George yang baru saja sampai di ruangannya, ia menyenderkan tubuhnya pada bangku kerjanya.
Ia sedikit memijit keningnya pelan. Ia tak habis fikir jika Zack, pemuda yang menginvestasikan atas senjata baru tersebut, bisa di bilang cukup berani mengambil tindakan.
Apakah tak takut jika nantinya zona yang akan di persenjatai oleh mereka nantinya akan memperkeruh konflik yang tengah terjadi.
Hal itu yang sempat terbesit di pemikiran George.
Walaupun ia memang mantan oraganisasi GON, yang ternyata di asingkan tanpa sepengetahuannya, ia tak berani mengambil keputusan yang menurutnya krusial dan menyulitkan seperti itu.
Tangan George perlahan membuka layar segiempat yang ada di hadapannya.
Sebuah notifikasi pesan email tiba tiba saja muncul di layarnya.
Manik nya langsung menatap email yang masuk tersebut. Sebuah notifikasi yang sebelumnya sempat ia tunggu -tunggu.
