"Pei Ge, apakah kamu sudah dengar? Liu Yue kembali ke perusahaan ini!"
Saat Pei Ge tiba di ruangan kantor Departemen Perencanaan, seorang rekan menariknya ke sudut ruangan.
"Ah?!" Mata Pei Ge terbelalak kaget ketika mendengar berita ini.
Liu Yue kembali ke perusahaan ini?
"Bukankah dia sudah dipecat?" Pei Ge bertanya dengan bingung.
Bahkan CEO adalah orang yang memecatnya!
"Itu benar! Dia memang sudah dipecat, tetapi sekarang dia kembali. Juga, dia sekarang adalah asisten di kantor CEO!" rekan kerja wanita itu menjawab, merasa marah.
"Siapa yang menyangka dia bisa kembali dan bahkan mendapatkan promosi?"
Mendengar kata-kata para rekan kerja itu, Pei Ge diingatkan akan waktu aneh saat Liu Yue datang menemuinya.
Apakah ini ada hubungannya dengan kembalinya Liu Yue bekerja sekarang?
Meskipun dia merasa bingung, Pei Ge masih tidak terlalu peduli tentang kasus Liu Yue. Lagi pula, bagi dia, mereka sudah menjadi orang asing. Liu Yue mungkin kembali, tetapi dia tidak lagi memiliki hubungan dengan Pei Ge.
Dengan pemikiran itu dalam pikirannya, Pei Ge memberikan seluruh perhatiannya pada pekerjaannya sepanjang pagi. Namun, dia mungkin saja tidak peduli dengan seseorang, tetapi bagaimana mungkin seseorang itu membiarkannya begitu saja?
Pei Ge baru akan menuju ke kantin dengan beberapa rekan kerja wanitanya untuk makan siang ketika dia melihat Liu Yue berdiri tepat di luar pintu ruangan mereka.
"Halo, rekan-rekan tercinta! Sudah lama ya." Liu Yue menyambut mereka dengan senyum lebar. Dia dulu bagian dari Departemen Perencanaan, jadi dia jelas kenal mereka yang berjalan bersama dengan Pei Ge.
Meskipun rekan-rekan wanita ini tidak benar-benar menyukai Liu Yue, tetapi karena dia dikabarkan menjadi asisten CEO sekarang, mereka menekan ketidaksukaan mereka terhadapnya dan membalas sapaannya dengan senyum juga.
"Hai, Liu Yue! Selamat atas kembalinya kamu bekerja."
"Ya, benar. Selamat ya."
Liu Yue berseri-seri pada beberapa rekan wanita ini yang berusaha mengambil hatinya.
"Mari mengobrol lagi lain waktu. Aku ke sini untuk mencari Ge Ge hari ini." Liu Yue melihat Pei Ge dengan tersenyum.
Karena itu bukan rahasia, wanita-wanita dari Departemen Perencanaan ini secara alami tahu bagaimana Liu Yue telah memanfaatkan Pei Ge untuk melakukan pekerjaan penerjemahan demi mendapatkan promosi dan kenaikan gaji.
"Baik." Beberapa rekan kerja ini tidak ingin membuat masalah untuk diri mereka sendiri, maka setelah menganggukkan kepalanya, mereka meninggalkan Pei Ge sendiri bersama Liu Yue dengan pandangan kasihan dalam mata mereka.
Pei Ge mengerutkan dahi pada saat Liu Yue muncul di hadapannya. Dia benar-benar tidak dapat mengerti mengapa Liu Yue terus berbicara padanya.
"Ge Ge, kamu tidak menyangka aku bisa kembali ke sini, kan?" Liu Yue berseri-seri pada Pei Ge dengan penuh kemenangan.
"Sudah kukatakan sebelumnya; kita tidak sedekat itu, jadi berhentilah memanggilku Ge Ge." Pei Ge memandang Liu Yue dengan tidak senang sambil bergumam dalam hati sendiri, CEO apa pun itu, bagaimana bisa dia tidak menepati janjinya ?! Dia sudah memecat seseorang, namun dia membiarkan orang itu kembali bekerja. Haduhh! Betapa tidak bertanggung jawabnya, kamu CEO bodoh!
Seseorang itu, yang sedang mempelajari sebuah kontrak kerja di ruangan kantor CEO, merasakan kedutan di kelopak matanya.
"Ziming, aku telah mendengar tentang ibumu yang banyak menekanmu." Mu Heng bersandar di sofa dengan cara yang riang sambil tertawa atas kemalangan sahabatnya, Ji Ziming.
Meskipun dia merasa malas untuk berurusan dengan Mu Heng, Ji Ziming masih peduli dengan kata-kata temannya.
"Ck. Siapa yang mengira bahwa kebetulan seperti itu benar-benar bisa terjadi? Bahwa karyawan yang kamu pecat ternyata pernah menolong ibumu sebelumnya, mungkinkah ini takdir?" Mu Heng tertawa terbahak-bahak. Dia ingin tertawa setiap kali memikirkan bagaimana CEO besar Ji, yang tidak takut pada apa pun, tidak berdaya di depan ibunya.
"Itu masih perlu dipastikan kebenarannya." Ji Ziming meletakkan berkas-berkas dari tangannya dan memicingkan matanya.
Apakah wanita bernama Liu Yue itu tipe yang ingin membantu orang lain? Tidak peduli seberapa banyak dia memikirkannya, Ji Ziming benar-benar tidak dapat membayangkan bahwa wanita dengan moral yang rendah itu akan bersedia membantu orang tak dikenal.
