Seketika pandangannya berpindah, tatapan matanya pun berubah menjadi api amarah. Wajah tidak puas terlihat jelas di wajah Xing Xing. Dia memandang wanita yang wajahnya sama persis dengan dirinya.
Wajah gadis itu terlihat pucat pasi, lemah dan tak berdaya di samping Jiang Ming.
Dia tidak tau mengapa. Namun, sepertinya gadis itu memang datang dari masa depan. Seperti biasa, Xing Xing keluar dari istana tanpa memberitau siapapun.
Pada saat itu, Wei Su sedang di medan perang. Jadi Xing Xing bisa lebih leluasa pergi tanpa ada yang tau.
Ketika mencarinya, Ni Yu menemukan seorang gadis yang dia kira dirinya pingsan. Tubuhnya basah kuyup dengan pakaian aneh. Tubuhnya sangat dingin seperti hampir tak bernyawa.
Tanpa banyak fikir Ni Yu membawanya ke dalam istana dan segera memanggil tabib.
"Siapa dia!" Teriak Xing Xing yang melihat gadis asing yang mirip dengannya terbaring di tempat tidurnya.
"Paduka?" Ni Yu kebingungan.
Xing Xing mengamati gadis itu dengan seksama 100% dia sama dengan dirinya.
"Jaga mulut mu terhadap siapapun dan jangan biarkan siapapun masuk kedalam sini kecuali Wei Su!" Perintah Xing Xing
Xing Xing merenung tentang gadis itu. Siapa dia mengapa dia begitu mirip dengannya, bila dia orang asing apa dan bagaimana dia bisa masuk ke istana ini dan bila dari masa depan mengapa ia kesini.
Di dunia ini yang tau pintu rahasia hanya dia dan Ni Yu yang mengetahui karena pintu itu berada dalam kolam pribadinya. Sedangkan pembuatnya telah tewas di bunuh ayahnya setelah membuatnya.
"Paduka! Jendral Wei Su kembali!" Seru Ni Yu setengah berlari
Sebelum sempat berfikir lebih lanjut, Xing Xing segera bersembunyi di tirai kamarnya. Walau dua hari telah berlalu dia masih tak mengerti. Akhirnya dia memutuskan untuk mengamati apa yang terjadi.
Jendral Wei Su dan bala tentaranya baru saja kembali membawa kemenangan. Dia seorang yang berwibawa dan di takuti musuhnya.
Walau begitu Jendral Wei Su adalah Jendral kepercayaan Paduka Ratu Xiao Xing Xing. Dengan tergesa gesa, Jendra Wei Su ingin segera melaporkan kemenangannya pada Paduka Ratunya.
Sampai di istana, istana hanya diperbolehkan di masuki oleh yang diijinkan Paduka Ratu. Ni Yu, pelayan setia Paduka Ratu memang menunggu kedatangan Jendral Wei Su. Ni Yu dan Jendral Wei Su menuju kedalam kamar Paduka Ratu.
"Aku tak dapat masuk kedalam kamar Paduka Ratu! Aku hanya seorang hamba! Bagaimana seorang pria dapat masuk ke kamar Paduka Ratu!" Tolak Jendral Wei Su dengan tegas.
"Ini perintah dari Paduka Ratu. Paduka Ratu berpesan bahwa Jendral Wei Su, saya dan Tabib Liao yang diperbolehkan masuk istana maupun kamar Paduka Ratu. Sudah dua hari ini terbaring lemah. Paduka Ratu tiba tiba deman tinggi dan kini tak sadarkan diri."
Dengan tergesa gesa Jendral Wei Su masuk kedalam kamar Paduka Ratu.
"Bagaimana keadaan Paduka Ratu? " Seorang pria tinggi dan gagah ini benar benar mengkawatirkan wanita yang berbaring lemah di hadapannya.
"Jendral Wei Su ... Kita masih melihat perkembangan Paduka Ratu. Ramuanku mungkin sudah bekerja. Seharusnya Paduka Ratu sebentar lagi akan sadar." Ucap seorang tabib tua beralis panjang
"Paduka Ratu harus segera sadar! Bagaimanapun caranya kau dan ramuanmu harus menyembuhkannya!" Dengan mata elang memandang Tabib Liao.
"Paduka Ratu .... Kau sudah tertidur begitu lama ... Aku sudah membawa kemenangan. Sudah sepantasnya Kita merayakan dengan suka cita." Ucap Jendra Wei Su dengan lemah lembut.
Hati Xing Xing berdetak dengan kencang untuk pertama kalinya.