"Terima kasih untuk yang barusan tadi!" Pei Ge mengucapkan terima kasih pada Bi Zheng sambil tersenyum saat Bi Zheng mengambil kotak makan siangnya dari tangan Pei Ge.
Namun, Bi Zheng bahkan tidak melirik sedikit pun pada Pei Ge, seolah-olah dia tidak melihat siapa pun di depan matanya, dan hanya berkata," Tidak perlu berterima kasih padaku. Aku bukan menolongmu. Dia hanya kebetulan menghalangi jalan."
"Hahahaha!" Pei Ge tertawa terbahak-bahak sekali lagi ketika dia mendengar alasan Bi Zheng.
Akhirnya dia memahami kepribadian teman sebelah mejanya. Dia adalah tipe yang menggonggong lebih keras dibandingkan gigitannya.
Meskipun Bi Zheng sering mengatakan bahwa dia tidak melakukan sesuatu untuk menolong seseorang dan tidak bisa diganggu oleh siapa pun, dia sebenarnya adalah seorang yang baik dan mau menolong orang lain.
"Tetap saja, aku ingin berterima kasih padamu!" Pei Ge melihat pada Bi Zheng dengan sebuah senyuman yang lebar hingga mencapai matanya.
Bi Zheng tidak menanggapi Pei Ge kali ini dan hanya melangkah lebar menuju ke pantri.
Ketika dia melihat Bi Zheng menuju ke arah pantri, Pei Ge mengikuti di belakangnya dengan ingin tahu.
Karena dia jarang ke pantri, Pei Ge baru tahu sekarang bahwa ada sebuah
Pei Ge mengerjapkan matanya ketika dia melihat Bi Zheng menghangatkan kotak makan siangnya dengan gerakan yang praktis, bergumam dalam hatinya bahwa dia juga bisa membawa bekal makan siang lain kali!
Tepat ketika Pei Ge selesai membuat secangkir kopi dan hendak pergi, bekal makan siang Bi Zheng juga selesai dihangatkan.
Pei Ge melihat ke arah Bi Zheng dengan penasaran, dan merasa terkejut ketika melihat bahwa kotak bekal makan siangnya hanya diisi nasi putih sampai penuh. Tidak ada satu pun lauk sama sekali.
Er… Itu tidak terlalu benar. Ternyata ada sebutir telur.
"Kamu… hanya makan ini?" Pei Ge menatap Bi Zheng dengan kaget.
Seolah-olah menanggapi pertanyaan Pei Ge, Bi Zheng mengambil acar dari lemari di sudut.
"…" Pei Ge benar-benar merasa tersentuh kali ini.
Melihat pria jangkung dan berwajah halus ini hanya makan acar dengan nasi putih, Pei Ge benar-benar merasa kasihan yang tak ada habisnya!
Mungkinkan karena keluarganya sangat miskin sehingga dia mencoba untuk mengurangi pengeluaran?
Empati Pei Ge meledak dari dalam hatinya sambil mengisi celah di antara semua tanda yang dia abaikan sebelumnya dengan imajinasinya.
Tak heran dia tidak pernah bergabung dengan keramaian. Ternyata hanya karena dia terlalu miskin. Memikirkan bahwa Pei Ge selalu berpikir bahwa dia adalah orang yang eksentrik… Pei Ge merasa terlalu tidak peka!
"I… Itu… Bi Zheng, aku akan pergi duluan!" Pei Ge melihat Bi Zheng dengan rasa bersalah sambil bergumam lembut sebelum meninggalkan pantri dengan tergesa-gesa.
Bi Zheng bahkan tidak mengangkat kelopak matanya saat Pei Ge pergi dan mulai memakan saja acar dan nasinya dengan tenang.
Ketika Pei Ge sedang makan siang dengan hati berat, dan sebelum dia beristirahat siang sejenak, Pei Ge ditarik melintasi sebuah sudut ruangan oleh teman-temannya yang suka bergosip.
"Apakah kalian memperhatikan hari ini? Liu Yue mengenakan barang bermerek dari ujung rambut sampai ujung kaki. Semuanya Chanel!" Salah satu rekan kerja yang lebih tahu tentang barang-barang mewah bertanya kepada yang lain dengan suara yang penuh iri.
"Tidak mungkin! Chanel itu sangat mahal. Apakah Liu Yue mampu membelinya?"
