Chereads / Sang Mekanik Legendaris / Chapter 35 - Han Xiao

Chapter 35 - Han Xiao

Dua jam kemudian, pertempuran berakhir, dan ini adalah operasi paling sukses Stardragon terhadap Organisasi Germinal hingga saat ini; mereka tidak hanya menghancurkan pangkalan Germinal, mereka juga berhasil mengumpulkan sejumlah besar data. Para petinggi di Divisi 13 sangat puas, dan itu tidak akan mungkin terjadi tanpa informasi dari Han Xiao.

Namun, masa lalu Han Xiao dan masalah Blackstar tetap menjadi misteri karena informasi yang dikumpulkan Lin Yao tidak menyebutkan soal itu.

Pertama, karena log komunikasi soal Blackstar itu palsu, jadi tentu saja tidak ada. Sementara yang satunya berkaitan dengan eksperimen Valkyrie dan semua itu adalah rahasia besar.

Kembali ke markas, Li Yalin dengan enggan mengembalikan Lengan Mekanik Ringan.

"Apa lengan mekanik itu berguna?" tanya atasannya.

Li Yalin mengangguk.

"Semua berkat lengan ini, misi kita sukses. Siapa yang menciptakannya?"

"Ini, aku tidak bisa memberitahumu."

Mata Li Yalin berkilau. "Apa lengan ini akan diproduksi nanti?"

"Tergantung keputusan para petinggi."

Li Yalin tidak lagi mengganggu atasannya yang bungkam, tetapi dia tidak menyerah dan pergi ke departemen logistik untuk mencari Luo Xuan, yang kemungkinan besar membuat benda itu.

Lambang Departemen Operasi Rahasia di dadanya memastikan jalannya yang mulus, mengabaikan keributan yang berlangsung, akibat kehadirannya.

Meskipun semua departemen di Divisi 13 berstatus sama, departemen operasi rahasia penuh dengan agen-agen elite can—uhuk—sehingga mereka dihormati oleh semua departemen lainnya.

Li Yalin tiba-tiba berbalik ke arah kerumunan yang mengikutinya dan dengan lantang mengumumkan, "Aku mencari Luo Xuan."

Semua orang memandang Luo Xuan dengan iri.

'Apa Departemen Operasi Rahasia siap merekrutku?' dia bertanya-tanya.

Menekan kegembiraan batinnya, dia menjawab, "Saya Luo Xuan. Bagaimana saya harus memanggil Anda?"

"Li Yalin."

"Apa yang bisa saya bantu?" tanya Luo Xuan.

"Apa kamu yang menciptakan lengan mekanik itu?"

'Lengan mekanik?' Luo Xuan segera teringat Lengan Mekanik Ringan yang membuatnya kehilangan muka.

'Mungkinkah sampah itu tidak berfungsi?' Luo Xuan merayakan dalam hati.

"Apa ada masalah?" dia bertanya dengan wajah serius.

"Tidak. Aku malah mendapati kalau lengan itu sangat berguna. Aku ingin memesannya secara pribadi."

Luo Xuan membeku karena malu ketika tawa terkekeh terdengar diantara kerumunan para staf logistik—Wajah Luo Xuan berubah jelek, dia mengoceh dengan keras tentang betapa tidak berguna dan berharganya lengan mekanik sampah itu bagi seluruh departemen dan sekarang? Seorang agen rahasia datang untuk memesan. Kesalahpahaman ini membuatnya ingin menggali lubang.

"Aku tidak menciptakannya." jawabnya sambil tersenyum paksa.

"Kalau begitu bilang dari awal! Buang-buang waktuku saja."

Wajah Luo Xuan menjadi gelap.

Tiba-tiba, Feng Jun, yang lagi lewat, datang dan secara resmi menyatakan, "Identitas pencipta lengan itu sangat rahasia. Tolong jangan menebak atau membahasnya."

Li Yalin kaget. 'Sangat rahasia?'

Saat kerumunan bubar, yang bisa dipikirkan Luo Xuan hanyalah ancaman yang ditimbulkan oleh mekanik misterius ini terhadap posisinya.

"Jika dia bergabung dengan departemen logistik, aku harus menekannya!"

Di tempat lain di fasilitas rahasia.

"Bos, pangkalan 45 telah dihancurkan."

"Siapa yang melakukannya?"

"Stardragon."

"Dari mana mereka tahu pangkalan kita?!

