"Datanglah... datanglah..."
Wanita berjubah merah itu berjalan mundur. Tangannya yang pucat mengajak Feng Jiu berjalan menuju ke arahnya. Matanya yang sipit tertuju pada Feng Jiu seolah-olah dia ingin melihat isi jiwanya.
Wanita itu mungkin terlalu percaya diri dengan kemampuannya. Dia tidak menduga dan tidak ragu bahwa gadis yang mengikutinya seperti boneka ternyata tidak berada dalam kendalinya. Lagipula, seseorang yang berpakaian kumuh tidak terlalu menonjol baginya.
Menurutnya, gadis itu sama seperti orang lain. Mereka di sini untuk menyerahkan jiwa mereka padanya. Tidak ada pengecualian.
Feng Jiu terus berjalan dengan linglung seolah-olah dia telah kehilangan jiwanya. Meskipun demikian, dia diam-diam memperhatikan sekelilingnya. Dia sadar bahwa pria tua yang aneh itu tidak peduli dengan kedatangan wanita itu. Pria tua itu sama sekali tidak memperhatikannya.