Bertemu setelah sekian lama berpisah Eden dan Adel melepas kerinduan dengan saling memeluk satu sama lain, tangis keduanya pun pecah dan tidak bisa terbendung lagi. Kedua kakak beradik ini tidak tau bagaimana cara mengungkapkan kasih sayang melainkan hanya suara tangis yang terdengar, semua mata di sekitar menatap bingung terhadap pertemuan keduanya, tak terkecuali rekan-rekan Eden yang penasaran kemudian menanyakan sosok gadis yang sedang memeluk erat Eden.
"Siapa dia" bisik Marco pada Cecilia
"Adik nona Eden" mendengar jawaban Cecilia lantas membuat rekan lain yang mendengar pun ikut terkejut, mereka ingat sempat mendengar cerita mengenai kehidupan Eden di luar sana sebelum tinggal di Pnotherworld. pemandangan yang mengenyuhkan hati membuat siapapun yang melihat tak tega untuk buru-buru melerai keduanya, merekapun membiarkan Eden dan Adel melepas rasa rindu itu.
(beberapa menit berlalu)
Eden dan Adel kini tengah duduk di gazebo taman Istana, sepertinya keduanya memilih untuk pindah tempat karena tak ingin membuat kegaduhan, selain itu rekan-rekan Eden juga turut mengantar keduanya pergi ke taman Istana.
"Jadi bagaimana bisa kau sampai disini? ayah dan ibu bagaimana? ah tidak maafkan aku terlalu banyak bertanya, jawablah secara perlahan" tanya Eden seraya memberi minum pada Adel sedangkan rekan yang lain mendengarkan percakapan keduanya.
Adel lantas menerima minum pemberian Eden, ia meneguknya perlahan sambil menghapus ingus yang sedikit keluar karena tangisannya, sebelum menjawab Adel terlihat waspada dengan melirik ke arah rekan-rekan Eden. Sadar bahwa adiknya tidak nyaman dengan adanya orang baru membuat Eden buru-buru memperkenalkan rekannya pada Adel.
"Mereka semua adalah rekanku, orang yang paling aku percaya di Anotherworld, yang sedang berdiri di sebelah sana adalah Marco, Justin dan Lucas" Eden mulai memperkenalkan satu persatu rekannya sambil menunjuk ke arah Marco, Justin dan Lucas, ketiganya pun memperkenalkan diri secara singkat pada Adel.
"Kemudian yang di sana adalah Laura, Kate dan Diana" beralih dan menunjuk ketiga rekan yang lain dan kemudian membuat Laura, Kate, dan Diana yang segera memperkenalkan diri pada Adel.
"Terkahir orang yang membawa mu kemari bernama Chris, dan yang berdiri di sebelah mu membawakan air minum tadi bernama Cecilia, mereka semua adalah teman ku" ucap Eden menutup sesi perkenalan singkat rekan-rekannya terhadap Adel.
"Maaf kan saya, saya tidak bermaksud membuat suasana menjadi canggung tetapi saya harus berhati-hati dalam berbicara karena ada banyak bahasa yang belum saya mengerti" Buru-buru meminta maaf dengan sedikit menundukkan kepala Adel pun menjelaskan situasi macam apa yang sedang ia hadapi.
"Ceritakanlah semuanya, bahasa mu sudah sesuai dengan wilayah ini" Eden meminta agar Adel menceritakan alasan ia bisa sampai ke wilayah Anotherworld
"kakak, ini semua berawal ketika kau menghilang setahun yang lalu. Malam itu paman membawaku pergi tanpa alasan yang jelas, setelah kembali aku tak menemukan dirimu bahkan ibu dan ayah ikut menghilang. Selama setahun terakhir aku hidup sendiri karena paman seolah lepas tanggungjawab terhadap kehidupan ku" tutur Adel berurai air mata menceritakan hal yang ia alami pasca kepergian Eden
'paman Jason, sudah ku duga ada yang aneh dengannya' gumam Eden menanggapi cerita Adel sekaligus mengingat prasangka buruknya terhadap paman Jason.
"Awalnya ku pikir kau memang telah mati tenggelam, namun beberapa minggu kemudian sebuah bunga dan sepucuk surat datang dari dirimu dan membuat ku sangat terkejut karena menjadi bukti bahwa prasangka ku selama ini salah, kau tidaklah mati. Setahun belakangan aku mencari informasi tentang kemungkinan ada pulau di balik Segitiga Bermuda, singkat cerita berdasarkan hasil yang telah terkumpul mendorong ku untuk menyebrang sendiri dan begitulah aku sampai di sini kak, kurang lebih hampir satu bulan lamanya aku mencoba bertahan di wilayah asing dengan bahasa baru, bekerja di toko roti adalah satu-satunya cara agar aku bisa bertahan di Negara ini" penuturan Adel membuat siapa saja yang mendengar terenyuh karena keputusan ekstrem yang dibuat oleh Adek untuk menyeberang ke wilayah Anotherworld merupakan tindakan yang tidak semua orang bisa mengambil resiko berbahaya itu.
