Chereads / CreepyPasta / Chapter 2 - The Nail

Chapter 2 - The Nail

"The Nail"

Penulis : Anonymous

_________

"Waktunya untuk tidur,The Nail sudah dekat."

"Tapi anak penurut tidak perlu takut"

"Tutup mata kirimu,lalu yang kanan."

"Saatnya ucapkan selamat malam"

Hingga aku berumur 9 tahun,aku tak banyak memikirkan tentang arti lagu itu. Kupikir itu hanya lagu pengantar tidur biasa yang dinyanyikan oleh seluruh ibu yang ada di negeri kepada anak mereka. Baru setelah aku cukup besar dan bertanya pada teman-temanku,namun tak ada yang pernah mendengar lagu itu.

Setiap malam,ketika aku hendak tidur ibuku akan menyanyikan lagu pengantar tidur yang sama. Dan setiap malam,aku akan mengikuti sesuai liriknya. Aku akan menutup mata kiriku ketika lagunya mengatakan begitu,dan kemudian aku akan menutup mata kanan ku. Dan setelah kedua mataku terpejam,aku akan mencoba untuk tertidur.

Namun saat aku berumur 9 tahun,aku memutuskan untuk membaliknya.

Aku tak mengharapkan apapun terjadi,sumpah. Itu hanya sebuah bentuk pemberontakan seorang anak yang duduk di kelas 3 SD. Aku tak melakukannya saat ibu menyanyikan lagu nina bobo itu. Aku tak mau dimarahi. Namun setelah ibuku meninggalkan kamarku,aku membuka mataku lagi. Dan kali ini aku menutup mata kanan ku dulu..

Aku segera membuka mataku lagi. Aku telah melihat sesuatu. Seseorang. Ditengah cahaya remang-remang yang masuk melewati jendela kamarku,aku melihat sekilas sesosok lelaki,berdiri di pojok kanan ruanganku. Ia berdiri disana ,menghadap ke dinding. Dan kupikir,ketika aku membuka mata kananku lagi,orang itu membalikkan badannya kearahku.

Namun ia menghilang.

Aku masih ingat,pikiranku seperti melaju kencang dalam kepalaku. Aku tak yakin aku telah melihat sesuatu tadi. Mungkin itu hanya imajinasiku. Namun bagaimana jika bukan? Bagaimana jika sesuatu memang ada disana,sesuatu yang hanya bisa kulihat dengan mata kananku tertutup? aku tak pernah melihat nya sebelumnya di kamarku.

Ia tak pernah menggangguku. Jika ia benar-benar ada,mungkin saja ia tidak berbahaya? Namun bagaimana jika ia ingin menyakitiku?

Aku takut jika aku melihatnya lagi. Namun aku juga penasaran. Makanya qku menutup mata kanan ku kembali.

Ia tak lagi ada di pojok ruangan. Ia kini berdiri tepat disamping ranjang ku. Dan dari sedikit cahaya yang menyinari kamarku, aku bisa melihat bahwa ia sedang memegang pisau yang diarahkan tepat diatas dadaku.

Saat ia menurunkan pisau itu,aku segera melompat dari atas ranjang ke lantai. Aku mendengar bunyi selimut sobek ketika pisau itu menembus dan mencabiknya. Aku membuka kedua mataku kali ini,namun aku tetap bisa melihatnya. Ia menoleh kearahku dan aku memutuskan berlari untuk mencari ibuku.

Ia kemudian berjalan kearahku,ketika aku mulai mencari jalan kepintu ditengah gelapnya kamarku. Aku menoleh dan melihatnya dengan lebih baik.

Pertama kupikir ia adalah seorang laki-laki,namun sekarang aku tak yakin. Bukannya aku mengatakan ia perempuan,namun wajahnya tampak tak bisa dibedakan apakah ia laki-laki atau perempuan. Mungkin ia keduanya,atau bahkan mungkin bukan kedua-duanya.

Aku tak memperhatikannya dengan saksama, karena saat itu yang kupikirkan hanya bagaimana menyelamatkan nyawaku darinya. Namun ada 3 hal yang kuingat darinya.

Ia hanya memiliki satu mata yang menyala dan terbuka lebar. Tidak,matanya tidak terpusat ditengah seperti cyclops,namun matanya ada disebelah kiri seperti mata manusia normal. Namun ditempat dimana seharusnya terdapat mata kanan,tak ada apapun disana. Tak ada lubang atau apapun disana. Hanya kulit yang halus,seolah tak pernah ada apapun disana.

Namun itu bukan hal yang paling aneh darinya,hal lain anehnya adalah mulutnya. Ia tersenyum,membuka mulutnya lebar. Namun diantara kedua bibirnya seperti tak ada bukaan atau rongga mulut. Bahkan tak ada gigi. Yang kulihat seperti lempengan keramik yang rata dengan garis-garis yang menyerupai gigi dilukis diantaranya.

Dan hal yang paling aneh dan menyeramkan adalah kukunya. Hanya ada satu. Apa yang aku kira sebagai pisau ternyata bukanlah pisau sama sekali. Aku baru menyadari bahwa itu adalah kuku jari tengahnya. Jari lain ditangannya nampak normal. Namun jari tengahnya membesar dengan ukuran yang menjijikkan dan kuku yang tajam dan melengkung seperti pisau mencuat diujung jari tersebut.

Akh berusaha keras membuka pintu,namun pintu itu sepertinya mancet. Pisau,ah bukan,kukunya terarah padaku.

Akhirnya didetik-detik terakhir sebelum ia berhasil menghujamkan benda tajam itu kedadaku. Aku berhasil membuka pintu dan berlari sambil menangis menjerit-jerit menuju kamar ibunya.

Aku tak menoleh. Aku hanya trus berlari. Dan ketika aku sampai di kamar ibuku,aku langsung membukanya tanpa mengetuk terlebih dahulu dan melompat keatas tempat tidur.

"Ada apa sayang?" ibuku sepertinya telah tertidur dan kurasa aku telah membangunkannya. Dengan mata yang masih mengantuk,ia bangun dan menoleh kearahku.

"Aku melihatnya"aku terisak

"Aku melihat The Nail!"

"The Nail?"tanya ibuku. Aku segera melingkarkan tanganku dipinggangnya untuk memeluknya.

"The Nail! dari lagu itu! aku menutup mata kananku dulu,lalu aku melihatnya!"

"Lagu apa nak? ibu tak mengerti maksudmu.."

Aku menatap ibuku dengan mata berkaca-kaca,"Lagu nina bobo yang selalu ibu nyanyikan setiap malam dikamarku sebelum aku tidur!"

Wajah ibuku langsung tampak merasa bersalah.

"Nak,maafkan ibu. Aku tahu ibu salah,selalu pulang larut malam sehingga agak mengabaikanmu. Namun ibu tak pernah menyanyikanmu lagu nina bobo di kamarmu. Tiap kali ibu mau masuk kekamarmu untuk mengucapkan selamat malam,kou selalu sudah tertidur. Ibu tak pernah masuk kemarmu"