(Toko Roti)
"Selamat datang" Adel berseru memberi sambutan pada pelanggan yang datang setelah mendengar bunyi lonceng saat pintu yang terbuka, dengan ramah ia mengucapkan salam pada pelanggan pertama hari itu. "Anda adalah pelanggan pertama kami, silahkan memilih roti yang ingin anda beli" tersenyum ramah mempersilahkan si pelanggan untuk melihat-lihat stok roti dan kue hari ini.
"Ka.. kauu.. Adel?" mendengar seseorang menyebut nama sontak membuat Adel menoleh dan melihat ke arah si pelanggan, Adel sama sekali asing dengan wajah pelanggan, sedangkan pelanggan yang berdiri di depan Adel adalah Chris dan Diana.
Seperti diketahui bahwa sebelum Eden datang ke Anotherworld Chris, Cecilia, dan Jose secara rutin saling bergantian mengunjungi Eden secara diam-diam, mereka mengawasi keadaan Eden selama tinggal di kota S karena itulah sangat mudah bagi Chris untuk mengenali orang-orang terdekat Eden di kota S termasuk Adel.
"Anda mengenali ku?" tanya Adel yang memasang ekspresi bingung menatap dua orang asing dihadapannya. Cris berjalan mendekat untuk memastikan apakah yang ia lihat benar-benar Adel yang ia kenal, matanya melihat dengan jelas dan mengenali wajahnya, "Benar kau Adel, adik dari nona Eden". Chris tidak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan Adel di wilayah Anotherworld, "Bagaimana bisa kau sampai kesini, padahal..." Chris tiba-tiba berhenti berbicara, ia teringat dengan cerita Eden dahulu bahwa Eden dan Adel telah berbagi energi kehidupan, jadi ia menduga energi kehidupan yang ada dalam tubuh Adel bisa membuatnya dengan mudah menyebrang sampai ke wilayah Anotherworld.
Chris kemudian menyentuh kedua lengan tangan Adel, matanya terbelalak melihat sosok yang ada dihadapannya, "aku tak percaya kau bisa sampai di sini". Merasa risih dengan sentuhan Cris membuat Adel buru-buru melepas pengangan tangan Chris pada lengannya, "Tu.. tunggu dulu.. aku tidak mengerti maksud anda.. aku juga tidak mengenal anda sebelumnya, lalu nona Eden? maksud anda Eden kakak ku? Atau bisa saja itu Eden orang lain kan...?" Adel melangkah mundur, ia sedikit menjauh seolah menjaga jarak karena masih kebingungan dengan ucapan Chris, melihat hal ini membuat Diana segera paham, ia lantas segera mendekati Chris kemudian mulai berbicara pada Adel.
"Ohh maafkan kami, perkenakan aku Diana dan ini rekan ku Chris" ucap Diana memperkenalkan diri pada Adel. Kemudian Chris melanjutkan ucapannya agar Adel tidak semakin bingung menghadapi situasi canggung ini, "Ikutlah dengan kami, kau akan bisa bertemu dengan nona Eden" secara tiba-tiba Chris mengajak Adel untuk pergi, namun terlihat jelas bahwa Adel merasa ragu dengan ajakan keduanya karena selama di The Great Aztec tidak ada yang tahu menahu mengenai identitas masa lalunya.
"Hei.. percayalah kami tidak akan mencelakai mu" Chris kembali meyakinkan agar Adel mau ikut bersama dengan keduanya.
rasa ragu yang menyelimuti hati Adel pun seolah perlahan mereda, ia berusaha untuk percaya pada Chris karena hanya ia satu-satunya yang tahu tentang masa lalunya, tarikan nafas panjang dari Adel kini semakin menguatkan hatinya. "Baiklah.. aku akan ikut, tunggu sebentar aku akan bersiap" ucap Adel kemudian pergi ke dalam untuk meminta izin pada pemilik toko, selama berkemas Adel merasa sedikit senang namun tetap harus merasa waspada, saat tengah mengemasi barang Adel tidak lupa untuk membungkus cheesecake yang akan ia berikan pada Eden bila benar sang kakak masih hidup.
