"Nak, apakah kamu yang baru saja terjebak di dalam lift?"
Ji Ziming, yang berencana mengejar Pei Ge, menghentikan langkahnya karena suara ini. Dengan alis yang berkerut, dia menoleh dan melihat ibunya.
"Mama, apa yang mama lakukan di sini?" Ji Ziming berubah arah dan berjalan ke arah ibunya. Saat itulah dia memperhatikan ada wanita berdiri di samping ibunya.
"Aku? Aku datang untuk menemuimu. Aku juga membawa Nona Liu, yang pernah menolong ku, untuk dikenalkan padamu." Ibu Ji menatap putranya dengan senyum seribu watt di wajahnya.
Nona Liu? Ji Ziming memicingkan matanya dan melirik pada wanita di sebelah ibunya. Wanita ini…
"Halo, CEO Ji! A… aku Liu Yue…"
Ternyata benar. Wanita yang berdiri di sebelah Ibu Ji tidak lain adalah Liu Yue yang baru-baru ini dipecat.
Ji Ziming mengerutkan dahi dan melihat pada Liu Yue dengan kebencian. Lalu dia menoleh untuk melihat ibunya lagi.
"Mama, mari kita bicara di ruang kantorku," Ji Ziming berkata dengan tenang sambil merasakan pandangan ingin tahu dari orang banyak.
"Baiklah. Aku sebenarnya membawa Nona Liu ke sini karena aku punya sesuatu untuk diminta darimu." Ibu Ji menganggukkan kepalanya, terkekeh. Dia lalu mengikuti Ji Ziming menuju ke kantor CEO.
….
"Hah … hah … hah!" Pei Ge berlari di sepanjang jalan menuju kantor Departemen Perencanaan sambil sangat terengah-engah.
"Pei Ge, ada apa? Apakah seseorang mengejarmu?" Rekan-rekan Pei Ge menggodanya ketika mereka melihat dia berkeringat.
Pei Ge menarik napas dalam-dalam beberapa kali sebelum menjawab rekan-rekannya dengan kalimat pendek dan terputus . "Liftnya berhenti bekerja. Aku naik tangga untuk kembali. Aku sangat lelah …"
Setelah beberapa percakapan biasa dengan teman kerjanya, Pei Ge memeluk paket ke dadanya dan kembali ke mejanya.
Mengamati paket di mejanya, Pei Ge bersemangat lagi dan menyimpan insiden yang baru terjadi tadi dalam benaknya saja.
Dengan cepat dia mengambil pisau lipat dari tempat pena dan dengan bersemangat membuka segel dari paket itu.
Ketika segel itu dipotong, Pei Ge membuka kotak itu dengan senyum lebar dan aroma bunga yang kuat segera tercium dari paket itu dan masuk ke hidungnya.
"Wah! Harum sekali!"
Sebelum Pei Ge mengeluarkan benda di dalam kotak, rekan-rekan kerja yang berada di sekitarnya menunjukkan keingintahuan mereka tentang hal itu.
"Apa yang kamu beli? Mengapa wanginya sangat enak?"
"Wanginya seperti bunga mawar. Apakah itu minyak esensial?"
Mendengar kata-kata aneh dari rekan-rekannya, Pei Ge hanya tersenyum dan tidak menanggapi.
Dia melepaskan bungkus gelembung tebal di sekitar paket dan sesuatu berwarna merah api terang memenuhi pandangan Pei Ge.
Mawar? Pei Ge mengerjapkan matanya dan, dengan sebuah senyum di bibirnya, dia mengeluarkan bunga mawar berwarna merah api.
Bunga mawar itu masih segar meskipun tidak tahu kapan paket itu dikirimkan. Kelopak mawar yang indah dan lembut itu masih agak lembap dan tampak lembut saat disentuh.
"Wow! Pei Ge, lumayan! Apakah itu buket mawar dari pacarmu? Sungguh romantis …"
Saat mawar itu terlihat, banyak rekan wanita, yang tertarik dengan aroma bunganya, pindah ke kursi Pei Ge dengan ekspresi bergosip di wajah mereka.
"Tidak'" Pei Ge menggelengkan kepalanya dan tersenyum gembira pada buket mawar di tangannya.
Di dalam hatinya, dia tetap bergumam, Tang Xiaoyu ini benar-benar… Mengapa dia mengirimi aku mawar?
Namun, meskipun bergumam dalam hatinya, matanya tetap bersinar dengan sukacita.
