Chereads / Laluna / Chapter 88 - Beban Tersembunyi

Chapter 88 - Beban Tersembunyi

'melegakan sekali setelah datang ke tempat ini, tapi aku harus segera bersiap dan kembali.. mereka semua telah menunggu ku'

Gumam eden seraya memakai pakaian hingga menutup semua bagian tubuhnya, Setelah itu ia pun keluar.

"astaga! Anda mengagetkan ku saja sri"

Sambil sedikit melompat lalu menyentuh dada karena terkejut dan tak menyadari kehadiran sri isaac xavier yang berdiri tepat di samping portal pintu masuk menuju danau suci.

"apakah kau baik-baik saja?"

Tanya sri isaac xavier mengkhawatirkan kondisi eden

"apa maksud anda, tentu saja perasaan saya jauh lebih baik setelah berendam di danau suci"

Jawab eden sambil tersenyum kemudian di sambut pelukan spontan oleh sri isaac xavier

"aku senang kau berhasil"

Ucap sri isaac xavier lembut yang di sambut dengan balasan pelukan oleh eden terhadap sri isaac xavier.

"menginaplah disini"

Melepaskan pelukannya terhadap eden dan membuat eden sedikit bimbang karena ia merasa harus segera kembali tetapi ia sendiri tak dapat menolaknya.

"baiklah, hamba akan menginap untuk malam ini saja"

Ucap eden menerima tawaran sri isaac xavier, keduanya pun lantas berjalan masuk menuju gedung asrama.

***

Keesokan harinya keberhasilan eden telah memancing kebahagiaan dan suka cita bagi seluruh masyarakat di penjuru anotherworld termasuk para pemimpin negara yang ikut merasa lega atas keberhasilan misi tersebut.

Tak sedikit dari rakyat merayakan keberhasilan ini dengan menari dan memainkan alat musik terutama di pusat kota the great walles, bahkan ada pula yang membagi-bagikan bunga pada setiap pejalan kaki yang lalu lalang.

Mereka merasa sangat gembira karena kemunculan kesatria terpilih yang telah di tunggu selama puluhan tahun akhirnya membawa angin segar dan perlindungan bagi wilayah anotherworld.

Saat itu di toko kue, adel sedang menata kue yang selesai ia panggang pada rak dan juga meja agar terlihat menarik, sesekali ia melihat keluar dari dalam jendela toko.

Suasana ramai dan riuh di luar rupanya membuat adel tersenyum kecil karena kesenangan penduduk sekitar membuat dirinya terhibur.

"jika anda ingin keluar maka keluarlah sejenak.. lihatlah keramaian di sana"

Ucap sang pemilik toko karena melihat adel seperti tertarik dengan keramaian di luar, namun adel segera menolak dengan menggelengkan kepalanya

"ahh.. tidak perlu,, saya di sini saja lagi pula banyak roti yang belum tertata"

"eeiiiihhhhh... sudah keluar saja nona, anda sudah bekerja keras di toko ku selama ini.. sisa roti biar aku yang menata"

Ucap si pemilik toko yang merebut nampan beserta roti di tangan adel kemudian sedikit mendorongnya keluar

"ahh baiklah, kalau begitu saya keluar sebentar.. terimakasih"

Sambil tersenyum berpamitan pada si pemilik toko

"dasar nona itu, dia sudah bersusah payah membuat toko ku menjadi sebesar ini"

Gumam si pemilik toko yang sedikit merasa iba karena adel tidak pernah keluar untuk melihat sekitar.

Tak berselang lama, cecillia dan chris datang, keduanya seperti akan membeli roti.

"permisi"

Seru cecillia sambil membuka pintu

"ahh nona pelanggan silahkan masuk, kebetulan roti kami baru saja dikeluarkan dari pemanggan dan masih hangat, hari ini sepertinya anda akan memesan roti lagi"

Ucap si pemilik toko ramah pada cecillia

"benar bibi, aku ingin membeli beberapa kue dan sebenarnya aku juga ingin bertemu dengan si pembuat roti di toko anda"

"ahhh.. nona itu.. kebetulan sekali baru saja dia keluar untuk melihat perayaan"

Jawab si pemilik toko yang membuat cecillia juga chris saling melihat satu sama lain kemudian kembali melihat ke arah si pemilik toko

"kira-kira kapan nona itu akan kembali?"

tanya cecillia

"aku tidak tau, karena dia hanya mengatakan ingin pergi sebentar mungkin dia akan segera kembali"

"ahh baiklah kalau begitu, kami akan kembali lagi besok, tolong bungkuskan roti seperti biasa ya bibi"

Ucap cecillia, sedangkan chris pergi melihat roti yang tertata di rak, lalu si pemilik toko pun mulai membungkus roti satu per satu sambil mulai berbicara menceritakan nona pembuat kue

"nona yang bekerja di tempat kami, dia sedikit aneh.. sepertinya dia bukan berasal dari wilayah ini, entah mengapa bahasanya sedikit sulit untuk di mengerti"

"apa maksud anda?"

