"Little Cang!" seru pria itu tak percaya.
Manajer yang melihat itu sedikit terkejut. "Apakah kalian sudah saling mengenal sebelumnya?"
Feng Cang mengangkat alisnya sambil tersenyum. Jika kamu memperhatikannya sedikit lebih teliti, kamu akan menyadari bahwa senyumnya itu tidak mencapai matanya.
"Sialan kau bajingan kecil! Aku mencarimu kemana-mana! Bagaimana kamu bisa ada di sini?!" Gu Qishao langsung mengumpat dan menumpahkan semua sumpah serapahnya saat melihat Feng Cang yang berdiri di depannya. Sebelumnya, dia bahkan mencoba memohon dan menyuap Feng Xiu agar mau memberi tahunya lokasi wanita ini tapi pria itu begitu keras kepala. Bahkan berbalik memusuhinya tanpa sebab...
"Paman, apa dia belum menandatangani kontrak?" tanya Feng Cang pada manajer di sampingnya, tanpa menghiraukan Gu Qishao yang menatapnya dengan mata berapi-api. Dahinya berkerut saat tadi mendengar kata 'calon' perwakilan merk. Apa itu berarti dia belum menandatangani kontrak? Apa butuh begitu banyak waktu hanya untuk menangani kontrak?
Sebelum manajer itu bisa menjawab, Gu Qishao buru-buru mengambil pena dan menandatangani kontrak di atas meja tanpa melihat isinya sekilas pun.
Bahkan manajer pun terkejut hingga tak bisa berkata-kata karena perubahan mendadak sikap Gu Qishao. Dia tahu atasannya begitu mengagumkan tapi apa ini tidak keterlaluan untuk mengubah pikiran lebih cepat daripada membalikkan telapak tangan?
Jika Gu Qishao mendengar apa yang manajer pikirkan, dia pasti akan mengaum marah. Kamu sebut itu mengagumkan? Itu menakutkan!
"Sekarang beri tahu aku bagaimana kamu bisa sampai di sini," ucap Gu Qishao dengan arogan.
"Urus sisanya untukku, aku ada keperluan," ucap Feng Cang pada manajernya sebelum bersiap-siap pergi, benar-benar mengabaikan Gu Qishao.
Gu Qishao tak percaya dengan Feng Cang yang tak meliriknya sekilas pun seperti menganggapnya sebagai udara. Hingga Feng Cang keluar dari ruangan, dia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Tuan Gu," panggil sekertaris itu hati-hati saat melihat Gu Qishao yang menatap pintu dengan tatapan kosong.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Gu Qishao merobek kontrak kerja di tangannya. "Suruh atasanmu kembali atau aku tidak ingin menanda tangani kontrak terkutukmu itu."
Manajer itu benar-benar ingin menangis karena sikap semena-mena Gu Qishao. Nona muda, bantu aku!
"Kenapa kamu belum bergerak?" Gu Qishao menatapnya dengan tatapan menyilaukan.
Manajer buru-buru menelpon Feng Cang. "Tuan Gu, tolong bersabar."
Feng Cang baru saja keluar dari lift saat ponselnya berdering. "Halo?"
"No... Nona muda, bisakah kamu kembali?" tanya manajer hati-hati.
"Ada apa?"
"Tu... Tuan Gu merobek kontrak yang baru saja ditanda tangani."
Wajah cantik Feng Cang langsung memiliki kerutan hitam di atasnya. "Tunggu aku."
"Ba... Baik!"
Feng Cang mendengus dingin lalu berbalik kembali.
"Bagaimana?" Gu Qishao bertanya pada manajer dengan tatapan bersinar.
"Di... Dia akan kembali." Manajer menjawab dengan cemas.
Gu Qishao tersenyum puas.
Seandainya ini tidak terkait dengan keberlangsungan pekerjaannya, dia ingin memutar kedua bola matanya karena tingkah kekanak-kanakan pria di depannya.
Manajer menyalakan lilin untuk Gu Qishao dalam hatinya. Nak, apa kamu tahu apa yang kamu lakukan? Selamat karena sudah berhasil membuat nona kesal! Maut akan menunggumu.
Tidak sampai lima menit kemudian, pintu terbuka dan menampilkan Feng Cang dengan aura membunuh di sekelilingnya.
Sayangnya, Gu Qishao tidak memperhatikannya. Dia menatap Feng Cang dengan mata penuh bintang dan senyuman lebar.
