Dengan kakinya yang pendek dan gemuk, anak laki-laki ini memberontak. Memanyunkan wajahnya yang seperti bakpau, ia berjuang mati-matian.
"Biarkan aku turun! Kataku BIARKAN AKU TURUN! Perempuan bau! Dasar gadis kampung! Aku peringatkan engkau, kalau kau tidak melepaskan aku dan berlutut untuk meminta maaf, aku akan membuat engkau menyesal!"
Terkekeh, Huang Yue Li membalas: "Oh, umurmu memang masih kecil, tapi emosimu tidak. Seorang bocah nakal sedang gatal untuk diberi pelajaran. Perhatikan atau aku akan memukul bokongmu!"
Di wajah bocah yang menggemaskan ini, terlihat raut wajah yang ketakutan. Ini menyebabkan ia menggunakan usaha lebih dalam lagi usahanya untuk kabur. Sambil berteriak: "Gadis bau! Tunggu saja! Kau juga telah melihatnya, bentuk asli dari tuan ini adalah sang burung api yang tangguh dan agung. Hanya saja saat ini aku tidak punya cukup energi Qi yang Dalam sehingga menyebabkan bentuk tubuhku yang kecil. Tunggu sampai aku pulih. Sampai saat itu tiba, aku hanya membutuhkan satu jari untuk menghancurkanmu!"
"Luar biasa?"
Dengan bibir yang tersenyum, Huang Yue Li mengendorkan pegangannya. Tindakannya ini hampir menyebabkan si anak laki-laki yang berbadan montok dan bulat ini jatuh dan mendarat langsung di bokongnya.
Anak laki-laki yang imut ini langsung berpegangan pada lengan Huang Yue Li, tidak berani melepaskannya. Seluruh tubuhnya gemetar tanpa berhenti, namun ia masih tetap saja berteriak: "Kau mau membunuh tuan ini? Tunggu saja!"
Huang Yue Li membalasnya: "Baru saja, bukankah kau yang memintaku untuk melepaskanmu? Jadi mengapa kau tidak mau aku lepaskan sekarang?"
Anak laki-laki ini hanya bisa memberikan tatapan mematikan.
Sambil melanjutkannya, Huang Yue Li berkata: "Cukup, jangan berpura-pura lagi. Aku sudah melihat semuanya, wujud burung api itu bukan milikmu, kan?"
"Tentu saja itu adalah aku!"
"Burung api adalah makhluk legenda, dengan kekuatan yang tidak tertandingi. Kalau kau memang seekor burung api yang dewasa, meski kau dalam keadaan terluka parah pun, kau masih dapat membuatku berlutut dan muntah darah hanya dari tatapan matamu saja. Apakah perlu kau mengancamku? Aku rasa wujud burung api itu pun adalah bentuk dari ingatan orang terdahulu yang kau tiru bukan?"
Anak laki-laki yang imut ini berpikir: " …. "
Kedua orang ini sama-sama menghadapi kebuntuan untuk beberapa saat. Sebelum si anak laki-laki itu akhirnya mengakui kekalahannya.
"Ok … baiklah … gadis bau. Nampaknya kau masih memiliki otak … walaupun … walaupun wujud itu bukan milikku, wujud burung api itu masih milik kakak laki-lakiku!"
Ternganga, Huang Yue Li bertanya: "Itu adalah bentuk kakak laki-lakimu? Itu tidak mungkin, bukan? Siapa pun bisa melihat itu adalah seseorang yang ahli, sedangkan kau … anak-anak harusnya jujur. Kalau tidak, jangan menuduh kakak perempuan ini ketika ia memberikan pelajaran berharga."
"Aku tidak bohong!" dengan marah, anak itu bergeram saat ia mengatakan semuanya. "Walaupun umurku masih muda, aku masih seseorang dengan darah burung api yang asli dan murni! Ketika aku bertumbuh dewasa, aku akan segagah dan sehebat kakakku!"
Masih tidak percaya, Huang Yue Li melanjutkan pertanyaannya: "Rohmu selemah ini. Tidak peduli dari sisi manapun engkau melihatnya, kau tidak tampak seperti makhluk mitologi kuno?"
Dengan ketulusan namun dipenuhi kesedihan, anak laki-laki ini hanya bisa dengan jujur mengatakannya: "Aku sungguh adalah seekor burung api. Hanya saja aku masih anak-anak. Ketika aku baru lahir, terjadi peperangan hebat. Sambil membawaku bersamanya, kakakku melarikan diri jauh, jauh sekali. Kemudian, kami bertemu bahaya. Dan untuk melindungiku, kakak mengunci jiwaku ke dalam Cincin Langit Burung Api …."
"Tunggu sebentar, tunggu sebentar, saat ini kita berada dalam Cincin Langit Burung Api??"
Huang Yue Li tidak bisa menahan keterkejutannya.
Di kehidupan Huang Yue Li sebelumnya, sejak ia menemukan Cincin Langit Burung Api di peninggalan zaman dulu, ia sudah mencoba berbagai macam cara dan metode agar cincin itu mengenali dirinya sebagai tuannya. Namun sekarang, tanpa peringatan dan alasan, cincin itu teraktivasi?
Sambil membusungkan dadanya, si anak kecil ini berkata: "Humph! Humph! Benar! Cincin Langit Burung Api bukanlah suatu Peninggalan Dewa yang biasa-biasa aja. Darah saja tidak akan cukup untuk membuatnya mengenali tuannya, kau harus memisahkan bagian dari jiwamu dan membiarkannya bersatu dengan cincin tersebut untuk bekerja. Keberuntunganmu tidak buruk. Ketika saat itu kau meledakkan dirimu, kau mengijinkan dirimu untuk dikenali oleh Cincin tersebut sebagai tuannya!"