"Aku dengar Senior Pertama juga ada di sini," ucapnya kemudian.
"Tentu saja. Pria itu selalu mengekori Setan kemana pun dia pergi."
Feng Cang diam-diam menyetujui ucapan Feng Xiu.
"Little Junior, Setan..." Feng Xiu menatap Feng Cang dengan mata yang dipenuhi air mata.
"Aku yang akan dibunuh. Kenapa kamu yang menangis?" Feng Cang benar-benar tak habis pikir dengan seniornya yang satu ini.
"Kalau kamu mati, tidak akan ada orang yang bisa menemaniku balap mobil dan bermain-main lagi," ucap Feng Xiu dengan sedih.
Sudut bibir Feng Cang berkedut saat mendengarnya. Aku sedang dalam bahaya dan kamu masih sempat memikirkan hobi tidak bergunamu itu, huh?
"Sebenarnya, apa tujuan Setan datang ke sini?" tanya Feng Cang pelan, membuatnya terdengar seperti dia bertanya pada dirinya sendiri.
"Entahlah. Awalnya, aku berpikir dia datang ke sini untuk mengejarmu. Tetapi, setelah beberapa saat, aku merasa bahwa itu sama sekali bukan gaya Setan," ucap Feng Xiu.
"Tapi sekarang aku merasa bahwa dugaan pertamaku mungkin benar. Dia mengejarmu ke sini untuk membunuhmu! Ah! Little Junior-ku yang malang! Apa yang akan kamu lakukan?!"
Feng Cang merasakan kepalanya yang berdenyut-denyut. "Sialan! Tidak bisakah kamu berhenti mengatakan omong kosong?! Kamu membuatku ikut panik!"
"Little Junior, aku hanya mengkhawatirkanmu," ucap Feng Xiu dengan raut wajah tersakiti yang dilebih-lebihkan.
"..." Senior, kamu begitu ekspresif. Aku terkesan.
"Baiklah. Aku pergi dulu," ucap Feng Cang.
"Hei, tunggu dulu! Tidakkah kamu ingin mengucapkan beberapa patah kata terakhirmu padaku? Bagaimana kalau nanti kamu terbunuh karena Setan saat keluar dari bar ini?!"
Feng Cang berbalik pergi sambil mengacungkan jari tengahnya pada Feng Xiu yang masih cemas, tidak repot-repot untuk menoleh sedikit pun.
Di suatu sudut ruangan...
"Kamu cantik. Yah, meskipun ratuku lebih cantik."
"Hmm, kamu juga imut meskipun ratuku jelas lebih imut."
"Hei, tatap aku! Aku rasa aku jatuh cinta padamu."
"Feng Ci!" sentak Ah Shen yang sejak tadi berusaha menutupi wajahnya yang memerah karena malu.
Feng Ci yang tidak bisa berhenti menggoda Ah Shen tertawa terbahak-bahak.
"Astaga! Kenapa kamu berdandan seperti ini? Aku pikir kamu salah satu pelacur baru di sini." Feng Ci melirik pria-pria yang sejak tadi menatap Ah Shen. "Aku rasa aku bisa menjualmu dengan harga tinggi."
"Apa kamu akan menjual barang palsu?" sahut gadis yang baru saja datang.
"Ratuku, apa itu salah?" tanya Feng Ci bersemangat.
Feng Cang mengangguk. "Tentu saja, tidak. Asalkan pembeli tidak protes, itu baik-baik saja."
Feng Ci mengangguk senang.
Ah Shen yang sekali lagi ditindas hanya bisa duduk terpuruk sambil mengasihani diri sendiri. 'Kalian semua menggertakku!" ucapnya tak terima.
Feng Cang dan Feng Ci tertawa mendengarnya.
"Apa kamu mengenal pria itu?" Feng Ci bertanya saat melihat pria berambut merah darah yang menatap sekilas ke Feng Cang dengan tatapan menyedihkan sebelum berbalik pergi.
Feng Cang mengangguk.
"Apa yang kalian lakukan?" tanyanya sambil mendekatkan diri pada Feng Cang. "Kalian terlihat begitu dekat."
Feng Cang tersenyum tipis. "Hanya reuni kecil."
Feng Ci mengangkat alisnya lalu menuangkan anggur ke gelas Feng Cang. "Apa kamu ingin memberitahuku?" tanyanya.
Feng Cang menggeleng. "Mungkin tidak sekarang."
Feng Ci melihat ekspresi bermasalah Feng Cang dan mengangguk mengerti. "Kalau begitu, mari kita minum sepuasnya malam ini! Aku akan mentraktir kalian berdua!"
Feng Ci dan Feng Cang bersulang.
"Feng Cang, jangan minum terlalu banyak! Kamu harus menghadiri pembukaan cabang perusahaan besok pagi!"