Angin musim dingin melolong di udara. Yun Bixue berlutut di lantai, bersujud sekeras yang dia bisa. Dia tidak merasakan rasa sakit tidak peduli seberapa sakitnya, karena rasa sakit fisik ini tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya.
Dia dan Bilu kehilangan orang tua mereka sejak kecil. Mereka bisa tumbuh dewasa di bawah asuhan Kakek. Kakek berjuang sangat keras untuk mempertahankan keluarga Yun, sehingga dia dan adiknya bisa tumbuh dengan baik.
Namun, ketika tiba saatnya bagi Kakek untuk menikmati hidup, dia sudah … sudah ….
Darah dari dahi Yun Bixue bercampur dengan air mata. Darah dari dahinya juga menodai tanah yang merah.
Tindakan Yun Bixue mengejutkan semua orang di tempat kejadian. Yang Mei membelalakkan matanya dan berseru sebelum menutup mulutnya saat air mata mengalir di wajahnya.