"Entahlah, Bos."

Pangkalan Organisasi Germinal tersebar di seluruh dunia. Namun, hanya sedikit dari mereka yang berada di dalam wilayah enam negara, dan pangkalan-pangkalan utama itu hampir berhibernasi sepanjang tahun untuk mencegah terdeteksi!

"Bagaimana mereka bisa menemukan pangkalan kita? Apa ada mata-mata di antara kita?"

Hanya segelintir petinggi di organisasi yang tahu lokasi pangkalan rahasia mereka. Akan jadi pukulan besar jika salah satu dari mereka menjadi pengkhianat.

Diam-diam, sang Bos Organisasi memutuskan bahwa dia harus melakukan pembersihan.

Tentu saja, nama Han Xiao sempat terlintas di pikirannya. Namun, dia mengesampingkannya karena sepertinya Han Xiao tidak mungkin bisa mengakses informasi rahasia sebagai sebuah subjek tes rendahan.

Tetapi tetap saja, pikiran tentang Han Xiao menyebabkan darahnya mendidih. Sudah lama sejak harga buronan itu dikeluarkan, namun masih belum ada kabar tentangnya.

"Kau pasti bisa berlari cepat, tapi cepat atau lambat aku akan menghancurkanmu. Nikmati sisa harimu selagi kau bisa."

Sang bos tertawa dingin, angkuh.

"Han Xiao telah hilang selama tiga hari sekarang. Ke mana dia pergi?"

Lu Qian mondar-mandir dengan cemas.

Dia menyalahkan dirinya sendiri sambil bergumam : "Apa dia tersesat? Ini semua salahku! Aku seharusnya membelikannya ponsel. Sekarang aku tak bisa menghubunginya. Kakek bilang dia orang asing, kan? Dia bahkan tidak mengenal tempat ini dengan baik! Apa yang harus aku lakukan?!"

"Bersikaplah optimis. Mungkin dia baru saja meninggal," kata Pak Tua Lu.

"…."

"Kakek! Kenapa Kakek begitu bias terhadapnya?"

Pak Tua Lu terus mengangkat hidungnya dengan santai dan menolak untuk menjawab.

Sebuah ide terlintas di benak Lu Qian.

"Kakek! Bantu aku meminta seseorang untuk mencarinya!" Dia memohon.

"Ngarep kamu," dengus kakeknya. "Ha! Ketika kamu mencuri buku-bukuku, apa kamu ingat kalau aku adalah kakekmu?"

"Itu sama sekali tidak penting! Aku minta maaf. Maafkan aku, ya?"

"Nggak mau!

"Kakek benar-benar nggak mau bantu?"

"Aku tidak akan membantu!"

Tahu-tahu, Lu Qian tersenyum licik.

"Kalau begitu aku akan membantu Kakek menjual semua anggur yang telah Kakek sembunyikan di bawah lantai di kamar Kakek!"

"Apa yang kamu bicarakan? Apa kakekmu orang yang pelit? Kamu hanya ingin menemukannya, kan? Akan Kakek lakukan, akan Kakek lakukan." Pak Tua Lu langsung mengubah nadanya.

"Terima kasih, Kakek," jawab Lu Qian dengan senyum manis yang lebar.

Pak Tua Lu menghela napas dan membuat panggilan telepon ke si pria tua jangkung itu.

"Oi, bung, apa Han Xiao dibawa pergi oleh kalian?"

"… Coba tebak?"

"Apa yang dia lakukan?"

"Tidak ada, kami hanya ingin bekerja dengannya."

"Jika dia tidak melakukan apa-apa, maka kembalikan dia, atau cucuku akan merusak koleksi anggur berhargaku!"

"Aku tidak bisa. Itu melanggar aturan."

"Hentikan omong kosong itu! Kaulah yang menetapkan aturan. Kau masih berutang padaku untuk yang terakhir kalinya, ingat? Aku tidak peduli! Lepaskan saja saja Han Xiao sekarang!"

Pak Tua Gao, si pria tua jangkung itu memutar matanya dengan jengkel.

"Oke, baiklah. Aku mengerti."

Si Tua Lu dengan tak senang menutup teleponnya. Dia jelas menantikan kepergian Han Xiao, tetapi dia malah harus menemukannya kembali.

"Kenapa aku harus membantu homo busuk itu?" dia menghela napas sambil mengeluh, teringat masa lalunya sendiri.