Ji Ziming merasakan bahwa seseorang tertentu membuatnya merasa frustrasi baru-baru ini.
Orang asing yang awalnya tidak dia pedulikan sekarang terus membayanginya seperti hantu, muncul di mana-mana di sekitarnya.
Kadang-kadang, dia tidak yakin apakah wanita ini nyata atau hanya hasil imajinasinya.
Yang lebih buruk adalah dia memikirkan wanita ini terus menerus.
"Kamu! Apa yang kamu inginkan?!" Pei Ge menjerit, begitu terkejut di luar akal sehatnya.
Ketika dia melihat sosok tampan pria itu, dia tak tahan untuk menelan ludah.
Pria ini sepertinya bahkan tampak lebih tampan dari sebelumnya, dan meskipun hanya mengenakan setelan jas hitam yang sederhana dan hampir ketinggalan jaman, pria ini tetap memancarkan aura mengintimidasi yang membuat pria itu berbeda dari yang lainnya.
Menatap Pei Ge dengan dingin, Ji Ziming bisa merasakan kewaspadaan Pei Ge.
"Apa yang aku inginkan?" dia bertanya dalam nada dingin dan datar, tidak senang karena Pei Ge melihatnya sambil membela diri.
Dalam waktu yang singkat ini, wanita ini telah membuatnya sangat tidak senang. Hari ini, Ji Ziming akan membalasnya.
Bibir tipis Ji Ziming berkerut, membuat suasana yang awalnya menyesakkan mulai menghilang.
Namun seringai itu membuat Ji Ziming terlihat lebih jahat.
Mata Pei Ge melebar dalam kaget dan keraguan.
"He he …" Ji Ziming terkekeh melihat ketidakberdayaan Pei Ge. Merasa lebih nyaman, dia mencondongkan tubuh ke depan seolah-olah dia akan mencium Pei Ge.
"Cabul!" Melihat wajah Ji Ziming yang semakin dekat dan lebih dekat, Pei Ge berteriak dengan marah dan wajahnya memerah. Kemudian dia mengarahkan kakinya ke depan.
Namun, dia kurang beruntung kali ini.
Saat Ji Ziming melihat apa yang akan dia lakukan, Ji Ziming menahan Pei Ge di dinding yang dingin dengan tubuhnya.
Pei Ge berontak keras ketika dia merasakan dadanya mulai sesak, namun pelukan pria itu begitu kencang dan tidak mau mengalah.
"Orang cabul! Biarkan aku pergi!" Pei Ge meminta, matanya menyala karena marah yang sepertinya malah membuatnya luar biasa menarik.
Ji Ziming hanya menyeringai sambil memperhatikan wanita itu memberontak dari pelukannya.
Hal ini membuat Pei Ge semakin menggerutu, dan dia terus berjuang melepaskan diri dengan kegigihan yang lebih besar.
"Kamu orang cabul idiot! Lepaskan aku!"
Tidak tahu apakah karena pria itu melonggarkan cengkeramannya atau karena kekuatan Pei Ge, tetapi akhirnya Pei Ge berhasil melepaskan tangannya.
"Orang cabul! Aku akan melaporkanmu pada atasanmu! Lepaskan aku!" Pei Ge mengancam sambil terus berusaha melepaskan dirinya dari pelukan pria itu.
"Berisik sekali." Penampilan dingin Ji Ziming mulai muncul kembali karena perlawanan Pei Ge dan nama yang berulang kali disebut.
Sambil mencengkeram tangan Pei Ge, Ji Ziming membungkuk dan menciumnya.
"Oh!" Merasakan sentuhan bibir Ji Ziming yang dingin pada bibirnya, Pei Ge menatap Ji Ziming dengan mata terbelalak.
Ji Ziming benar-benar mengabaikan reaksi Pei Ge dan mengubah kecupannya yang lembut menjadi ciuman yang kuat.
Ji Ziming mencium bibirnya dengan keras, mengambil segala yang dimiliki Pei Ge ….
Ciuman yang panas dan nyaris seperti pemangsa ini menjadi stimulasi yang terlalu banyak bagi seorang pencium yang tidak berpengalaman seperti Pei Ge dan pikirannya langsung kosong. Tubuhnya tidak bisa bereaksi terhadap apa yang terjadi dan dia hanya berdiri di sana tanpa bergerak, menerima ciuman hukuman dari pria itu.