"Tersenyum begitu manis, pasti dari pacarmu!" rekan-rekan wanita itu menyemburkan komentar.
Pei Ge menjelaskan dengan sebuah senyuman," Benar-benar bukan. Sahabatku yang mengirimkan ini."
Namun, tak satu pun dari mereka percaya pada Pei Ge dan hanya memandangnya dengan mata penuh asmara.
Melihat tatapan tidak percaya mereka, Pei Ge tidak lagi repot-repot menjelaskan dirinya kepada mereka dan hanya melanjutkan untuk membuka kartu kecil yang ditempatkan di atas mawar.
[Kekasihku,
Semoga kamu memiliki karier yang lancar dan terus meningkat!
- Hujan yang mencintaimu]
Saat kartu yang berisi tulisan menggoda ini diungkapkan, semua orang bahkan lebih yakin bahwa itu adalah pacar Pei Ge yang telah mengiriminya buket mawar.
Setelah membaca kartu itu, Pei Ge dengan hati-hati meletakkan mawar itu di satu sisi dan melihat pada benda lain di dalam kotak.
Namun, sebelum dia mengeluarkannya, dia mendengar orang-orang terkesiap.
"Wow! Setelan pakaian dari pacarmu ini dari merek Dior, kan? "Melihat tulisan pada kemasannya, seorang rekan wanita terkesiap karena terkejut.
Aku sudah bilang bahwa ini bukan dari seorang pacar… Pei Ge menanggapi dengan putus asa di dalam hatinya.
"Pei Ge, pacarmu memperlakukanmu dengan sangat baik!"
"Itu benar; itu benar! Mawar dan barang-barang mewah - pasti dia seorang pria yang sangat baik!"
"… Sudah kukatakan ini dari seorang wanita." Pei Ge menegur dengan lemah. Bagaimanapun, bagaimana bisa seorang pria dianggap baik hanya dengan memberikan mawar dan barang-barang mewah kepada pacarnya?
Namun, semua orang mengabaikan kata-katanya dan berteriak agar Pei Ge mengeluarkan pakaian itu untuk mereka lihat.
Melihat keingintahuan mereka, Pei Ge, yang tidak berencana untuk mengeluarkan pakaian itu, hanya bisa mengikuti permintaan mereka.
Ketika setelan pakaian itu dikeluarkan di hadapan semua orang, serangkaian desahan tulus terdengar di seluruh ruangan kantor.
"Setelan ini terlihat sangat bagus…."
"Yah, ini sangat bagus…."
"Pakaian Dior ini terlihat seperti setelan bertema retro yang ditampilkan pada peragaan busana musim gugur-musim dingin tahun ini …"
"Benarkah? Kalau begitu, ini pasti sangat mahal…"
Pei Ge tidak merasa perlu menghiraukan gumaman dari rekan-rekan di sekelilingnya. Sebaliknya, dia mengamati rok dari setelan itu dengan hati senang.
Model setelan ini sangat sederhana. Atasannya mempunyai garis leher berbentuk V dengan renda di bawahnya dan sebuah pita di atas pinggang dengan warna yang sama.
Bawahannya adalah sebuah rok pensil berwarna hitam. Modelnya sederhana saja, tetapi memancarkan kesan anggun - sangat cocok untuk pakaian kantor.
Namun, hal yang paling menyentuh Pei Ge bukanlah pakaian yang sederhana namun anggun ini, tetapi pesan kecil yang diselipkan pada bungkus pakaian itu.
[Terus berjuang, wanita karir! Aku berharap banyak darimu!]
Beberapa kata sederhana ini membuat Pei Ge merasa hangat di dalam hatinya. Dia hampir bisa membayangkan jenis ekspresi Tang Xiaoyu, yang berada di luar negeri, ketika dia menulis kata-kata ini untuknya.
Pada akhirnya, Departemen Perencanaan dengan penuh semangat berbicara tentang barang mewah yang Pei Ge terima. Sementara itu, di dalam kantor CEO, jenis adegan menarik lainnya sedang berlangsung.
"Mama, apa yang mama katakan?" Ji Ziming memandang ibunya dengan alis berkerut, dengan terbuka menunjukkan ketidaksenangannya.
"Nak, Nona Liu benar-benar seorang gadis yang baik. Kamu salah paham sebelumnya!" Ibu Ji membujuk Ji Ziming dengan sungguh-sungguh. "Dia seseorang yang senang membantu orang lain, jadi tolong jangan salah paham. Biarkan dia bekerja di perusahaan ini sekali lagi."