Feng Cang duduk di hadapan Gu Qishao yang tak ingin mengalihkan pandangan darinya.
"Manajer Liu, tolong tinggalkan kami sendiri," pinta Feng Cang.
"..." Nona muda, apa yang ingin kamu lakukan?! Kamu tidak bisa membunuh artis terkenal begitu saja! Bagaimana kita akan menjelaskannya kepada polisi jika mereka datang?!
"Manajer Liu?"
"Ah, ya, ya." Manajer Liu mengangguk cepat lalu berbalik pergi. Masa bodoh dengan polisi! Nona muda lebih menakutkan!
Feng Cang berbalik menatap Gu Qishao setelah memastikan kepergian Manajer Liu. "Qiqi, apa kabar?"
"Little Cang, aku akhirnya menemukanmu! Kenapa kamu pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun padaku? Kamu juga tidak menghubungiku! Apa kamu tidak merindukanku?"
"Tidak."
"Kamu menyakiti hatiku." Gu Qishao menyentuh dadanya dengan melodramatis.
"Oh."
"Little Cang, kenapa kamu begitu kejam?"
"Terima kasih."
"..." Hebat! Kamu berhasil membuatku marah sampai mati.
"Kenapa kamu tidak bisa menerima perasaanku? Aku..."
"Siapa yang mengatakan aku tidak bisa menerima perasaanmu?" potong Feng Cang.
"Apakah kamu bisa?"
"Tentu."
Mata Gu Qishao berbinar. "Sungguh?"
Feng Cang mengangguk tegas.
"Lalu... apakah itu berarti kamu mau menjadi pacarku?"
"Tidak."
"Tapi kamu mengatakan kalau kamu bisa menerima perasaanku!"
Feng Cang tersenyum. "Aku bisa menerima tapi itu tidak berarti aku mau membalas."
Gu Qishao langsung merasa bahwa wanita di hadapannya ini adalah iblis yang sedang tersenyum jahat!
"Kenapa aku tidak?" Gu Qishao bertanya dengan nada putus asa.
"Karena aku tidak menyukai laki-laki."
Gu Qishao tertegun dan Feng Cang baru saja menyadari bahwa ucapannya terdengar ambigu.
"Kamu tidak bisa menolakku begitu saja. Aku menyayangimu, bisa memasak, membersihkan rumah, menghangatkan tempat tidurmu, bahkan aku juga bisa mengurus anak. Aku..."
"Tidak."
"Kenapa? Aku bahkan belum bisa menyelesaikan ucapanku!"
"Spesifikasi yang baru saja kamu sebutkan adalah spesifikasi seorang istri. Apa kamu benar-benar seorang pria?"
"Aku bersedia menjadi istri kecilmu asalkan kamu hanya menatapku!" Gu Qishao berkata dengan tegas.
Feng Cang menggosok hidungnya canggung. "Qiqi, kamu benar-benar bengkok. Aku tidak membutuhkan seorang istri."
"Tapi kamu baru saja mengatakan bahwa kamu tidak menyukai laki-laki!"
Wajah Feng Cang menggelap. "Jadi, kamu berpikir bahwa aku menyukai gadis?"
Gu Qishao ragu untuk tiga detik sebelum mengangguk dengan wajah memerah.
Feng Cang merasakan amarahnya naik saat melihat sikap Gu Qishao. "Apa yang kamu pikirkan? Bersihkan otak kotormu itu! Dasar bocah nakal!"
Gu Qishao langsung merasakan serangan rasa bersalah. "Mem... Memangnya apa yang aku pikirkan?! Da... Dan berhenti memanggilku bocah!"
"Ya, kamu bocah. Kamu bahkan belum genap berusia delapan belas tahun dan sudah berani berbicara tentang perasaan denganku? Hah!"
"Cinta tidak memandang usia!" Gu Qishao berkata dengan pipi kemerahan.
"Sayangnya, aku tidak suka makan rumput muda."
"Apa kamu tidak bisa menungguku tumbuh dewasa? Aku bisa tumbuh dengan cepat! Hanya beberapa tahun!" Gu Qishao berkata dengan cepat.
Feng Cang ingin memberi laki-laki itu sedikit pelajaran tentang kehidupan dengan tangannya! Um, atau mungkin kakinya! "Apa kamu ingin aku membesarkan seorang istri kecil?"
Gu Qishao mengangguk cepat. "Ah, apa kamu memiliki hobi khusus? Aku juga bisa belajar menjahit, merajut, berkebun, atau menari kalau kamu suka!"
