Chereads / Setan dan Iblis: Dosa Seorang Pria / Chapter 18 - Aku Atau Dia?

Chapter 18 - Aku Atau Dia?

"Feng Cang?" panggilnya kemudian.

Feng Cang berbalik dan sedikit terkejut saat melihat Ah Shen. "Kakak?"

"Kakak?" Gu Qishao bertanya dengan rasa ingin tahu.

"Siapa dia?" tanya Ah Shen tanpa menatap Gu Qishao.

"Ah, dia temanku," jawab Feng Cang.

"Teman?" Ah Shen dan Gu Qishao bertanya secara bersamaan.

"Ya, apalagi?" Feng Cang bermain bodoh.

Baik Ah Shen maupun Gu Qishao merasa tidak puas dengan jawaban Feng Cang.

"Kakak, apa yang membawamu ke sini?" tanya Feng Cang mengalihkan perhatian.

Ah Shen mengambil pita rambut berwarna perak dari sakunya lalu memakaikannya ke Feng Cang. "Kamu tidak sengaja menjatuhkannya di mobilku. Bagaimana bisa kamu begitu ceroboh?"

Mata Feng Cang melebar saat melihat Ah Shen yang begitu dekat dengannya. Dia bahkan bisa melihat tahi lalat kecil di sudut mata kiri Ah Shen yang membuatnya terlihat lebih manis.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Ah Shen tersenyum geli saat melihat wajah Feng Cang yang terlihat bodoh.

"Kamu terlihat tampan," jawab Feng Cang jujur.

Ah Shen tertawa pelan. "Apa kamu baru menyadarinya?"

Feng Cang mengangguk lalu menggeleng. "Kamu selalu terlihat tampan."

Ah Shen tersenyum. "Lalu siapa yang menurutmu lebih tampan? Aku atau anak laki-laki di sampingmu itu?"

"Kamu," jawab Feng Cang cepat.

Ah Shen sedikit terkejut mendengar jawabannya yang begitu cepat dan tanpa keraguan sedikit pun.

"Little Cang!" Gu Qishao terlihat terguncang karena jawabannya.

"Dia cantik, bukan tampan," tambah Feng Cang tanpa mengalihkan pandangannya dari Ah Shen.

Ah Shen melirik Gu Qishao dan mengangguk dengan persetujuan setelahnya. Dia tidak mengatakan apapun tapi Gu Qishao merasa bahwa pria ini meremehkannya. Harga dirinya sebagai pria terasa diinjak-injak!

"Kamu..."

"Tuan Gu!" Perkataan Gu Qishao terpotong karena panggilan seseorang.

"Tim pemotretan mencarimu sejak tadi. Kemana saja kamu pergi?" Wanita yang Feng Cang ingat sebagai asisten Gu Qishao mengeluh rendah saat melihat Gu Qishao.

Gu Qishao mengalihkan pandangannya ke Feng Cang. Dia menatapnya dengan mata anak anjing yang membuat Feng Cang merasa tidak tega melihatnya.

Feng Cang mendesah.

Melihat Feng Cang tidak mengatakan apapun, Gu Qishao merasa semakin tidak aman lalu meraih tangan Feng Cang yang tentu saja segera dipisahkan oleh Ah Shen.

"Apa kamu tidak tahu apa itu sopan santun?" tegur Ah Shen.

Gu Qishao mengerutkan bibirnya seperti anak kecil.

"Kamu bocah kecil..." Ah Shen benar-benar tidak tahan dengan tindakan anak laki-laki itu.

"Kakak, bukankah kamu harus segera pergi ke pesta?" Feng Cang buru-buru mengusir Ah Shen secara halus sebelum Gu Qishao yang kekanak-kanakan memulai pertengkaran dengannya.

Ah Shen terlihat enggan tapi tidak bersikeras dan menurut. "Kalau begitu aku akan menjemputmu nanti."

"Tidak perlu," sahut Gu Qishao. "Aku akan mengantarnya pulang."

"Kamu..."

"Sudah, sudah, berhenti!" potong Feng Cang.

Ah Shen dan Gu Qishao diam karena takut dengan tampilan marah Feng Cang. "Kakak, pergilah dan kamu, anak kecil, akan lebih baik kalau kamu segera mulai bekerja."

***

"Little Cang," panggil Gu Qishao setengah berbisik.

"Little Cang?" panggilnya lagi.

Feng Cang hanya mendengus dingin.

"Siapa pria tadi?" tanya Gu Qishao penasaran.

"Kakakku," jawab Feng Cang.

"Kamu punya kakak?"

Feng Cang menyeruput es kopinya. "Akan lebih tepat kalau disebut kakak angkat."

"Jadi, kalian tidak berhubungan darah?" Gu Qishao terkejut.

