Feng Cang menghela napas lega saat dia memasuki tempat tinggalnya. "Akhirnya... aku pulang."
Ah Shen mengikutinya di belakang dengan wajah yang masih terlihat agak pucat. Mulai saat ini, dia bersumpah untuk tidak membiarkan Feng Cang melakukan balapan jalanan lagi. Tuhan, itu benar-benar berbahaya! Dia pikir dia tidak akan bisa kembali hidup-hidup tadi.
Feng Cang mengerutkan kening saat melihat Ah Shen yang berdiri terpaku di depan pintu. "Apa kamu baik-baik saja?" tanyanya sambil bergerak menghampiri pria itu.
"Apa kamu melukai kepalamu secara tidak sengaja tadi?" tanyanya sambil mengamati wajah Ah Shen yang menatapnya dengan tatapan kosong.
"Feng Cang," panggil Ah Shen dengan suara yang terdengar lelah. "Lain kali, mari kita bermain ke tempat yang berbeda."
Feng Cang memikirkan terjun payung, bungee jumping, balap motor, hingga parkour dan mengangguk setuju.
Ah Shen menghela napas lega saat melihat ini. "Pergilah ke kamarmu," ucapnya lembut. "Ini sudah sangat larut."
***
Feng Xiu bersenandung riang sambil memasuki halaman sebuah rumah tradisional khas dinasti Zhou.
"Begitu bebas, huh?"
Feng Xiu langsung berjingkat saat mendengar suara serak yang muncul dari dalam kegelapan. Dia menyipitkan matanya dan melihat siluet sosok yang tidak asing lagi baginya sedang duduk di pavilliun tak jauh darinya. "Se... Setan, sejak kapan kamu di sana?"
Wang Wei tersenyum dan Feng Xiu bisa merasakan bulu kuduknya berdiri karenanya. Apa? Apa yang pria gila ini rencanakan sekarang?!
"Uh, pakaianmu..." Feng Xiu menatap aneh ke arah kaos, kemeja, dan celana jeans sobek-sobek yang Wang Wei kenakan. Uh, Setan biasanya mengenakan jas atau jubah hitam. Dia hanya akan mengenakan pakaian semacam ini jika... "Kamu... Kamu pergi ke area balapan?!"
"Kenapa kamu terlihat begitu terkejut?" Wang Wei balik bertanya.
"Tentu saja aku terkejut! Kamu tidak pernah mau datang ke acara seperti itu jika bukan karena Little Juni... Tunggu! Darimana kamu tahu kalau Little Junior akan ada di sana? Aku mengajaknya secara tiba-tiba."
Wang Wei menatap Feng Xiu. "Insting."
"..." Apa kamu hewan?
"Yah, kamu akan segera mencari gadis itu cepat atau lambat setelah kalah bertaruh," ucap Wang Wei saat melihat wajah Feng Xiu. "Kamu pendendam dan semua orang tahu tentang itu."
Feng Xiu menggaruk-garuk lehernya dengan canggung. "Lalu apa yang kamu lakukan di sini? Menungguku? Ingin melabrakku?"
Wang Wei menuangkan teh ke cangkirnya dan menghirup aroma khas dari minuman itu dalam-dalam. Dia sepertinya tenggelam dalam dunianya sendiri dan mengabaikan pertanyaan Feng Xiu.
"..." Hei, darimana pria ini mendapatkan satu set cangkir pesta teh? Dan kenapa dia meminum teh di tengah malam? Di tempat yang gelap pula... Yah, aku tahu dia menyukai teh. Tetapi, aku tidak menyangka kalau itu akan separah ini.
"Apa yang kamu lihat?" tanya Wang Wei saat merasa tidak nyaman karena Feng Xiu terus menatapnya dengan penuh rasa iba. Apa yang sebenarnya anak ini pikirkan?
Feng Xiu menggeleng. "Apa kamu tidak memiliki sesuatu yang ingin kamu katakan padaku? Kalau begitu, aku akan pergi. Aku butuh tidur."
"Kamu bisa tidur," ucap Wang Wei. "Setelah menyelesaikan semua dokumen ini."
Feng Xiu menatap setumpuk dokumen yang Wang Wei letakkan di atas meja dengan tatapan penuh teror. "Bukankah kamu berjanji akan memberiku liburan?!"
"Ya," jawab Wang Wei. "Tapi tidak sekarang."
"..." Setan.
"Baiklah. Aku pergi dulu," pamit Wang Wei. "Jangan lupa untuk menyelesaikan semua itu sebelum besok pagi!"
Feng Xiu melirik jam tangannya. Ini jam dua pagi, sialan.