"Kau benar mengenalnya?" tanya Diana memastikan bahwa Chris benar-benar mengenali perempuan barusan. Chris menghela nafas panjang, ia seolah ingin menjelaskan semuanya pada Diana, "ceritanya sangat panjang yang jelas Adel adalah adik angkat, ah tidak lebih tepatnya nona Eden dulu diangkat sebagai anak oleh keluarga Ludwig, baik nona Eden dan Adel telah menghabiskan waktu bersama selama kurang lebih 19 tahun.. aku benar-benar tak menyangka akan bertemu dengannya disini"
"kalau dia berada di sini bukankah telah terjadi sesuatu dengan keluarganya" imbuh Diana memberikan dugaan atas kehadiran Adel di The Great Aztec. "kau benar.." gumam Chris yang tiba-tiba serius memikirkan ucapan Diana, dan tak lama kemudian Adel keluar menyapa keduanya, "ayo berangkat" ucap Adel sambil berjalan menghampiri Chris dan Diana, ketiganya pun pergi menuju Istana The Great Aztec.
***
Sudut taman Kerajaan, Beatrice dan Eden sedang minum teh bersama pada sebuah gazebo, pertemuan tidak sengaja keduanya membuat pelayan harus menyiapkan perjamuan mendadak dan seadanya, mengingat ini pertama kali mereka saling bertemu tanpa mengenal satu sama lain. Di satu sisi Beatrice ditemani oleh pelayan setianya bernama Marry dan di sisi lainnya Eden ditemani oleh pelayan setianya yaitu Cecilia. Beberapa menit berlalu belum ada percakapan di antara keduanya, selain hanya saling menyeruput teh dalam gelas masing-masing, sunyi, tenang dan begitu canggung merupakan gambaran suasana keduanya saat ini.
"Sebentar lagi saya akan melaksanakan perjamuan minum teh, karena saya merupakan orang baru jadi mohon kehadiran anda pada perjamuan kali ini." Sambil meletakkan cangkir teh Beatrice mulai berbicara dengan mengundang Eden dalam acaranya.
"saya bukanlah orang yang pandai bergaul dengan kalangan atas, anda pasti sudah mendengarnya" Eden menjawab Beatrice seolah ingin menolak undangannya.
"tapi, sebagai calon Ratu The Great Aztec bukankah lebih baik anda menunjukkan diri dalam pergaulan kelas atas" sedikit sinis seolah menyindir Eden
Mendengar tanggapan sinis Beatrice membuat Eden sedikit tersinggung, ia sebenernya tidak ingin membuat masalah dengan datang pada pergaulan kelas atas, tapi harga dirinya melarang untuk kalah, "yaa anda benar sekali, saya harus datang ke pesta anda" sambil tersenyum Eden menerima undangan dari Beatrice, ia berusaha menekan amarahnya agar tak terlihat tersinggung, justru pembawaannya begitu tenang ketika menjawab sehingga membuat Beatrice sempat kecewa terhadap respon yang ditunjukkan oleh Eden.
Beatrice tidak ingin ambil pusing karena ia tetap merasa senang telah berhasil mengundang Eden dan akan melaksanakan rencana khusus dalam perjamuan nanti.
"syukurlah kalau anda bisa hadir, saya sebagai tuan rumah merasa sangat bangga karena bisa menjamu orang penting di Anotherworld" imbuh Beatrice kemudian kembali menyeruput tehnya.
"sepertinya kita sudahi pertemuan ini karena saya harus berlatih, permisi" ucap Eden berpamitan kemudian berdiri lalu berjalan pergi meninggalkan Beatrice.
"Marry kau dengar kan tadi, persiapkan segalanya sebaik mungkin karena kita akan menjebak seekor anak kelinci" (pengibaratan Eden dimata Beatrice hanyalah seekor kelinci bukannya singa atau hewan buas lainnya)
Di sisi lain Eden yang telah berjalan pergi malah diam seribu bahasa seolah sedang memikirkan sesuatu yaitu mengenai pergaulan kelas atas yang tak pernah terpikirkan dalam benaknya bisa hadir dalam perkumpulan tersebut. Selama ini Eden telah mengalami kejadian tak terduga selama tinggal di The Great Aztec, alhasil membuatnya tidak memiliki kesempatan untuk mencicipi pahit manisnya berkumpul dengan wanita-wanita anggun putri para Bangsawan. Dalam hati yang terdalam Eden merasa tak nyaman setelah menerima undangan Beatrice, ia sedikit menyesali keputusan terburu-burunya itu,
"Arggghhh!!!" seru Eden sambil terus berjalan dengan pikiran yang sedikit tak tenang.