Feng Cang mengangguk.

"Kenapa dia terlihat begitu posesif?" Gu Qishao berpikir keras. "Atau jangan-jangan..."

Feng Cang meliriknya dengan rasa ingin tahu.

"Dia... menyukaimu?"

Feng Cang langsung memukul kepala pria itu dengan skrip di tangannya.

"Aih! Kenapa kamu memukulku begitu keras?"

"Berhenti mengatakan omong kosong!"

"Itu bukan omong kosong! Apa kamu tidak menyadari bagaimana mata pria itu menatapmu?" Gu Qishao memprotes. "Kamu mungkin tidak tahu tapi aku sebagai seorang pria bisa menyadarinya karena aku pernah mengalaminya juga. Caranya menatapmu, sikap itu... Dia jelas-jelas jatuh cinta padamu!"

Feng Cang menatapnya tajam.

"Ah, apa ini berarti aku memiliki saingan cinta?" Gu Qishao bergumam tanpa memperdulikan tampilan tak percaya gadis di sampingnya.

"Akan lebih baik kalau kamu menggunakan waktu yang kamu sia-siakan ini untuk bekerja dan mendapatkan lebih banyak uang." Feng Cang berkata dengan sikap tidak puas.

Mata Gu Qishao berbinar. "Apakah kamu akan lebih menyukaiku kalau aku memiliki banyak uang?"

Feng Cang kembali menyeruput es kopinya. "Hn, gadis mana yang tidak menyukai pria kaya?"

Gu Qishao segera bergegas menuju set pemotretan.

Feng Cang tersenyum geli melihat tingkahnya. Dia menatap anak laki-laki yang berdiri di bawah banyak sorotan kamera dengan percaya diri dan merasa hilang untuk beberapa saat. Betapa manis... kopinya.

"Little Cang, dimana rumahmu? Biarkan aku mengantarmu pulang!" Gu Qishao berkata dengan penuh semangat saat pemotretan selesai.

Feng Cang menggeleng. "Aku sudah membiarkan kakakku menjemputku."

"Tapi..."

"Lagipula kami tinggal bersama dan dia kebetulan melewati tempat ini..."

"Kalian tinggal bersama?!" Gu Qishao bertanya dengan nada tak percaya.

Feng Cang mengangguk.

"Hanya berdua?!"

Feng Cang mengangguk lagi.

"Bagaimana bisa hal tersebut dibiarkan begitu saja?!" Gu Qishao melebarkan mata persiknya. "Little Cang, itu berbahaya!"

Feng Cang memutar bola matanya dengan malas. "Berbahaya apanya?"

"Little Cang, apa kamu tidak tahu? Bayangkan, seorang gadis cantik dan seorang pria dengan darah panas yang tinggal bersama, apa yang akan terjadi?" Gu Qishao berkata dengan hati-hati.

"Dia kakakku!"

"Kamu tidak bisa seperti itu! Semua laki-laki adalah serigala!"

"Bagaimana denganmu?" Feng Cang bertanya dengan nada menantang.

"Tentu saja aku juga! Jadi, hindari untuk berduaan dengan seorang pria dan tolong sedikit lebih waspada saat kamu hanya berduaan!"

Feng Cang mengangguk mengerti lalu menjauh dua langkah dari Gu Qishao.

Gu Qishao: "..."

"Omong-omong, dimana kalian tinggal?" tanya Gu Qishao.

Feng Cang memberinya alamat rinci dan Gu Qishao hanya mengangguk pelan.

"Feng Cang?" Ah Shen menghampirinya. "Kenapa anak kecil ini terus mengekorimu?" Dia menatap Gu Qishao dengan perasaan tidak puas.

"Jangan panggil aku anak kecil!" Gu Qishao memprotes.

"Apa aku belum memberi tahumu? Dia Gu Qishao, temanku." Feng Cang memperkenalkan.

Ah Shen langsung mengalihkan pandangannya ke arah Gu Qishao. "Dia... Dia yang disebut Gu Qishao?!"

"Uh, kakak, apa kamu mengenalnya?" Feng Cang bertanya.

Ah Shen mendengus. "Bagaimana aku tidak tahu? Bukankah dia anak laki-laki cantik yang bermain-main denganmu di luar negeri?"

"Siapa yang kamu panggil cantik, hah?!" Gu Qishao marah.

"Aiya!" Feng Cang benar-benar sakit kepala dengan amarah kekanak-kanakan Gu Qishao dan sikap kedinginan Ah Shen. "Berhentilah bertengkar! Aku sudah lelah dan ingin segera tidur."

Ah Shen dan Gu Qishao menghentikan adu mulut mereka meskipun mereka masih saling menatap dengan tatapan setajam pisau.

Feng Cang hanya bisa mendesah tak berdaya melihatnya.