Dari saat dia meninggalkan kedai kopi itu hingga dia naik ke dalam bus, Pei Ge masih mencoba untuk mengetahui tujuan Liu Yue yang sesungguhnya.
Mengapa dia menghilang begitu lama dan kemudian kembali untuk menyampaikan permohonan maaf yang panjang itu?
Namun, sepanjang perjalanan dengan bus, dan bahkan saat dia mencapai rumah, Pei Ge tetap tidak bisa memahami semua situasi ini.
Melihat tidak ada akhir dari masalah ini, Pei Ge memutuskan untuk berhenti memikirkannya sama sekali.
"Jangan pikirkan tentang hal itu; jangan pikirkan tentang hal itu. Lagi pula, dia sudah tidak bekerja lagi di kantor."
Bertekad untuk tidak memikirkan masalah ini lagi, Pei Ge menyalakan komputernya untuk menonton drama TV Amerika favoritnya, 'Berjuanglah, Julia!', yang tidak dilakukannya dalam beberapa waktu, dan mengeluarkan sekantong keripik yang belum dibuka dari laci lemari di samping tempat tidurnya.
Kriuuk, kriuuk! Pei Ge memakan keripik sambil menonton acara itu.
"Julia, sesungguhnya ada sesuatu yang aku sembunyikan darimu. Kematian ayahmu tidak seperti yang terlihat--"
Pada saat yang krusial itu, Pei Ge menatap layar dengan tidak berkedip, tanpa memakan keripik, sambil menunggu dengan cemas adegan selanjutnya.
Siapa mengira drama itu akan berhenti pada bagian yang menarik itu, di mana aktor pendukungnya akan mengungkapkan rahasia kepada pemeran utama wanita yang terpana.
Kriuuk! Keripik di tangan Pei Ge tidak sengaja menjadi remuk berkeping-keping.
Sialan, akhir yang menegangkan! Benar-benar tipuan!
Setelah melihat bahwa tidak ada lagi episode baru yang tersedia untuk drama TV Amerika ini, Pei Ge merasa sangat tertekan sehingga dia hampir mengirim surat ke perusahaan yang bertanggung jawab untuk membuat drama tersebut agar mempercepat penayangannya.
"Penantian seminggu lagi." Pei Ge menutup halaman web dengan sedih.
Merasa frustrasi karena drama itu, Pei Ge memutuskan untuk pergi tidur lebih cepat. Ketika itulah teleponnya berdering.
Begitu dia melihat siapa yang menghubunginya, dengan gembira dia menjawab telepon, "Halo, Xiaoyu!"
"Bodoh, Ge Ge! Jika aku tidak menghubungimu, apakah kamu tidak akan ingat meneleponku?!" Suara Tang Xiaoyu terdengar melalui telepon dengan nada sedih.
"Ten - tentu saja tidak!" Pei Ge segera membantah, sambil berkata, "Sebenarnya, aku baru saja hendak meneleponmu!"
"Heh heh, benarkah?" Tang Xiaoyu bertanya, penuh keraguan.
"Tentu saja! Aku baru saja selesai menonton 'Berjuanglah, Julia!' dan benar-benar hendak meneleponmu!" Pei Ge menjawab dengan agak keras untuk menutupi rasa bersalah di dalam hatinya.
Baiklah, dia telah sangat mengabaikan sahabatnya akhir-akhir ini!
"Heh! Aku akan mempercayaimu kali ini, kalau begitu," Tang Xiaoyu berkata dengan lembut sebelum menambahkan," Oh, ya. Kamu pernah bilang bahwa kamu mendapatkan promosi dan menerima kenaikan gaji. Apakah ada percikan asmara yang terjadi antara kamu dan CEO itu?"
Mendengar perpindahan topik Tang Xiaoyu ke suasana gosip, Pei Ge segera menceritakan semua padanya.
"Tidak. Aku sangat cerdas, dia tidak akan mungkin mengenaliku!" Pei Ge menjawab dengan sombong sambil melanjutkan bercerita pada sahabatnya apa yang telah terjadi padanya baru-baru ini.
Selain itu Pei Ge juga bercerita tentang masalah yang berhubungan dengan Liu Yue.
"Sialan! Aku tahu ada sesuatu yang mencurigakan dengan Liu Yue itu! Memang, dia seseorang yang licik!" Tang Xiaoyu berpendapat dengan marah, benar-benar melupakan peristiwa yang melibatkan CEO itu.