"Jangan mengalihkan arah pembicaraan!" tegur Feng Cang.
"..." Siapa sih yang sebenarnya mengalihkan arah pembicaraan?!
"Jadi, kamu masih mau menanda tangani kontrak itu atau tidak?" Feng Cang kembali ke sikap profesionalnya.
Gu Qishao tercengang dengan perubahan cepat Feng Cang dan tidak bisa mengikutinya. "Kamu... kamu..."
Feng Cang tersenyum khas standar seorang pebisnis.
Gu Qishao berkata dengan cara tinggi, "Tentu saja dengan satu syarat."
"Apa?"
"Kamu harus ikut syuting denganku!"
Feng Cang berdiri. "Gu Qishao, apa kamu gila?"
Sekilas rasa bersalah melintas di mata Gu Qishao. Apa dia terlalu berlebihan?
"Tapi aku hanya ingin melihatmu sedikit lebih lama."
Feng Cang menatap laki-laki di depannya dengan tatapan penuh arti yang membuat Gu Qishao merasa tidak nyaman.
"Apa yang kamu lihat?" Gu Qishao bertanya dengan kesal karena menahan malu.
"Orang bodoh," ucap Feng Cang.
"Aku bodoh karenamu," gumam Gu Qishao.
"Terima kasih." Feng Cang melirik Gu Qishao sambil tersenyum singkat.
"Manajer Liu, tolong bawakan kontrak baru untuk Tuan Gu," ucap Feng Cang di telepon lalu menutupnya segera.
Dia mengalihkan pandangannya ke Gu Qishao hanya untuk menemukan kekecewaan di matanya. "Aku akan menontonmu saat syuting," hibur Feng Cang.
"Benarkah?" Gu Qishao menatap Feng Cang dengan tatapan penuh harap.
"Hn." Feng Cang mengangguk.
Senyum bahagia terukir di wajah Gu Qishao. "Little Cang, jangan berbohong padaku."
"Aku tidak." Apa aku begitu jahat di matamu? "Dan berhenti memanggilku Little Cang! Aku empat tahun lebih tua daripada kamu."
"Tapi kamu tidak terlihat tua sama sekali," sahut Gu Qishao. "Little Cang, kamu masih seperti seorang gadis tujuh belas tahun."
"Apakah itu pujian? Terima kasih."
"..." Kenapa aku malah merasa kamu bereaksi sebaliknya.
"Baiklah, masalah selesai. Ap..."
"Tunggu sebentar!" Gu Qishao berteriak kencang, takut Feng Cang pergi dengan cepat.
"Hm?"
Gu Qishao menyodorkan jari kelingkingnya. "Berjanjilah!"
"Apa ini?"
"Pinky promise!" seru Gu Qishao. "Ayo, kaitkan jari kelingkingmu dengan jari kelingkingku!"
Feng Cang menuruti permintaan Gu Qishao sambil menggeleng pelan. Yah, dia masih anak-anak, mari kita turuti saja.
"Kalau kamu melanggar janjimu, jari kelingkingmu akan dipotong."
"Apakah itu ancaman?" Feng Cang tertawa pelan.
"Bukan, ini aturannya." Gu Qishao buru-buru menjelaskan.
Feng Cang terdiam sambil menatap jari kelingkingnya yang masih terkait dengan milik Gu Qishao, tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan.
Untuk beberapa alasan, Gu Qishao merasa tidak nyaman. Dia baru saja ingin melepaskan kaitan jarinya sebelum Feng Cang tiba-tiba menangkap tangannya dan mengaitkan kelima jarinya dengan jari miliknya.
"Itu akan terlalu mudah kalau hanya jari kelingkingnya saja yang dipotong," ucap Feng Cang. Dia menatap jari-jari mereka. "Dengan begini, kelima jariku akan dipotong kalau aku melanggar. Yakinlah, aku orang yang menepati ucapanku."
Gu Qishao ditinggalkan tidak bisa berkata-kata dengan ucapan Feng Cang. Dia merasakan matanya memanas.
"Apa yang salah?" Feng Cang bertanya-tanya saat melihat mata Gu Qishao yang memerah. Ya Tuhan, lihatlah kelinci putih ini, benar-benar imut bahkan saat dia akan menangis.
"Little Cang," ucap Gu Qishao dengan suara serak. "Aku terharu. Ini benar-benar romantis."
Senyum di wajah Feng Cang langsung retak. "Kamu bocah kecil!"