Kecuali… Dia tahu identitas orang tersebut dan menolongnya dengan sebuah motif terselubung.
Seorang CEO itu, yang memiliki kecenderungan untuk menganalisis sesuatu secara berlebihan, membuat insiden ini lebih kompleks daripada yang sebenarnya di dalam pikirannya. Dia yakin bahwa Liu Yue memiliki motif tersembunyi, jadi untuk sementara dia memutuskan untuk membiarkan Liu Yue kembali untuk mencari tahu apa maksud Liu Yue sebenarnya.
"Itu benar. Lagipula bibi adalah seseorang yang buta
Mata Mu Heng terbelalak kaget sambil memikirkan sesuatu. "Itu tidak benar! Bagaimana Bibi mengenali wanita yang menolongnya pada waktu itu? Itu tidak masuk akal dengan sifat khususnya itu.
"Karena sepasang sepatu," ucap Ji Ziming dengan datar dan dengan alis terangkat.
"Sepatu? Ada banyak sekali sepatu di mana-mana! Bibi tidak dapat mengenali wajah tetapi mampu mengenali sepatu ?!" Mu Heng benar-benar kaget. Semakin dia memikirkannya, semakin dia menemukan kejadian ini agak tidak masuk akal.
"Aku tiba-tiba merasa bahwa masalah ini seperti sebuah dongeng…."
….
Perlakuan Pei Ge yang dingin membuat Liu Yue menarik bibirnya dengan tidak senang sambil mengejek," Pei Ge, aku harap kita masih bisa berteman di masa yang akan datang."
"Liu Yue, apakah kamu menjadi bodoh atau aku yang berhalusinasi?" Pei Ge memutar matanya. Tak ingin mendengar omong kosong Liu Yue lagi, dia bergerak untuk pergi.
Namun, Liu Yue tampaknya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, sehingga dia menghalangi jalan Pei Ge.
Tepat ketika Pei Ge sedang berpikir untuk menyingkirkan wanita menjijikkan ini, dia merasakan beban berat di atas kepalanya.
Plak! Sebuah bekal makan siang dipukulkan ke kepala Pei Ge.
"Ah!" Ketika Pei Ge berbalik sambil mengerutkan dahi, dia melihat Bi Zheng berdiri di belakangnya. Dia adalah orang yang telah memukulkan bekal makan siangnya di atas kepala Pei Ge.
"Jangan menghalangi jalan," Bi Zheng mengatakan ini pada Pei Ge dengan tenang.
Setan?! Siapa yang sebenarnya menghalangi jalan?!
Ketika Pei Ge hendak mengajak rekannya yang eksentrik ini untuk berpikir lebih masuk akal, dia melihat sesuatu yang sangat mengejutkan sehingga bola matanya hampir keluar dari tempatnya.
Bi Zheng, yang telah berjalan melewatinya, tampaknya tidak memperhatikan kehadiran Liu Yue saat ia menuju ke arahnya. Liu Yue juga tidak menghindarinya karena dia tidak pernah mengharapkan Bi Zheng melakukan itu.
Oleh karena itu, adegan lucu pun terjadi. Bi Zheng langsung menabrak Liu Yue - atau lebih tepatnya, Bi Zheng mendorong Liu Yue ke samping dengan tangannya.
Dengan bunyi plak!, Liu Yue terjatuh ke lantai dengan agak tidak anggun.
Pei Ge tidak bisa berbicara karena terkejut.
"Bi Zheng, apakah kamu gila?!" Liu Yue berteriak dengan marah sambil mengumpulkan kembali kesadarannya segera setelah terjatuh.
Bi Zheng tidak peduli tentang Liu Yue, dan dia hanya melambaikan tangannya dengan tenang kepada Pei Ge.
Melihat isyarat tangan Bi Zheng, Pei Ge mengerjapkan matanya dan berjalan menuju Bi Zheng dengan linglung.
Bi Zheng mengangkat tangannya yang sedang memegang bekal makan siang itu ke arah dada Pei Ge.
"Hah? Pegang bekal makan siang ini?" Pei Ge melihat dengan bingung pada tangan di depan dadanya itu.
Bi Zheng menunjuk ke bekal makan siang itu lagi sebelum Pei Ge akhirnya menerimanya.
Apa yang dia lakukan? Apakah aku pembantunya atau apa? Pei Ge mengeluh dalam hati.
Yang terjadi selanjutnya membuat Pei Ge merasa bahwa Bi Zheng adalah seseorang yang dapat marah pada seseorang sampai orang itu mati.
Menggunakan tangan yang digunakannya untuk membawa bekal makan siang, Bi Zheng mengambil saputangan putih dari sakunya. Dia kemudian menyeka kotoran dari tangan yang digunakannya untuk mendorong Liu Yue pergi dengan ekspresi jijik di wajahnya.
Dia melanjutkan juga melemparkan saputangan ke lantai dengan tenang. Namun, apakah itu dilakukan dengan sengaja atau murni kebetulan, saputangan itu mendarat tepat di wajah Liu Yue saat dia bangun.
"Bi Zheng, kamu pria eksentrik yang bodoh!" Liu Yue dengan marah membentaknya. Dalam kegelisahannya, dia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke lantai lagi.
"Bwahaha!" Pei Ge tertawa terbahak-bahak melihat ini.
Untuk pertama kalinya, dia merasa teman sebelah mejanya itu tidak menjengkelkan!