Setan duduk di singgasana favoritnya yang terbuat dari emas murni dengan berlian sebagai hiasannya.
Uh, bahkan seorang raja tidak akan seboros dan segila Setan.
Dia memainkan jari-jarinya dengan senyum menggoda di bibirnya. Entah apa yang dia pikirkan tapi sepertinya itu tidak akan jauh-jauh dari Feng Cang.
Tiba-tiba pintu terbuka dan matanya bersinar. Sayangnya, sinar itu langsung redup saat melihat Feng Jun yang menggendong seorang 'wanita' di pundaknya. Senyum menggoda di wajahnya juga luntur.
"Turunkan dia!" perintah Setan dengan nada dingin.
Feng Xiu mendengus saat ujung kakinya akhirnya bisa menyentuh tanah. Dia terus menatap Feng Jun dengan tatapan menyilaukan seakan dia bisa membunuhnya dengan tatapannya.
Setelah beberapa saat dia mengalihkan pandangannya ke Setan dengan tatapan tak suka. "Apa?! Kenapa kamu terus menatapku?! Apa kamu jatuh cinta padaku?!"
Setan mengerutkan kening. "Siapa dia?"
"Feng Xiu." Feng Jun menjawab dengan wajah lurus.
Feng Xiu membuka masker wajahnya lalu menyeringai. "Apa kamu mengira aku Little Junior?"
"Ada apa dengan penampilanmu itu? Apa kamu mencoba untuk menghangatkan kasurku malam ini?" Setan balik bertanya dengan wajah datar. "Maaf tapi aku hanya mengijinkan sayangku untuk melakukan tugas itu."
"..." Tak tahu malu! Feng Cang bahkan tidak mau berpegangan tangan denganmu.
Feng Jun menjepit ruang di antara kedua alisnya dengan frustasi lalu menoleh ke Feng Xiu. "Kamu membantu Feng Cang kabur?"
"Ya! Bukankah kamu juga?" Feng Xiu menoleh ke arah Feng Jun lalu menyipitkan matanya. "Tidak perlu berpura-pura. Aku tahu kamu bukan orang bodoh. Kamu seharusnya menyadari sejak awal kalau aku bukan Little Junior, bukan?"
Feng Jun terdiam sesaat sebelum menjawab, "Ya."
Setan yang diabaikan meremas jari-jari kesayangannya dengan cara yang kasar. "Kalian berdua bajingan! Keluar!" teriaknya marah. "Aku memerintahkan kalian semua untuk menahannya, bukan membantunya kabur! Apa kalian semua bodoh?! Kalian hanya sekelompok sampah!"
Feng Xiu dan Feng Jun langsung berlari keluar, tidak ingin menunggu amarah pria itu meledak dan menjadi sasaran.
"Ini semua karenamu!" gerutu Feng Xiu sambil mengintip Setan yang sedang menghancurkan ruangan dari sela pintu yang tidak tertutup rapat.
"Katakan sekali lagi."
"Ini semua salahmu!" Kalau bukan karena kamu ikut mengejarku, pasti sekarang aku sudah duduk dengan nyaman di dalam bar!
Tiba-tiba saja Feng Xiu didorong hingga punggungnya menabrak tembok di belakangnya dan kedua tangannya ditahan di atas oleh tangan kiri Feng Jun hingga tidak bisa bergerak. Dia tak bisa berkata-kata karena terlalu terkejut.
"Kamu seharusnya berterima kasih karena aku tidak memukulimu," desis Feng Jun yang menahan emosinya. Mata birunya dipenuhi dengan emosi yang bisa meledak kapanpun.
Prangg!!!
Suara yang memekakkan telinga terdengar.
Feng Jun dan Feng Xiu menoleh ke arah sumber suara.
"Uh, itu, S-Senior Jun, m-maafkan aku!" ucap seorang pria tinggi kurus sambil mengumpulkan peralatan logam yang berserakan di lantai dengan tangan gemetar. "A-Aku tidak sengaja! Aku bersumpah!"
"A-Aku hanya lewat! Ka-kalian bisa terus melanjutkan! Aku akan menganggap bahwa aku tidak pernah melihat adegan tadi," lanjutnya lalu berlari tergesa-gesa seakan dikejar anjing.
Feng Xiu menyeringai lalu melirik Feng Jun. "Sayangku, tidakkah kamu merasa bahwa posisi kita sedikit ambigu? Lihat! Anak laki-laki itu sampai memerah karena melihat posisi kita."
"..." Feng Jun langsung melepaskan Feng Xiu dan berbalik pergi tanpa mengatakan apapun.
"Lihatlah! Kamu terlihat begitu imut saat sedang malu-malu!" goda Feng Xiu saat melihat Feng Jun yang memunggunginya.
Feng Jun tak mengatakan apapun, hanya berbalik dan langsung menyerang Feng Xiu dengan tendangannya. Sedangkan Feng Xiu langsung mundur dan menghindar dengan senyum main-main yang masih terlihat di wajahnya.
"Apa yang mereka lakukan?" tanya seorang pria pada pria kurus di sampingnya saat tak sengaja melihat adegan aksi ini.
"M-Mereka sedang berkelahi dengan penuh cinta!"
"..." Teman, apa maksudmu itu? Tolong, jelaskan!
Dan sejak saat itu, tanpa sepengetahuan Feng Xiu maupun Feng Jun yang terus berkelahi setiap kali mereka bertemu, mereka berdua dikenal sebagai pasangan yang saling menunjukkan rasa cintanya dengan cara berkelahi.
Di belahan bumi yang lain, Feng An yang sedang bermain dengan senjata api tiba-tiba mendapatkan panggilan.
