Chereads / Xiao Xing Xing / Chapter 51 - Hati Dapat Berubah (4)

Chapter 51 - Hati Dapat Berubah (4)

"Apa kabar kakek? Maaf baru tidak menemui di istana." tanya Xing Xing (1) merasa bersalah

"Dasar gadis kecilku yang nakal! Setelah kau belajar semua ilmuku, kau tidak menjenguk kakekmu ini! Apakah kamu sudah melupakanku sehingga lama tidak menjengukku?" tanya kakek dengan nada ngambek

"Hahaha tidak kakek. Hanya saja aku sedikit sibuk. Tapi yang jelas aku sangat merindukanmu kakek." Sambil memeluk kakeknya lagi dengan erat.

"Dasar gadis nakalku. Kakek juga sangat merindukanmu."

"Ohhh ya kakek! Sekarang ceritakan padaku! Saat kakek memanggilku, apakah kakek sudah tau bahwa gadis itu akan datang?"

"Benar cucuku. Maka itu aku memanggilmu waktu itu. Kakek melakukannya supaya tidak terjadi huru hara di istana. Beruntunglah pelayan setiamu yang menemukannya." Jelas kakek perlahan

"Coba ceritakan padaku yang sebenarnya kakek. Aku tidak mengerti dengan semua ini."

"Ada hal yang sebenarnya tidak aku ceritakan padamu. Sejak kakek memutuskan untuk bertapa, ayahmu yang menjadi penerus di usianya yang sangat muda. Berkali kali dia merengek datang ke pertapaanku untuk membujukku untuk kembali.Bahkan sampai dia menjadi dewasa. Dia sering datang kepertapaan dalam keadaan mabuk untuk membujukku kembali.Kehidupannya di isi dengan minum minum dan bernain wanita. Hati dapat berubah cucuku. Usiaku juga tidak muda lagi. Tapi aku telah membulatkan tekatku untuk meninggalkan semuanya. Aku telah sadar semuanya hanya kosong dan tanpa arti. Begitu pula hati ayahmu yang telah berubah saat memilikimu dan ibundamu dalam hidupnya. Dia dapat menerima segalanya dengan baik dan menerima keputusanku. " menjelaskan dengan seksama

"Apa maksud kakek bercerita seperti ini?" Mendengarkan dengan seksama

"Suatu hari, ayahandamu datang dengan kesadaran penuh. Kalau tidak salah itu adalah hari hari sebelum kelahiranmu semakin dekat. Ayahandamu menangis terisak bersujud di kakiku. Meminta pertolonganku karena seorang peramal hebat di kerajaan ini telah meramalkan ibundamu tidak akan berumur panjang. Begitu pula denganmu. Bahkan, ayahandamu di ramalkan tidak akan memiliki keturunan yang akan meneruskan tahtanya sampai akhir hayatnya. Ayahandamu yang begitu marah sampai memenggal peramal itu di depan kalayak"

"Lalu apa yang terjadi selanjutnya kakek?" Tanyan Xing Xing (1) terkaget kaget

"Aku tidak dapat membenarkan tindakan ayahandamu tapi tentu saja aku tidak diam saja cucuku. Bagaimana nasib negara ini. Begitu pula dengan kehidupan kalian. Bagaimana aku bisa membiarkan mala petaka terjadi. Aku dan ayahandamu pergi keseluruh kerajaan untuk mencari peramal yang lebih hebat darinya. Sampai seseorang biksu datang membawa harapan bagi kami. Biksu itu mengatakan bahwa inilah karma yang harus di tanggung karena nyawa harus di balas nyawa. Bahkan kehidupan ayahanda dan ibunda mu yang pendek tidak dapat di gantikan untuk hidupmu. Ayahanda dan ibumu setiap hari berjuang bersujud memohon bantuan pada Yang Kuasa di kuil tempatku bertapa. Tidak ada perajurit maupun orang istana yang boleh menemani kepergian mereka. Walau itu mengancam nyawa mereka atau walau di tentang oleh dewan dan menteri istana, mereka melakukannya sampai akhir hayat mereka." tak sadar air mata menetes di pipi kakek Xing Xing yang sudah berkeriput di makan usia

Begitu pula Xing Xing (1) yang mendengar perjuangan orang tuanya selama ini. Xing xing merasa menyesal tidak mengetahuinya sebelum sebelumnya.

"Lalu apa hubungan ayahanda dan ibundaku dengan gadis aneh itu?"