"Nona..." seru Cecilia mencoba memastikan apakah Eden baik-baik saja. "Nona.. apakah anda baik-baik saja?"
Eden tiba-tiba berhenti dan berbalik melihat ke arah Cecilia, "Persiapkan segalanya.."
"Apa?! seru Cecilia bingung dengan ucapan Eden.
"Maksudku persiapkan yang terbaik untuk kehadiranku di acara minum teh" mendengar hal ini membuat Cecilia lantas menghela nafas panjang, "Jika anda sekhawatir ini haruskah dibatalkan saja nona?" Cecilia seolah tahu benar bahwa majikannya kini sedang gusar, "Tidak! aku harus hadir" seru Eden segera menolak dengan keras saran yang diberikan oleh Cecilia.
"Baiklah, akan hamba persiapkan segalanya" Cecilia menyetujui keinginan Eden dan akan segera mempersiapkan yang terbaik bagi majikannya.
"Ngomong-ngomong dimana Chris? dari tadi aku belum melihatnya" Kemudian berjalan melanjutkan langkahnya menuju tempat latihan sambil berbincang dengan Cecilia.
"Ahhh.. itu.. sebenarnya pagi tadi hamba menyuruhnya untuk membeli kue" Cecilia menjawab dengan hati-hati karena sebenarnya ia ingin memberi kejutan, tapi Eden malah menyadari ketidakhadiran Chris.
"kue?" tanya Eden bingung
"Jadi beberapa waktu lalu saat nona sedang tidak berada di The Great Aztec saya tak sengaja menemukan sebuah toko roti yang menjual kue yang enak, cheesecake mereka menyebutnya demikian, rasanya begitu lezat, hamba belum pernah menemukan kue dengan rasa seperti itu lalu hari ini hamba menyuruh Chris untuk pergi membelinya" tutur Cecilia menjelaskan alasan ketidakmunculan Chris saat ini.
"Cheesecake? aku baru tau kalau cake jenis itu ada di sini.. semoga rasanya benar enak seperti yang kau ceritakan" tersenyum menanggapi ceri Cecilia, Eden sedikit bersemangat karena cheesecake merupakan kue kesukaannya saat masih tinggal di kota S dan sudah lama sekali ia tidak makan dessert kesukaannya itu.
"yoohoooo.. kita kedatangan seorang pahlawan" seru Justin dari kejauhan melihat kedatangan Eden bersama Cecilia, sambil tersenyum Eden lantas melambaikan tangan pada rekannya tersebut, tak sabar Eden lantas berlari agar bisa lekas sampai.
"hei hei hei.. sepertinya kau terburu-buru sekali" ucap Justin meledek Eden karena ia terlihat sangat senang saat menghampiri temannya,
"Justin, kita harus berbicara formal" Marco memperingati Justin agar tidak bersikap kurang ajar karena status Eden jauh lebih tinggi dari mereka.
"plak!" Eden memukul bahu Marco seolah tak setuju dengan peringatan Marco terhadap Justin. "bicaralah seperti biasa" ucap Eden ketus.
"baik Yang Mulia" Marco menjawab seolah kembali meledek Eden.
"kau ini" sambil mengepalkan tangan seolah akan memukul Marco.
"Ahaha.. iya iya baiklah" Marco sedikir menunduk dan menyerah atas ancaman Eden.
Justin lantas memeluk Eden, karena keduanya sudah lama tidak bertemu, Eden pun lantas membalas pelukan Justin.
"Hei jangan lama-lama banyak yang memperhatikan" Marco berbisik pada keduanya membuat Justin segera melepas pelukannya, kemudian Eden beralih memeluk rekannya yang lain yaitu Laura dan juga Kate. "Senang bertemu dengan kalian lagi, Bagaimana kabar kalian berdua?" tanya Eden pada keduanya.