"Awalnya Cecilia yang menemukan toko roti tempat Adel bekerja, saat anda sedang melaksanakan misi di gunung Tarsa. Karena toko roti tempat Adel bekerja sangat terkenal ia mengajakku untuk membeli beberapa potong dan itu memang lezat" Chris menambahkan cerita dengan sengaja melanjutkan cerita Adel tentang bagaimana ia bisa menemukan dia di sana.
"Benar apa yang dikatakan oleh Chris nona, sejujurnya hamba memang berniat membawa si pembuat roti itu untuk bekerja di dapur Istana Vie Rose, namun hamba sendiri tidak menyangka bahwa si pembuat roti adalah nona Adel, seharusnya hamba mengetahui ini lebih cepat, maafkan hamba" sambil tertunduk Cecilia meminta maaf dengan tulus sekaligus melanjutkan cerita yang disampaikan oleh Chris.
"Kalian berdua, aku benar-benar sangat berterimakasih karena kalian telah menemukan Adel malah lebih cepat seperti sekarang.. kalau bukan karena kalian berdua mungkin kami tidak bisa bertemu hari ini" ucap Eden dengan tulus menyampaikan rasa terimakasih pada Chris dan juga Cecilia.
"Tapi, bagaimana bisa dia, ah maksud saya nona Adel menyebebrang melewati portal itu?" Marco kembali bertanya mengenai hal yang membuatnya penasaran.
"Energi jiwa!" serentak menjawab pertanyaan Marco yang sontak membuatnya terkejut.
"Apa? energi jiwa? tunggu dulu, jadi hanya aku disini yang belum tau mengenai hal itu?" keluh Marco seolah hanya ia yang tidak tahu.
"Cecilia dan Chris sebelumnya sudah menceritakan hal ini, karena telah berbagi energi jiwa dengan nona Eden maka siapa pun akan dengan mudah melewati portal sekalipun ia bukan berasal dari wilayah Anotherworld" Lucas memberi penjelasan singkat pada Marco agar ia mengerti mengapa Adel bisa sampai ke wilayah Anotherworld.
Kedatangan Adel ke Istana hari ini memberi kebahagiaan tersendiri bagi Eden, mengingat ia benar-benar menyayangi sang adik meskipun mereka bukan saudara kandung. Akan tetapi kedatangan Adel dapat pula menjadi bumerang yang nantinya bisa sebagai di sumber malapetaka bagi Eden karena musuhnya saat ini tengah mencari kelemahan dan berusaha menghancurkan Eden.
***
"Apa?!" seru Pangeran Arthur mendengar laporan yang disampaikan oleh Hansel mengenai kedatangan adik Eden yang berasal dari luar wilayah Anotherworld.
"Benar Yang Mulia, dari berita yang beredar hamba mendengar bahwa adik nona Eden telah berada di wilayah Anotherworld kurang lebih selama satu bulan"
"Kakak, apa yang harus kita lakukan, identitasnya.." Pangeran Arthur mengeluhkan kedatangan mendadak adik angkat Eden, tetapi belum seselai berbicara Raja Louise sudah memotong ucapannya.
"Aku tau, tapi tidak ada yang bisa dilakukan untuk saat ini,, biarkan dia di sini sementara lalu Hansel carilah solusi masalah identitas adik Eden.. selesaikan secepat mungkin" Raja Louise segera memberi perintah pada Hansel untuk menyelesaikan masalah hari ini agar tidak menimbulkan kekacauan di masa depan.
Hal ini dikeranakan ada hukum tersendiri bagi orang luar yang masuk ke wilayah Anotherworld dan hukum itu bersifat mutlak juga telah disetujui oleh seluruh pemimpin dari ke tujuh negara di wilayah Anotherworld. Bil identitas asli Adel terungkap bisa saja menimbulkan masalah yang akan membawa-bawa nama baik Eden, tak hanya sebagai kesatria terpilih melainkan juga posisi Eden sebagai calon ratu Anotherworld. mendengar perintah Raja louse membuat Hansel menuruti perintah tersebut, ia mulai bergerak hari ini agar tidak menimbulkan kekacauan di dalam Istana.
"Aku akan mengawasinya secara langsung" ucap Pangeran Arthur menawarkan diri untuk menjadi mata-mata yang mengintai Adel.
"tidak, akan gawat jika kau yang mengawasinya langsung.. minta saja Marco atau Justin untuk melakukan tugas ini" ucap Raja Louise yang melarang Pangeran Arthur agar tidak melibatkan diri dalam masalah ini dan Pangeran Arthur pun tidak ada pilihan lain selain menuruti kakaknya.
