Duan Yanhao berhenti sejenak untuk melihat Bai Yaoyao dalam pelukannya. Kulit pucatnya kontras dengan kelopak merah di tempat tidur, yang membuat perasaannya jatuh lebih dalam untuknya.
Bai Yaoyao mengangkat kepalanya dan menatap Duan Yanhao. Dia bisa melihat kegelapan, kebingungan di mata suaminya, seolah-olah dia siap menelannya.
Di bawah pelukan, sentuhan, dan ciuman Duan Yanhao yang penuh gairah, tubuh Bai Yaoyao terasa lemas dan kosong, seolah dia mendambakan sesuatu.
Duan Yanhao menahan diri ketika butiran-butiran keringat mulai terbentuk di dahinya. "Yaoyao, istriku, sayangku …. Katakan padaku, siapa aku untukmu?"
Suara Duan Yanhao rendah dan menawan, dan Bai Yaoyao tidak bisa tidak menjawab, "Kau Yanhao, Yanhaoku tersayang."
Bai Yaoyao hampir mencapai batasnya. Dia hanya memeluk Duan Yanhao lebih erat dan membiarkan Duan Yanhao melakukan semua yang dia inginkan.