"Baiklah, baiklah. Dia sudah menerima balasannya dan dipecat," Pei Ge menenangkannya.
Bagi Pei Ge, Liu Yue sudah menjadi bagian dari masa lalu dan dia tidak ingin membuang energi lagi untuk memikirkannya.
"Kamu! Jangan terlalu bodoh lain kali. Ini serius, kamu sudah setua ini, tetapi masih saja membuat aku khawatir setiap saat," Tang Xiaoyu mengomeli Pei Ge karena dia peduli.
"Mhm, mhm, mhm, aku tahu!" Pei Ge tersenyum lebar. Inilah yang disebut teman sejati!
"Tidak, aku masih tetap khawatir tentang kamu!" Suara Tang Xiaoyu masih penuh dengan kekhawatiran. "Sayang sekali aku masih sibuk dengan pekerjaan di sini dan tidak bisa pulang dalam waktu dekat."
"Jangan terlalu khawatir tentang aku, aku sebenarnya cukup baik dengan perusahaanku yang sekarang! Bukan hanya atasan langsungku menyukaiku, gajiku juga meningkat sangat cepat!" Pei Ge meyakinkan Tang Xiaoyu dengan sikap yang santai.
"Bodoh! Aku tidak khawatir dengan pekerjaanmu. Memangnya aku tidak tahu betapa pintarnya kamu? Lagi pula, aku selalu berada di posisi kedua karena kamu ketika kita di sekolah." Tang Xiaoyu tertawa sambil mengingat masala lalu mereka.
Mendengar perkataan Tang Xiaoyu, Pei Ge mulai tertawa juga.
Pertemanan mereka bukanlah suatu keajaiban.
Keduanya berasal dari keluarga yang berpengaruh, berpenampilan bagus, dan menduduki peringkat atas dalam pendidikan mereka … Sederhananya, mereka adalah pemimpin alami di antara teman sebaya mereka. Namun, secara kebetulan, mereka berdua selalu berada di kelas yang sama sejak TK.
Tang Xiaoyu memiliki kebanggaan tinggi tetapi, pada setiap ujian, tidak peduli seberapa keras dia belajar, dia selalu kalah dari Pei Ge.
Bahkan dalam hubungan sosial, Pei Ge lebih populer daripada dia.
Karena itu, jika seseorang menanyakan Tang Xiaoyu siapa yang paling dia benci, dia pasti akan mengatakan, "Pei Ge."
"Ya! Aku masih ingat bagaimana kita akan pulang bersama sepulang sekolah di bawah tatapan ketakutan teman sekelas kita. Seseorang bahkan mengatakan padaku untuk tidak bermain denganmu karena kamu pasti punya niat buruk." Pei Ge tertawa.
"He he he! Katakan siapa idiot itu! Beraninya dia mengganggu hubungan kita yang sempurna ?!"
Pei Ge mulai mengenang hari-hari yang lebih baik sebelum kecelakaan ayahnya dan sebelum bisnis keluarga mereka bangkrut dengan Tang Xiaoyu.
"Aku masih ingat bagaimana aku melihat berita itu dan memutuskan untuk mendukung seorang siswa Cina yang belajar di luar negeri dan kamu sangat menentangnya." Pei Ge tiba-tiba teringat akan siswa Cina yang dia bantu di sekolah dasar.
Pei Ge telah membantunya sampai bisnis keluarganya bangkrut dan Pei Ge tidak bisa lagi membiayai studinya.
"Oh, ya, Ge Ge! Aku hampir lupa, aku menelepon hari ini untuk mengatakan bahwa barang yang kukirimkan padamu beberapa hari yang lalu akan sampai padamu besok," Tang Xiaoyu memberitahunya sambil terkikik.
Pei Ge berkedip dengan rasa ingin tahu dan bertanya, "Apa yang kamu kirim padaku?"
"Kamu akan mengetahuinya besok! Ini sebuah kejutan!" Tang Xiaoyu menggodanya.
Pei Ge berbicara dengan Tang Xiaoyu cukup lama, dan ketika dia akhirnya menutup telepon, yang telah menjadi panas karena pembicaraan panjang mereka, dia menemukan bahwa waktu sudah hampir pukul 11 malam.
Setelah membersihkan dirinya dengan cepat, Pei Ge memasuki dunia mimpi dengan sebuah senyuman.
Malam ini, dia memimpikan masa lalu, hari-hari bahagia ketika ayahnya masih hidup….