Kepercayaan Adalah Harga Mati
--------------------
Aku langsung terdiam pada saat mengetahui bahwa nama dia adalah Radit.
Saat itu aku langsung flashback ulang semua kejadian yang pernah menimpa aku pada waktu SMP.
"Hei kamu nggak papa!"
Aku terkejut pada saat Radit membuyarkan lamunanku sesaat.
Aku tersenyum padanya dan langsung berjabat tangan denganya.
Aku harus bisa terbiasa dengan namanya meskipun orangnya beda namun namanya sama itu kadang kadang membuatku trauma.
Aku langsung menggelengkan kepala dengan perlahan dan duduk disampingnya. Dan akhirnya aku menyaksikan seluruh kekayaan yang terjadi pada malam hari itu.
Bakat-bakat teman-teman seangkatan ku ini sangat banyak sekali dan tentunya keren.
Aku tadi agak minder karena kelebihan ku hanya sesuatu hal yang tidak jelas. Ingin menunjukkan kebolehan untuk meramal namun rasanya belum waktunya.