(malam hari di Istana Vie Rose)
Eden dan Adel memilih untuk tidur bersama malam ini, selain karena Adel baru memasuki Istana alasan lain adalah karena dia benar-benar merindukan kakaknya, keduanya tidur sambil melihat langit-langit kamar Eden. Keduanya saling berbagi cerita tentang banyak hal, terutama Eden yang menceritakan kisah hidupnya selama tinggal di Anotherworld, sejujurnya ia sama sekali tak menyangka bahwa hidupnya akan berubah 30 derajat, benar-benar berbeda dari kehidupan yang ia jalani bersama keluarga Ludwig.
Pada awalnya Eden bercerita ketika ia selamat bahwa hanya ingin hidup sederhana, namun jalan yang ia lalui tidak sesederhana keinginannya karena takdir nya telah ditentukan sejak ia lahir yaitu menjadi kesatria terpilih. Mulai dari masuk sebagai peserta dalam arena pertandingan berlanjut dengan tragedi hilang ingatan hingga harus membuat ikatan dengan Sang Naga Api, begitulah Eden bercerita secara detil mengenai kejadian selama setahun terakhir, tidak ada istirahat bahkan hari libur merupakan keinginan semu yang tidak dapat terwujud. Bila pada kehidupannya dahulu Eden pernah merasa takut jauh dari kelurga, namun sekarang semuanya benar-benar telah berubah, ia tidak takut pada apapun di masa depan dan ingin menjalani kehidupan hari ini dengan baik. Karena bagi Eden akan terasa sia-sia bila memikirkan takdir yang telah ditentukan di masa depan sehingga ia hanya harus bersenang-senang saat ini.
"Dulu aku selalu takut pada hal-hal kecil, tapi setelah tinggal di Anotherworld aku sudah tidak pernah takut pada hal-hal itu, setahun terakhir banyak kejadian besar yang telah ku lalui, khawatir pada masa depan adalah hal yang sia-sia karena nasib ku telah ditentukan sejak lahir.. karena itulah aku hanya ingin memikirkan hari ini saja dan menjalaninya dengan baik" ucap Eden menutup ceritanya, mendengar hal ini membuat Adel sadar bahwa kakaknya memiliki pikiran yang dewasa meski usianya masih usia awal 20 tahun. Matanya sempat berbinar kagum melihat perubahan yang terjadi pada kakaknya tersebut. Tak ingin terlarut Adel pun menanyakan hal lain yang membuatnya cukup penasaran karena berita ini sangat populer di luar Istana yang sempat ia dengar ketika bekerja di toko roti sebelumnya.
"Jadi seperti apa dia.. emm maksudku Raja yang akan menjadi suami mu kak" tanya Adel yang tiba-tiba merasa penasaran dengan sosok Raja Louise.
"Jangan pernah penasaran pada orang itu" jawab Eden seolah melarang adiknya untuk tidak membahas Raja
"Kenapa?" penasaran membuat Adel semakin mendekat pada Eden.
"Karena dia tidak seperti yang kau bayangkan" sahut Eden singkat agar Adel tak bertanya lagi, namun dalam benak Adel Raja yang ia bayangkan adalah sosok tinggi bebadan tegap dan besar juga memiliki paras yang tampan, bila yang di ucapkan Eden benar lantas yang dipikirkan Adel menjadi sebaliknya yaitu Raja tidak tampan juga tidak keren, Adel lantas menggelengkan kepalanya.
"Lalu apa yang kau suka darinya, kenapa kau mau?" tanya Adel yang masih penasaran alasan mengapa kakaknya mau dinikahi oleh Raja padahal usianya terbilang muda.
Menanggapi pertanyaan Adel membuat Eden menghela nafas panjang, "Tidak ada pilihan lain, aku terjebak" ucap Eden singkat, ia seolah tak ingin membahas mengenai Raja Louise.
Melihat ekspresi sang kakak yang sedari tadi tidak berniat membicarakan Raja membuat Adel jadi berpikir ingin menjahilinya, Adel pun mengelus pelan rambut sang kakak sambil berbicara, "Betapa malangnya kakak ku ini, aku akan memberikan sebuah pelukan agar kau merasa lebih tenang" Adel tiba-tiba memeluk kakaknya dengan erat.
"Lepaskan" seru Eden yang merasa risih atas tindakan spontan Adel, bukannya melepaskan justru semakin Eden menolak semakin kuat kekuatan Adel mendekap tubuhnya, tak ada pilihan lain, Eden pun menyerah atas kuasa adiknya terhadap tubuhnya.
"kau ini semakin lama semakin kuat ya" ucap Eden ketus
"Jangan meremehkan kekuatan pembuat roti kak, kami selalu membuat adonan dengan tangan kami sendiri jadi dapat dikatakan kami terlah terlatih dalam hal fisik" Adel sedikit menyombongkan kemampuannya.
