"Baiklah, Nona Pei. Silakan menunggu pemberitahuan dari kami."
Mengenakan pakaian kerja hitam, Pei Ge berdiri dari kursi di ruang wawancara. Matanya yang menyapu melewati pewawancara yang duduk di depannya redup dengan kekecewaan.
Tampak seperti tidak ada harapan lagi kali ini.
Semua orang mengatakan bahwa jika seseorang menjadi pecundang dalam cinta, orang itu akan menjadi pemenang dalam hidup. Mengapa begitu, meskipun dia sudah sedemikian kalahnya dalam cinta, kariernya masih belum ada tanda-tanda akan meningkat ?!
Mulai pada hari dia berhenti dari pekerjaannya, Pei Ge sudah mengirimkan resumenya ke mana saja tanpa beristirahat.
Namun, bahkan sekarang, tak satu pun perusahaan yang menghubunginya.
"Silakan menunggu pemberitahuan dari kami" sudah menjadi sebuah pengganti halus untuk mengatakan "Anda tidak lulus dalam interview ini."
Merasa sedih, Pei Ge dengan bingung berjalan di sepanjang jalan yang ramai.
Awalnya dia berpikir bahwa mencari pekerjaan akan menjadi tugas yang mudah. Siapa yang tahu bahwa sebenarnya sesulit ini ?
"Huhh…" Mata Pei Ge penuh dengan kesenduan.
Apa yang akan dia katakan kepada ibunya ketika dia kembali ke rumah? Bahwa kemungkinan besar kali ini juga akan gagal?
Dia adalah orang yang dengan penuh percaya diri memberi tahu ibunya bahwa pekerjaan itu mudah ditemukan, dan bahwa dia akan dapat menemukannya dengan cepat.
Sekarang…
Memikirkan hal ini, Pei Ge merasa sangat bersalah sehingga dia tidak berani segera pulang.
Pei Ge menghela napas lagi sambil terus berjalan tanpa tujuan di sepanjang jalan dengan sepatu hak tingginya. Setelah berjalan sebentar, dia, yang biasanya tidak memakai sepatu hak tinggi, merasakan sakit di kakinya.
Secara kebetulan, dia berhenti tepat di depan sebuah kafe kecil. Melihat kakinya, dia memutuskan untuk beristirahat sejenak di dalam bangunan itu.
Ketika dia membuka pintu toko yang bertema retro, aroma kopi yang kuat tercium ke hidungnya. Berjalan di sepanjang lorong yang didekorasi dengan sentimental, dia menemukan sebuah meja di dekat jendela dan duduk. Dia kemudian mulai berpikir tentang mencari pekerjaan sambil menikmati musik dan menyeruput kopinya.
"Pei Ge?"
Suara wanita yang ceria menyentak Pei Ge dari lamunannya tentang hal-hal sepele dari berburu pekerjaannya.
Menyadari bahwa orang itu memanggil namanya, Pei Ge mengangkat kepalanya untuk menatap wanita dengan riasan ringan dan rambut yang ditata ke atas.
"Kamu adalah…?" Dia tidak mengenali wanita itu, jadi mengapa wanita itu tahu namanya?
"Kamu benar-benar Pei Ge!" Wanita itu dengan penuh semangat duduk di seberang Pei Ge ketika dia mendengar jawabannya. "Apa kamu tidak ingat aku? Aku Liu Yue! Kita teman sekelas di SMP!"
Mengamati sikap bersemangat saat wanita itu memperkenalkan dirinya, Pei Ge mulai mengingat masa-masa SMPnya.
Mungkin itu karena sudah lama sekali berlalu, tetapi Pei Ge benar-benar tidak bisa mengingat wanita yang duduk di depannya.
"Pei Ge, mungkinkah kamu telah melupakan aku? Aku dulu duduk di barisan terakhir di kelas. Dulu pada tahun kedua kita di SMP, ketika menstruasiku bocor, kamu memberi tahu aku dengan baik dan bahkan meminjamkan pakaianmu untuk menutupinya!" wanita itu mengungkapkan dengan gembira.
Pei Ge akhirnya ingat siapa wanita itu setelah mendengarkan cerita yang detil sekali itu.
"Kamu adalah Liu Yue yang itu?" Ternganga keheranan, Pei Ge menatap wanita di seberangnya itu.
"Ya! Akhirnya kamu mengingatku!" Melihat bahwa Pei Ge akhirnya mengingat siapa dia, ujung-ujung mata bulatnya melengkung ke atas dengan senang.
"Oh, ya ampun! Kamu telah menjadi sangat cantik - benar-benar berbeda dengan penampilanmu di masa lalu. Tak heran aku tidak mengenalimu!" Pei Ge melihat Liu Yue dengan perasaan yang campur aduk.
Siapa yang akan mengira bahwa gadis SMP yang jelek dan tidak terawat itu akan berubah menjadi wanita yang bergaya dan cantik?
"Ha ha, masa? Aku rasa kamu juga sudah berubah banyak! Jika bukan karena sosokmu yang masih sama dengan saat kita muda, aku pasti tidak akan mengenalimu!" Liu Yue tersenyum menanggapi pujian Pei Ge.