"Tentu saja seperti yang anda lihat saat ini" jawab Laura sambil tersenyum pada Eden.
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan Yang Mulia" imbuh Kate sedikit meledek Eden seperti yang dilakukan oleh Marco, dan segera setelahnya Kate pun melakukan tos dengan Marco seolah tengan mengerjai Eden.
"Heii.. kau juga.." sedikit memberi ancaman pada Kate namun dalam konteks bercanda karena sebagai rekan mereka memang sering melakukan hal tersebut.
"Jadi di mana Naga Apinya?" rasa penasaran membuat Lucas bertanya mengenai makhluk mitologi yang melegenda di wilayah Anotherworld pada Eden.
Respon yang ditunjukkan Eden pada rekan-rekannya sangat mengejutkan karena ia menunjukkan gestur seolah tidak tahu dangan membukan kedua tangan dan menaikkan bahu.
"Katakan, ini pasti gurauan kan?" seolah tak percaya dengan gesture yang ditunjukkan oleh Eden membuat Lucas bertanya kembali.
"Aku serius" jawab Eden sambil sedikit menyentuh telinganya, ia seolah merasa tak nyaman
"Ini aneh.. setelah membuat ikatan dengan Naga Api entah kenapa pendengaran ku menjadi sedikit terganggu, sepertinya apapun yang sedang di dengar oleh Naga aku juga dapat mendengarnya, ouugghhh.. entahlah terkadang mendengar saja membuat ku merinding, suara-suara itu..." sambil menyilangkan kedua tangan dan mengelus-elus lengannya seolah hal itu benar-benar menakutkan dan juga mengganggu.
"Jadi ini serius?" Kate bertanya seolah tak percaya pada penuturan Eden mengenai Naga Api, ia merasa khawatir dengan apa yang kini dirasakan oleh Eden.
"Pokoknya aku tidak bisa memanggilnya ke sini, dia sedang lapar, bisa-bisa dia memakan semua yang ada di sini" imbuh Eden berusaha mennyudahi percakapan mengenai Naga Api.
"Apapun itu semoga hanya efek samping sementara saja"Marco mencoba menenangkan prasangka Eden, spontan Marco melempar sebilah pedang ke arah Eden yang dengan sigap ditangkap oleh Eden, gerakannya jauh lebih cekatan dibandingkan sebelumnya.
"Ohooo.. Yang Mulia gerak refleks anda sepertinya sudah meningkat" Marco kembali berusaha memancing amarah Eden dengan menyinggungnya melalui kata-kata.
"Kau mau mati ya!" seru Eden yang membuat Marco spontan berlari ke tengah arena latihan, Eden lantas mengejarnya dan memicu gelak tawa oleh rekan-rekan yang lain, memang hanya Marco lah yang paling sering meledek Eden dan cara bercanda keduanya tak pernah di anggap serius meskipun melontarkan kata makian sekalipun.
Marco dan Eden kini fokus berlatih sedangkan rekan yang lain menjadi cadangan bila Marco kuwalahan menghadapi Eden nantinya, namun di luar dugaan belum genap 15 menit berhadapan dengan Eden, Marco sudah menunjukkan tanda-tanda kelelahan, melihat hal ini membuat Kate berinisiatif turun untuk menggantikan Marco.
Bukannya menyingkir Marco malah tetap ikut menyerang Eden, 2 lawan satu begitulah yang terjadi saat ini, kembali hal di luar dugaan terjadi justru melawan 2 orang tak menyebabkan stamina Eden menurun, ia malah semakin prima dengan kondisinya saat ini.
Laura berniat untuk turun begitupun Justin, mereka menduga peningkatan signifikan kekuatan Eden berasal dari ikatan yang telah terbentuk antara Eden dengan sang Naga Api sehingga ia seolah mendapat dorongan dan tenaga yang lebih kuat dibanding sebelumnya.
Cecilia dan Lucas yang melihat dari kejauhan pun sempat tertegun menyaksikan kondisi Eden yang malah semakin prima saat ini, Eden terlihat sama sekali tak bergeming terhadap serangan dari keempat rekannya yang menyerang tanpa henti
"Apakah ini nyata?" gumam Lucas sambil mengerutkan kedua alisnya seolah tak percaya dengan apa yang sedang ia saksikan saat ini.