"ya terserahlah aku mau tidur" ucap Eden, malam itu keduanya benar-benar tertidur lelap dan Adel masih memeluk kakaknya dengan erat.
Keesokan pagi, Eden bangun lebih awal dari biasanya, maklum saja hari ini merupakan upacara penyambutan siswa baru Akademi Militer Anotherworld dan tahun ini menjadi giliran The Great WallesAztec menjadi tuan rumah pelatihan ini setelah sebelumnya wilayah Assiria memegang kuasa selama 5 tahun.
Pelatihan ini diadakan 5 tahun dengan pergantian basecamp pelatihan dari negara satu ke negara lain. Antusiasme siswa yang mendaftar sebagai calon pasukan pelindung negara pun meningkat karena tersebarnya kabar mengenai Eden sebagai sang kesatria terpilih akan naik menjadi ratu The Great Aztec mendampingi Raja Louise. Kesempatan ini tentu saja tidak di disia-siakan oleh para pendaftar karena mereka sangat ingin menjadi bagian dalam melindungi portal wilayah bersama kesatria terpilih. Sambutan yang cukup menyentuh diuratakan oleh Eden pada calon pasukam pelindung negara yang berhasil lolos, setelah selesai mereka semua memberi tepuk tangan meriah diikuti penembakan panah bumerang ke atas langit sebagai tanda telah dibukanya akademi periode ini.
Setelah selesai memberi sambutan Eden pun bergegas turun dari podium, namun langkahnya terhenti karena harus memberi salam pada perwakilan petinggi 7 negara yang hadir menyaksikan sekaligus mengantar perwakilan terbaik mereka untuk menempuh pendidikan dalam akademi periode ini. Eden yang tahu persis sifat para petinggi negara yang kotor membuatnya hanya menjawab seperlunya, ia tidak benar-benar ingin bersikap baik pada mereka. Melihat respon dingin Eden membuat Jose sempat kelabakan, ia bahkan memberikan peringatan pada Eden agar bersikap lebih baik karena mereka adalah tamu, akan tetapi Eden tak mengindahkan teguran Jose. Hingga acara saling sapa selesai Eden pun bergegas pergi menghindar dan pergi meninggalkan para petinggi tersebut.
"Nona anda tidak seharusnya bersikap dingin seperti itu, anda tau bahwa relasi itu sangat penting" Jose berjalan tepat dibelakang Eden, ia mengikuti langkahnya yang sangat cepat sambil mengeluhkan sikap dingin Eden pada petinggi negara sebelumnya.
"Tapi, anda tahu benar bahwa aku tidak membutuhkan relasi semacam itu.. politik sangat keji, aku hanya akan membantu masyarakat kalangan bawah saja, dan bangsawan tidak masuk dalam daftar ku" dengan nada yang penuh amarah Eden menjawab Jose tanpa melihat ke arah belakang melainkan terus berjalan dengan cepat.
Mendengar hal ini membuat Jose sadar bahwa Eden memiliki pendapat sendiri mengenai bangsawan kelas atas, wajar saja mengingat sebelumnya ia telah mengalami bahkan melihat kejadian buruk mengenai desa tertinggal selama misi gunung Tarsa.
"Mohon maafkan ketidak sopanan hamba nona, lalu adakah yang membuat nona tidak senang? hamba akan menyingkirkannya untuk nona" merasa bersalah atas prasangka buruknya terhadap Eden membuat Jose menawarkan diri untuk membantunya. Namun di tengah perjalanan Eden tiba-tiba menghentikan langkahnya dan terpaku melihat ke arah depan, "ada, aku tidak senang dengan orang yang sedang berjalan ke arah ku, tolong singkirkan dia untuk ku, Jose" sambil tersenyum melihat ke arah Jose, karena berada di belakang Eden Jose pun sedikit memiringkan kepala untuk melihat siapa sosok yang membuat nonanya tidak senang tersebut.
Bukannya menyanggupi Jose malah gemetar hebat setelah melihat sosok yang sedang berjalan ke arah keduanya, "Jika beliau orangnya hamba tidak sanggup, lebih baik anda membunuh saya nona" menundukkan kepala dan menunjukkan bahwa nyali Jose tiba-tiba menciut, hal ini disebabkan oleh sosok yang berjalan tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Raja Louise, sambil berjalan ia melempar senyum manis pada Eden bak model yang sedang berjalan di catwalk, sedangkan Eden membalas senyuman itu kemudian berjalan mendekat.
Pertemuan keduanya memang tampak seperti sepasang kekasih yang dimabuk asmara namun aura yang dikeluarkan tampak begitu gelap hingga membuat siapa saja yang melihat merasa merinding dibuatnya.