Melihat wajah wanita itu menjadi semakin merah, Ji Ziming menduga bahwa wanita itu pasti telah lupa bernapas lagi ketika dia menahan napasnya dan tetap menurut terhadap kecupan Ji Ziming.
Meskipun Ji Ziming tidak ingin, dia tetap harus mengakhiri ciuman ini.
"Whoo!" Pei Ge mengembuskan napas saat bibir Ji Ziming lepas darinya.
"Wanita bodoh." Melihat diri Pei Ge yang konyol, Ji Ziming tertawa sambil menggelengkan kepalanya.
"Kamu - kamu idiot!" Pei Ge cemberut. Matanya membulat saat dia menatap Ji Ziming.
Tanpa diketahui olehnya, dia bahkan lebih menarik dalam kondisi ini.
Matanya yang berair dan bibirnya yang mengkilat, menggoda Ji Ziming.
Jari-jari Ji Ziming menyapu wajah Pei Ge, berhenti pada bibirnya.
Wanita aneh ini tidak terlalu cantik, tetapi tetap dia merasakan sebuah daya tarik kepada wanita itu yang tidak bisa dipahami….
"Orang cabul! Lepaskan aku!" Saat ini, Pei Ge terlalu marah dan terkejut untuk memikirkan daya tarik pria itu.
Ji Ziming meraih dagunya, mengangkat kepalanya dan, tidak sanggup melawan godaan, mencondongkan diri untuk mencium bibir merahnya.
"Ingatlah ini, aku Ji Ziming."
Suara lelaki itu dalam dan sengau, yang terdengar agak seksi dan berbeda dari nadanya yang dingin seperti biasa. Suaranyasaja bisa memikat siapa pun.
Mendengar suara sengaunya, telinga Pei Ge menjadi hangat dan dia mulai menjadi merah.
"Wanita, siapakah namamu?"
Mata pria itu seperti api saat dia menatap Pei Ge dengan penuh perhatian.
Hampir terhipnotis oleh suara pria itu, Pei Ge menelan ludah dan mempunyai keinginan untuk menyebutkan namanya.
"Aku--," sebelum dia sempat menyebutkan namanya, sebuah suara wanita memotongnya, merusak suasana.
"Ge Ge! Ge Ge, di mana kamu ?!" Suara yang memanggil berulang kali itu menarik Pei Ge kembali pada kenyataan.
Melihat wajahnya yang tampan begitu dekat dengan wajahnya, Pei Ge menggigit bibir pria itu tanpa ragu dan, dalam sekejap, merasakan zat besi di mulutnya.
"Ah!" Pria itu berteriak kesakitan, menatap Pei Ge dengan berbahaya.
Pei Ge mengambil kesempatan ini untuk melarikan diri dari pelukannya, melemparkan tatapan kemenangan kepadanya.
Ketika dia melihat pria itu menahan kesakitan pada mulutnya, Pei Ge mengangkat dagunya dan berkata, "Aku masih ada pekerjaan, jadi aku membiarkanmu pergi kali ini! Sebaiknya jangan biarkan aku melihatmu lagi! Kalau tidak, kamu akan menyesal!"
"Kamu wanita sialan! Apakah kamu tahu siapa aku?" Ji Ziming marah mendengar kata-kata Pei Ge.
"He he … Kamu hanya seorang pria penghibur, jadi siapa yang kamu coba takut-takuti ?!" Pei Ge dengan mengejek berkata, "Sebuah tubuh penuh dengan barang bermerek, namun memiliki pekerjaan seperti itu - sungguh memalukan!"
"…" Ji Ziming hampir menjadi sangat marah; dia belum pernah bertemu wanita idiot seperti itu.
Dengan cara apa dia terlihat seperti pria penghibur ?! Mata yang begitu cerah namun begitu buta!
"Ge Ge, kamu dengan siapa?"
"Tidak ada, mari kita pergi."
Liu Yue akhirnya menemukan Pei Ge, dan sebelum dia bisa berhenti untuk melihat siapa pria di belakang Pei Ge, dia segera dibawa pergi oleh Pei Ge.
Mata Ji Ziming menyipit berbahaya ketika dia melihat Pei Ge pergi tanpa ragu dan tanpa pandangan ke belakang.