mereka, atau, jika kamu tahu alamatnya, aku bisa menyuruh rekanku mengantarmu ke sana." Mo Han menatap wajah pucat dan tubuhnya yang kurus. Dia merasa bersimpati padanya; kemungkinan dia masih mahasiswi.
Gadis itu menjawab, "Aku kehilangan ingatan. Ketika terbangun di rumah sakit, aku tidak tahu apa-apa. Aku sudah bertanya pada para perawat, tetapi mereka bilang kamulah satu-satunya orang yang pernah berhubungan denganku di rumah sakit."
Suaranya serak dan lirih. Ketika mengatakan itu, wajahnya tampak tenang dan tanpa ekspresi.
Mungkin fakta bahwa gadis itu mengingatnya dan tidak tahu hal lain, itulah yang menciptakan keheningan.
Mo Han merasa agak tersentuh. Dia tentu merasa penasaran tentangnya. Dia menunjuk Liu Zhi Yuan yang sedang berdiri termangu-mangu di ambang pintu. "Sebentar lagi, biarkan dia mengantarmu ke kantor polisi. Polisi seharusnya bisa membantu menemukan keluargamu."
"Kamu kelihatannya masih sangat muda jadi kupikir kamu pasti seorang pelajar. Kita akan memeriksa berbagai sekolah menengah dan universitas di kota. Aku yakin kita pasti bisa mengetahui siapa dirimu."
Kalimat Mo Han tiba-tiba terpotong. "Aku tidak ingin pergi ke kantor polisi. Bisakah kamu untuk sementara … menampungku?"
Mo Han membeku, begitu juga Liu Zhi Yuan, yang samar-samar berusaha menyembunyikan kehadirannya. Mereka berdua menatap gadis itu dengan terperangah.
Apakah dia tidak salah dengar? Gadis itu benar-benar akan meminta Pengacara Mo yang lidahnya berbisa untuk menampungnya? Kapan atasannya begitu baik!?
Seperti yang diduganya, Mo Han tertawa dan mengatakan pada gadis itu, "Maaf, nona muda. Aku tidak punya keinginan khusus untuk menerima orang asing yang tidak ada hubungannya denganku."
Dia membalikkan punggungnya dengan dingin dan mengarahkan perhatiannya pada Liu Zhi Yuan, yang masih melamun. "Liu, tolong antar dia pergi. Kita masih harus kembali bekerja."
Saat Liu Zhi Yuan hendak membimbing wanita muda yang tidak diketahui asal-usulnya itu, sekonyong-konyong terjadi keributan di luar pintu. Kedengarannya seperti banyak orang berteriak dengan suara berisik. Mo Han mendengar suara cemas Anna.
"Tuan! Anda tidak bisa melakukan ini. Di sini tempat kerja kami. Harap tenang dan mari kita bicarakan baik-baik!"
"Suruh bajingan Mo Han itu keluar sekarang!" Suara marah seorang pria berteriak.
"Ahhhhh!" Suara Anna yang melengking diiringi suara meja dan kursi berjatuhan.
Ketika Mo Han berjalan keluar dari ruangan, dia melihat Anna terjatuh ke lantai. Banyak orang yang datang membantunya berdiri. Di lantai ada dokumen yang berserakan kacau-balau. Meja dan kursi porak-poranda.
Mo Han menyadari bahwa dia telah bertemu mereka di pengadilan sebelumnya. Mereka adalah anggota keluarga korban. Yang memimpin mereka adalah pria setengah telanjang, yang bertato di bahu kirinya dan memiliki tatapan tajam. Inilah kakak laki-laki korban, yang pasti datang ke sini karena kesal setelah kalah dalam kasus ini.
Mo Han bergerak maju. Dia menatap pria itu dengan dingin. Ada sesuatu dalam suaranya yang tidak bisa diabaikan. "Tuan, tolong perhatikan. Ini lingkungan kerja. Kehadiranmu tidak hanya akan mengganggu stafku, tetapi juga akan mengganggu pekerjaan kami."
Pria gemuk itu menukas, "Mo Han! Jangan pura-pura jadi orang yang sok benar. Apakah kamu menyuap jaksa tua itu? Jika tidak, mengapa klienmu dinyatakan tidak bersalah? Jaksa itu bahkan mengatakan tidak ada bukti yang cukup! Omong kosong!"
"Tolong jangan menilai seseorang dengan kebodohanmu." Mo Han tertawa enteng dan menatapnya. "Kebenaran telah terungkap. Kematian saudaramu tidak ada hubungannya dengan klienku. Pembunuhnya adalah orang lain. Kamu seharusnya bertanya pada polisi tentang hal ini dan tidak mengganggu pekerjaan kami!"
Mo Han melanjutkan dengan nada tegas. Dia memelototi pria gemuk itu dengan mata galak. "Keamanan! Apa yang kalian tunggu? Siapa pun, tolong suruh petugas keamanan dan katakan padanya untuk mengantar orang ini keluar. Jangan biarkan dia menimbulkan kejadian yang memalukan!"
Pria itu marah dan meninggikan suaranya. "Saudaraku sudah mati! Kami sudah menemukan pembunuhnya, tetapi hanya karena suap, kamu telah membebaskannya. Kalian semua harus pergi ke neraka bersama dengan pembunuhnya!"
Tiba-tiba, dia mengeluarkan sebotol cairan yang digunakan rumah sakit untuk injeksi dan mengeluarkan tawa yang kejam dan garang. Dia mengguncang botol itu dengan gelisah seraya berteriak, "Dasar berengsek! Tahukah kamu apa ini?"
Sementara semua orang membeku karena terpana, dia meraih wanita yang paling dekat dengannya. Sambil memegangi lehernya, dia berkata, "Ini adalah asam sulfat pekat. Hanya satu tetes … Ha ha … bersiap-siaplah wajahmu menjadi cacat. Sayang sekali! Wajah yang sangat cantik. Dia bahkan mungkin kehilangan nyawanya."