Pei Ge merasa sangat senang bertemu dengan teman sekolah yang sudah lama tidak ia jumpai. "Ya. Aku menjadi jauh lebih jelek dibandingkan saat kita di SMP, bukan?"
"Tidak benar! Selain dari kamu menambah sedikit berat badan, kamu terlihat sangat baik!" Liu Yue menyeringai.
Meskipun belum pernah bertemu selama hampir sepuluh tahun, mungkin karena Liu Yue adalah kupu-kupu sosial dan Pei Ge sudah bosan luar biasa, maka kedua teman sekelas lama itu memiliki banyak hal untuk dibicarakan.
"Xiaoyue, hari ini bukan akhir pekan. Apakah kamu tidak harus pergi bekerja?" Setelah mengobrol sebentar, Pei Ge akhirnya ingat bahwa itu masih jam kerja.
"Oh, tidak! Mati aku! Karena terlalu senang bertemu denganmu, aku benar-benar lupa bahwa tujuanku datang ke sini adalah untuk membeli kopi untuk direktur kami!" Setelah diingatkan oleh Pei Ge, wajah ceria Liu Yue berubah menjadi muram.
Pei Ge hampir memuntahkan kopinya. Liu Yue ini terlalu pelupa. Dia benar-benar telah melupakan tugas yang begitu penting!
Setelah Liu Yue tergesa-gesa memesan beberapa cangkir kopi, alih-alih meninggalkan kafe, dia kembali ke tempat duduknya.
Karena bingung, Pei Ge memandangi Liu Yue, yang sedang memegang banyak cangkir kopi, dan bertanya, "Xiaoyue, ada apa? Bukankah kita sudah bertukar nomor kontak? Apakah ada masalah lain?"
"Aku baru saja berpikir. Bukankah kamu harus pergi kerja juga?" Liu Yue bertanya dengan cepat seolah-olah dia sedang terburu-buru.
"Oh, aku baru saja berhenti dari pekerjaanku. Saat ini aku sedang mencari pekerjaan baru," Pei Ge tersenyum, sambil menaikkan bahunya.
Mata Liu Yue melebar karena terkejut. Kemudian dia menatap Pei Ge dengan mata yang berbinar. "Oh begitu!"
Pei Ge menyerah oleh sikap riang Liu Yue seolah-olah dia memiliki semua waktu di dunia untuk terus mengobrol dengannya.
"Xiaoyue, aku rasa kamu harus segera kembali bekerja. Kita bisa menghubungi satu sama lain nanti jika ada sesuatu yang terjadi," Pei Ge dengan cemas menyuruh Liu Yue untuk bergegas, khawatir jika terlalu lama dia akan dimarahi.
Tanpa diduga, Liu Yue dengan ramah menyarankan kepada Pei Ge, "Bagaimana kalau kamu datang ke perusahaan kami? Kami saat ini sedang merekrut!"
"Hah?" Pei Ge tercengang dengan peralihan topik yang tidak terduga dalam pembicaraan mereka ini.
"Seorang asisten baru saja meninggalkan Departemen Perencanaan perusahaan kami. Mereka sedang mencari yang baru! Jika kamu belum menemukan pekerjaan, datang saja ke perusahaanku dan mari kita bekerja bersama!" Liu Yue dengan penuh semangat mengundang Pei Ge.
"Ehm!" Pei Ge melihat pada Liu Yue, terpana. Dia hanya sedang beristirahat di sebuah kafe dan secara tidak sengaja bertemu dengan teman lamanya, tetapi kini dia benar-benar mendapatkan pekerjaan?
Sungguh, dunia ini penuh dengan keajaiban!
"Tentu! Terima kasih banyak, Xiaoyue!" Pei Ge berterima kasih pada Liu Yue. Meskipun pekerjaannya tetap sebagai asisten, setidaknya dia mendapatkan pekerjaan untuk dirinya! Itu tetap sebuah awal yang baik!
"Bagus! Aku akan memberi tahu direkturku ketika aku kembali ke kantor. Kamu bisa datang besok pagi untuk wawancara!" Liu Yue sangat gembira atas persetujuan Pei Ge.
"Tentu!" Pei Ge mengangguk, merasa bersemangat. "Omong-omong, apakah latar belakang perusahaanmu? Apa yang harus aku persiapkan untuk mengikuti wawancara itu?"
"Perusahaan kami bernama Real Estat Chenguang. Kamu tidak perlu terlalu khawatir tentang itu! Kamu hanya akan melakukan tugas-tugas sepele sebagai asisten, jadi aku yakin kamu akan melalui wawancara itu dengan mudah!"
Mendengar bahwa perusahaan itu bergerak di bidang real estat dan bahwa posisi yang ditawarkan itu masih sebagai asisten yang akan melakukan tugas-tugas sepele, Pei Ge tiba-tiba merasa seolah-olah dia telah bersusah payah mengundurkan diri dengan sia-sia. Setelah semua drama itu, dia kembali ke pekerjaan lamanya, dan yang dia lakukan hanyalah berganti perusahaan.