"Tidak perlu di perdebatkan lagi" kata kakek Xing Xing dengan lantang
Begitu masuk balai istana, kakek Xing Xing membuangkam keributan dengan kata kata yang keluar dari mulutnya.
"Mengingat usiaku yang tak panjang lagi, saya bersedia mundur dari politik istana dan fokus membantu pendidikan cicitku sampai akhir hayat." Berkata ke tengah balai istana sambil menggendong pangeran.
"Hahaha baguslah .. Dengan ini tidak ada perpecahan di antara kalangan istana. Bila kakek setuju, pasti Xing Xing setuju."
"Namun, tentu saja ada syaratnya" kata kakek Xing Xing
"Apa yang kakek minta sebagai syarat?" Tanya Xing Xing yang baru hadir ke dalam balai istana.
Wajah Xing Xing tampak kelelahan dalam gendongan Jiang Ming. Diikuti satu bayi lagi dalam gendongan Ni Yu.
"Istriku! Kenapa kau dalam gendongan pria itu! Lalu apa ini? Kau melahirkan anak kembar?" Murka Wei Su pada Xing Xing.
"Kau tau sejak lama memang dia ayah dari anakku! Mengapa kau memperdebatkannya sekarang? Memang begini adanya. Aku memang melahirkan anak kembar. Kau tau kan artinya apa"
- Kejadian sebenarnya -
Sang putri lahir terlebih dahulu sebelum pangeran lahir. Itu terjadi saat menteri dan para dewan berkumpul. Xing Xing melawan rasa sakitnya dan bertahan selama pertemuan.
Xing Xing telah mengetahuinya sejak lama. Kekacauan yang akan terjadi membangunkan kakeknya dari pertapaan yang telah dia pilih sejak lama.
Kakeknya selalu mendampinginya agar tidak terjadi hal buruk bagi cucu dan cicitnya. Kakeknya tau bila kembar telah lahir maka tidak ada keturunan selanjutnya. Itu akan memicu terjadinya hura hara dalam istana.
Sat pangeran tengah lahir tepat pada saat kehadiran Jiang Ming di depan istana. Wei Su maupun Jiang Ming angsung masuk ke dalam kamar Xing Xing.
Fokus mereka berbeda. Jiang Ming langsung menuju putranya yang masih dalam gendongan tabib. Sedangkan Wei Su langsung melihat keadaan Xing Xing.
"Selamat! Selamat! Pangeran begitu mirip dengan Paduka Ratu." kata Tabib sambil bersujud begitu pangeran dalam pelukan Jiang Ming.
Jiang Ming mendekati Xing Xing yang masih pucat. Saat itu dia sedang di belai rambutnya oleh Wei Su.
Jiang Ming memperlihatkan putra mereka. Otomatis Jiang Ming dan Xing Xing mencium putra mereka bersama sama. Wei Su secara alami tersingkir.
"Terima Kasih telah melahirkannya kedunia" sambil mengecup kening Xing Xing.
Sebenarnya setelah meletakan putranya dalam pelukan ibunya, Jiang Ming telah melihat putrinya yang sedang terlelap di gendongan Ni Yu.
Pada masa itu, Wei Su sudah keluar dari kamar Xing Xing dengan keadaan marah.
Kemarahan Wei Su menjadi jadi. Dia merasa di tikam dari belakang.
"Sebelum kalian melanjutkan perdebatan kalian sebagai suami dan istri. Aku akan mengutarakan apa syaratku. Sebagaimana kalian tau. Cucuku telah melahirkan anak kembar. Itu artinya tidak dapat melahirkan penerus lagi selain mereka. Maka aku mengajukan pernikahan sah antara Jiang Ming dan cucuku. Dia adalah ayah pangeran dan putri maka sudah sepantasnya dia menjadi kaisar negara ini" jawab kakek Xing Xing dengan tenang
"Apa maksudnya ini! Xing xing telah menjadi istriku! Dia milikku!" Murka Wei Su tanpa dapat di tahan lagi.
"Diam! Sikap urakan macam apa yang raja lakukan macam kau! Saya tau kalian mengancam cucu saya menikah dengan orang pilihan kalian! Cicitku memiliki ayah! Ayah tirinya begitu urakan! Bahkan berselingkuh dengan penasehat istana! Bagaimana saya bisa terima!" Jawab kakek Xing Xing mulai kehilangan kesabaran
"Baiklah kakek cukup. Jangan emosi lagi. Yang di katakan Wei Su itu benar. Saya adalah istrinya dan saya adalah miliknya."
"Xing Xing!" Teriak Jiang Ming tidak terima
"Biarkan saya bicara! Sampai saat ini saya masih kaisar negeri ini! Masuk kalian semua!" perintah Xing Xing.
Para pengawal masuk kedalam balai istana bersama para pelayan masing masing membawa mangkuk.
"Bagi siapapun kalian yang setia padaku, minumlah racun ini! Termasuk kau suamiku dan kau ayah dari anakku!"
Semua orang ketakutan sambil bersujud memohon belas kasian.
"Ampuni kami paduka"
Jiang Ming dengan berani meminum racun di depannya.