"apa?!" seru Cecilia menanggapi bingung terhadap ucapan lirih Lucas barusan.
"Maksudku lihatlah, sudah jelas pertarungan ini 4 lawan satu tapi dia sama sekali tak bergeming bahkan tetap tenang menghadapi lawannya" sambil menunjuk Eden dengan jari telunjuk kemudian mempertanyakan kondisi prima Eden yang tak gentar menghadapi ke empat lawannya.
"Anda benar, ini sedikit aneh dan bukan seperti nona yang biasanya" Cecilia seolah setuju dengan prasangka Lucas terhadap kekuatan baru Eden yang terlihat luar biasa.
"Haruskah aku mengetesnya?" gumam Lucas yang kemudian bersiul memberi tanda pada Justin dan rekannya yang lain untuk mundur. Segera setelah tanda digaungkan Justin melanjutkan dengan memberi perintah pada tentara di sekitar yang sedang berlatih untuk ikut menyerang Eden. Awalnya Justin memninta 5 orang untuk melawan Eden, namun beberapa menit berlalu kondisi Eden masih stabil bahkan tak ada tanda kelelahan yang ditunjukkan. Justin lantas menaikkan levelnya, ia meminta 5 orang lagi untuk turun melawan Eden dan kali ini pun hasilnya sama saja,untuk itu jumlah tentara yang diperintahkan semakin lama semakin bertambah dan hebatnya kondi Eden masih stabil. Jika pertarungan ini diteruskan justru akan membahayakan para tentara karena lawan yang sedang dihadapi memiliki kekuatan alam semesta, untuk itu Lucas kembali memerintahkan Justin agar menghentikan latihan hari ini.
Latihan yang tiba-tiba berhenti membuat Eden sempat merasa kesal padahal sudah lama ia tak sesemangat hari ini, ia pun segera mendekati Lucas dan mencoba memprotesnya, "Kenapa berhenti.. padahal aku sedang bersemangat" sedikit cemberut mengutarakan protes keras pada Lucas.
"Lihatlah.." Sambil menunjuk ke arena pelatihan dan spontan membuat Eden pun menoleh, ia mendapati banyak tentara yang duduk dengan nafas tak teratur seolah mereka benar-benar kuwalahan menghadapi Eden.
"Apa anda tidak sadar betapa besarnya kekuatan yang anda miliki sehingga membuat mereka seperti itu, bahkan tidak hanya mereka tapi Marco, Justin, Kate dan Laura yang merupakan kesatria kelas atas pun kuwalahan" Lucas menjelaskan alasan dibalik berhentinya latihan sekaligus menunjukkan efek kekuatan tak biasa yang dimiliki oleh Eden.
"Bagaimana bisa sih kau sekuat itu?" sambil terus mengatur nafas Marco bertanya pada Eden, sedangkan Eden malah tertegun dengan pemandangan dihadapannya yang tak percaya bahwa kekuatan sebesar itu dimiliki oleh dirinya sampai mampu membuat banyak prajurit kuwalahan.
"Dari ekspresi yang anda tunjukkan sepertinya anda tidak sadar dengan kekuatan sendiri, sudah jangan terlalu dipikirkan.. kami akan membantu anda agar nantinya bisa mengendalikan kekuatan baru ini" sambil menepuk pundak Eden Lucas mencoba menenangkannya.
"nona kami kembali" suara Chris memanggil Eden dari arah belakang sontak membuatnya berbalik karena ia tiba-tiba mengingat cheseecake, makanan adalah kunci membuat pikiran Eden teralihkan.
"di mana cheese cake ku.." dengan suara yang awalnya terdengar bersemangat kemudian tiba-tiba menjadi pelan karena tatapan mata Eden tertuju pada seorang gadis di sebelah Diana.
Gadis itu tidak lain dan tidak bukan adalah Adel, ia berdiri dengan sedikit berurai air mata mendapati Eden benar-benar masih hidup dalam keadaan yang baik, setelah sekian lama terpisah kini akhirnya kakak beradik itu dipertemukan kembali.