"Itu benar-benar Chanel. Aku pernah melihat setelan pakaian yang dia kenakan itu pada sebuah majalah fesyen. Itu adalah desain baru tahun ini!"
"Mungkinkah itu sebuah tiruan?"
"Tiruan untuk desain-desain baru tahun ini sangat jelek. Setelan yang Liu Yue kenakan itu benar-benar asli."
"Tak heran Liu Yue tampak berbeda hari ini dan terlihat lebih elegan daripada biasanya."
"He he… Menghabiskan begitu banyak uang untuk dirinya sendiri, akan sangat mengherankan jika dia tidak terlihat elegan."
Mendengarkan komentar mereka, Pei Ge merasa tidak tertarik untuk berpartisipasi dalam diskusi mereka karena dia tidak ingin tahu sedikit pun tentang pakaian Liu Yue hari ini.
Tepat ketika Pei Ge jatuh tertidur karena mendengarkan mereka, seseorang memanggilnya. "Pei Ge, bukankah kamu sangat dekat dengan Liu Yue? Apakah keluarganya kaya?
Pei Ge mengangkat kepalanya ketika mendengar pertanyaan ini. Menggelengkan kepalanya, dengan ringan dia menjawab,"Aku tidak tahu. Aku tidak terlalu akrab dengannya."
"Aku rasa keluarganya tidak kaya. Jika dia kaya, dan diberi kepribadian seperti dia, pasti sudah lama dia memamerkannya pada kita."
Dengan fokus gosip rekan kerja yang tidak lagi pada dirinya, Pei Ge secara bertahap merasakan kelopak matanya turun.
Ketika pandangannya mulai kabur karena mengantuk, sebuah pertanyaan membangunkannya dengan sebuah sentakan.
"Apakah kamu berpikir bahwa CEO kita adalah sugar-daddynya Liu Yue?"
"Uhuk!" Pei Ge segera benar-benar terbangun karena hal ini.
Orang menjengkelkan itu dan Li?! Itu tidak mungkin, kan?
"Itu tentu saja tidak akan terjadi!" Sebelum Pei Ge dapat menolak dugaan itu, orang lain mendahuluinya.
"Itu benar! Tuan CEO sangat luar biasa. Bagaimana Liu Yue bahkan bisa terlihat di matanya?! Dengan penampilan Liu Yue, aku rasa bahkan dari awal sudah susah baginya untuk mendapatkan sugar-daddy!"
"Lalu, bagaimana kamu akan menjelaskan pakaian-pakaian mahal yang dikenakannya itu?"
Dengan cara ini, kembalinya Liu Yue ke perusahaan telah mendapatkan perhatian dari seluruh populasi wanita di gedung kantor ini.
Namun, fokus mereka tidak pada bagaimana Liu Yue berhasil mendapatkan pekerjaan mereka kembali dan sebaliknya…
Agar Liu Yue dapat membeli pakaian-pakaian yang begitu mahal, siapakah sugar-daddy Liu Yue?
Adapun Liu Yue, dia tidak terpengaruh oleh semua rumor yang beredar. Perhatian utamanya saat ini adalah bagaimana memanfaatkan kesempatan langka ini untuk merebut hati Ji Ziming.
Dengan sebuah senyum di wajahnya, Liu Yue memegang cat kuku berwarna putih mutiara dan dengan hati-hati mengoleskan pada kukunya.
Sang sekretaris seksi di ruangan CEO menatap marah pada Liu Yue setelah melihat tindakannya yang menjijikkan.
Dengan cara dia mengertakkan giginya dengan marah, dia tampak seperti mempunyai hutang darah dengan Liu Yue.
Liu Yue jelas bisa merasakan tatapan intens padanya. Namun, dia tidak memperhatikan sang sekretaris ini yang dia anggap tidak selevel dengannya dan mendengus dingin.
Hmph … Sayang sekali Ji Ziming tidak sering datang ke kantor. Setelah perusahaan stabil, dia hampir tidak pernah datang ke sini lagi, Liu Yue berpikir dengan cemas dalam hatinya.
Setelah mengecat putih kuku terakhirnya, Liu Yue meniup semua jari-jarinya dengan perasaan puas.
Tetap saja… Bahkan jika pria itu tidak datang, dia masih punya Ibu Ji, senjata andalannya.
He he! Sepasang sandal Camellia itu benar-benar menjadi barang keberuntunganku! Pei Ge itu benar-benar bodoh dan seorang wanita yang tidak peduli.