Chereads / Viva Angels / Chapter 12 - David

Chapter 12 - David

Keenam siswa kelas X-1 itu kembali duduk bersama di dalam aula asrama Melati. Anka terlihat sedang membaca buku ringkasannya. Sepertinya ia sudah berhasil meringkas seluruh materi dari semua mata pelajaran, sehingga hanya perlu membaca ulang ringkasan yang telah dibuatnya.

Helena merasa bosan untuk belajar, ia mulai membaca novel Harry Potter miliknya. Dibaca untuk ke sekian kalinya.

"Besok sudah nggak ada jadwal sore ya?" Tanya Hermas. Ia tidak sedang belajar, ia hanya menggambar ukiran di halaman bukunya. Entah pertanyaan itu untuk siapa, karena ia masih tetap tertunduk, berkonsentrasi menggoreskan pulpennya.

"Iya, soalnya kalau sabtu sore sudah banyak yang pulang. Nanti jadwal belajarnya mulai senin lagi...", jawab Andri. Merasa bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan itu.

"Helena pulang kah besok?" Tanya Anka.

"Nggak ah. Kayaknya biar sekalian libur nanti aja. Kamu?"

"Tergantung... Dijemput apa nggak diriku besok", jawab Anka.

"Lho? Kenapa nggak pulang bareng kak David aja? Kan ada ojek gratis!" Lilis menggoda Anka. Tidak lupa ia menyenggol bahu Anka dengan bahunya sendiri.

"Ih, serem ah...", Anka berhenti membaca bukunya. Ia tiba-tiba mengingat kejadian tadi pagi. "Diriku selalu takut sama orang yang temperamen begitu... Masalah kecil aja bisa berkelahi", lanjutnya

Hermas yang tadi masih menggambar mengangkat kepalanya. Ia tertarik dengan pembicaraan para gadis.

"Memangnya tadi pagi masalahnya apa sampai mereka bertengkar?" Tanya Ronal ingin tahu.

"Hmmm... Kayaknya sih karena kak David kakinua terinjak waktu senam. Tapi apa coba? Masalah sepele gitu aja lho... Jadi berkelahi!" Anka menjelaskan. Ia sempat mendengar tentang kejadian itu dari teman yang lain.

"Hati-hati sama orang seperti itu", Hermas ikut berbicara. "Nggak tahu nanti kamu bisa diapa-apakan sama dia kalau marah".

Anka mendengar peringatan Anka dengan serius. Sejak awal ia sudah mendengat tentang kak David. Tapi terkadang, Anka hanya mencoba berpikir positif. Menganggap bahwa semua orang sebenarnya adalah orang baik yang sedang kebingungan. Bingung karena situasi tertentu dalam kehidupannya. Karena itu sangat tidak adil menganggap kak David sebagai orang yang jahat. Bisa jadi dia hanya orang yang perlu didengar saja. Bisa saja ada alasan dibalik sikap temperamennya itu.