"Ada apa?" tanyanya setelah mengangkat panggilan.
"Senior An, sebelum kamu pergi melaksanakan misi, kamu pernah bertaruh dengan tim-mu sebanyak $500.000, bukan?"
"Ya?" Feng An ragu kenapa orang organisasi menanyakan hal ini.
"Saat itu kamu bertaruh bahwa Senior Jun gay..."
"Kenapa?" Feng Jun bertanya saat pria itu tak melanjutkan kata-katanya.
"Apa dia benar-benar gay?" Dia terkekeh pelan saat memikirkan betapa konyolnya dia bertaruh tentang hal itu. Bagaimana mungkin pria jantan seperti Feng Jun akan menyukai seorang pri...
"Senior, kamu pasti sudah tahu ini sejak lama, bukan?"
"Apa maksudmu?" Feng An kebingungan.
"Apa ini? Apa kamu belum mendengar kabar kalau Senior Jun... menyukai pria?"
Dorr!!
Feng An tanpa sengaja menekan pelatuk pistolnya dan menghancurkan vas bunga favoritnya. Tetapi, dia tidak memperdulikan hal itu dan fokus mendengarkan pria di telepon.
"K-Ketua?! Apa yang terjadi?!" Sekelompok pria masuk ke dalam ruangan karena mendengar suara tembakan.
"Apa maksudmu? Katakan dengan jelas!" tanya Feng An pada pria di telepon dengan tidak sabar. Dia tidak memperdulikan sekelompok pria yang menatapnya dengan tatapan cemas.
"Senior, bagaimana bisa kamu tidak tahu? Kamu dan Senior Jun selalu bersama selama bertahun-tahun tapi kamu tidak tahu bahwa dia gay?" Pria di seberang telepon balik bertanya.
"Dia... benar-benar menyukai pria?" Feng An masih tak percaya.
"Ya! Nomor Tujuh melihat dengan mata kepalanya sendiri Senior Jun sedang memaksakan dirinya ke pria yang berpakaian gadis di depan ruangan Setan beberapa hari yang lalu. Dia mengatakan mereka berdua hampir berciuman!"
"..." Feng An tak bisa berkata-kata.
"Aku bertanya-tanya siapa dia dan banyak orang yang mengatakan bahwa itu adalah Senior Xiu yang menyamar menjadi wanita untuk membantu Feng Cang melarikan diri." Pria di ujung telepon terdengar bersemangat. "Ya Tuhan! Senior Jun dan Senior Xiu... Aku tak menyangka bahwa organisasi kita akan memiliki skandal besar semacam ini!"
"..."
"Senior, apa kamu masih mendengarku?"
"..."
"Senior?"
"Ya, aku masih di sini." Feng An menjawab setelah beberapa saat.
"Apa yang kamu pikirkan?"
"Sebenarnya, aku sedikit takut karena aku menyadari teman dekatku tidak ada yang normal." Bulu kuduk Feng An berdiri saat membayangkan bahwa diantara Empat Senior Besar organisasinya dia adalah satu-satunya orang yang lurus. Um, mari kita abaikan Feng Cang karena gadis itu memang tidak normal sejak awal.
"Senior, um, apa kamu juga..."
"Tentu saja tidak! Aku normal seratus persen!" Feng An langsung menyela karena tahu apa yang akan lawan bicaranya katakan.
Feng An menatap sekeliling ruangan dan melihat sekelompok pria yang menatapnya tanpa mengatakan apapun.
"Katakan padaku siapa yang ditekan di bawah?" bisik Feng An hati-hati.
"Tentu saja Senior Xiu ada di bawah!" Pria itu berseru dengan penuh gairah. "Coba bayangkan! Senior Xiu yang pemberontak dan sulit diatur ternyata bisa ditekan di bawah oleh Senior Jun yang dingin. Ya Tuhan! Itu seperti cerita novel!"
"..." Nak, kenapa aku tidak pernah membaca novel gay? Apa dunia ini semakin kacau?
"Hentikan pembicaraan ini!" Feng An memerintahkan dengan wajah frustrasi. "Jangan beritahu siapapun tentang hal ini!"
"Tapi, Senior, ini sudah menjadi rahasia umum orang-orang organisasi..."
"Siapa yang menyebarkannya?"
"Uh, itu, a-aku."
"..." Dasar tukang gosip!
"Senior? Apa... kamu marah padaku?"
Feng An tersenyum. "Bagaimana aku bisa marah pada orang yang sudah berbaik hati memberiku informasi penting seperti itu?"
Pria di telepon sekarang memiliki mata yang berbinar. "B-Benark..."
"Tentu saja tidak." Feng An terkekeh. "Saat aku pulang nanti, temui aku di area pelatihan. Aku akan memberimu hadiah."
Sebelum pria itu bisa memprotes, Feng An sudah lebih dulu memutuskan sambungan telepon.
Pria itu hanya bisa menatap layar ponselnya yang gelap dengan mata berair. "Kejam..." Hadiah yang dimaksud Senior An pasti bukan sesuatu yang baik... Semua yang ada di area pelatihan bukanlah sesuatu yang baik...
"Ketua An, apa ada masalah?" Salah satu orang dari sekelompok pria yang sejak tadi menunggu Feng An menyelesaikan panggilannya bertanya dengan ragu.
"Kalian semua lebih baik segera menyiapkan $500.000 untukku," ucap Feng An sambil tersenyum sebelum pergi begitu saja.
"Apa yang salah dengan Ketua An?"
"Mungkin... dia sedikit lelah?" Seorang pria diantara kelompok menjawab dengan wajah kebingungan.
"Hm, mungkin..."