Tanya cecillia

"nona itu sangat pendiam, aku bahkan bingun untuk berkomunikasi dengannya tapi untung saja nona itu memiliki bakat membuat kue yang hebat sehingga toko ku bisa sebesar ini"

"ahh begitu, mungkin saja nona itu memiliki riwayat penyakit bibi"

Imbuh cecillia supaya sang pemilik toko tidak berburuk sangka terhadap nona pembuat kue

"iya mungkin saja begitu, ini roti yang anda inginkan semua nya 20 koin"

"terimakasih bibi, aku akan kembali lagi lain kali.. sampai jumpa"

Cecillia dan chris pun berpamitan pada pemilik toko, keduanya pun menyempatkan diri berjalan-jalan di luar sambil berbagi sepotong roti sebelum kembali ke istana.

"lihat lah perayaan ini, ku harap nona eden mengetahuinya"

Gumam cecillia sambil menggingit kecil kue yang ia pegang

"sebenarnya dimana nona berada, kenapa ia tak kunjung kembali?"

Ucap chris sedikit mengeluh karena nona mereka yang tak menampakkan diri

"kau benar, apakah mungkin nona tidak pulang karena terjasi sesuatu?... ahh tidak tidak mungkin"

Cecillia menyangkal pikiran buruknya sambil menggelengkan kepala

"sudah lah tenang saja nona eden akan baik-baik saja"

"iya kau benar chris"

Sambil mengangguk setuju pada chris

'dugg'

Chris tak senagaj menabrak seseorang yang berjalan dihadapannya hingga terjatuh, ia pun segera membantu orang tersebut dan meminta maaf..

"maaf, apakah anda baik-baik saja"

Tanya chris sambil membantunya berdiri

"ahh tidak apa-apa tuan, saya juga salah karena tidak memperhatikan jalan"

Wanita yang di tabrak oleh chris adalah adel, keduanya kini saling melihat satu sama lain dan sejenak terpaku.

"mohon maafkan dia nona"

Imbuh cecillia yang membuat keduanya tersadar

"baiklah permisi"

Ucap adel tersenyum lalu pergi, chris membalas senyumnya lalu menoleh ke belakang memperhatikan adel berjalan pergi.

"ada apa?"

Tanya cecillia penasaran dengan sikap chris

"ahhh tidak apa-apa, aku hanya merasa pernah melihatnya"

Jawab chris yang sedikit ragu terhadap daya ingatnya

"ah.. itu hanya perasaan mu saja, lagi pula kita sudah menjelajah ke seluruh negeri dan bertemu banyak orang jadi ku rasa kau hanya salah lihat"

"iya kau benar, ayo kita harus segera kembali"

Chris dan cecillia pun kembali ke istana, seperti biasa sesampainya di istana mereka berdua sudah di sambut oleh penggemar tetap kelezatan roti buatan adel, para penggemar ini tidak lain adalah justin, diana, kate dan laura, mereka seperti sudah tidak sabat menantikan roti tersebut.

"ini pesanan kalian"

Ucap chris sambil memberikan roti dalam bungkusan besar dan tak berselang lama mereka pun saling berebut untuk mengambil roti tersebut.

"jadi apakah kalian berhasil merekrut si pembuat roti nya?"

Tanya diana yang di jawab dengan gelengan kepala oleh chris dan juga cecillia

"sayang sekali ya, padahal kalian sudah sering meminta untuk bertemu dan sesering itu juga si pembuat roti menolak bertemu, lalu alasan kali ini apa?

Ucap kate

"dia sedang keluar melihat perayaan"

Jawab chris

"oh iya mengenai perayaan ku dengar sangat ramai di luar, ahhh aku sangat ingin melihatnya"

Gumam laura

"apa kita keluar saja untuk melihatnya?"

seru diana bersemangat namun kate malah memarahinya

"itu tidak mungkin, kau tau kita harus berjaga di istana nona eden"

"ah iya kau benar, semenjak rubah itu datang.."

"diana jaga ucapan mu"

Seru kate tak suka pada cara mengumpat diana

"ah iya maafkan aku"

Diana buru-buru menyesali perbuatannya

"meskipun dia memang mirip seekor rubah tapi kastanya jauh lebih tinggi dari kita"

imbuh kate yang juga terlihat kesal pada sosok yang mereka sebut rubah

"sejak dia datang sifat sok mengaturnya sangat terlihat jelas padahal raja louise tidak mengakuinya"

Kali ini laura juga mulai mengeluhkan sifat buruk dari sosok rubah yang mereka bicarakan

"memang rubah itu siapa"

Ucap lucas yang baru saja datang bersama marco, keduanya menghampiri rombongan dan tak sengaja mendengar mereka sedang bergosip

"lucas, marco.. apakah keadaan kalian sudah membaik?"

Seru justin menanyakan keadaan keduanya

"ya jauh lebih baik dari sebelumnya"

Jawab lucas sambil memijat sedikit bagian pundaknya dan memulai pemanasan kecil dengan memutar-mutar pundaknya

"rubah itu siapa? Kalian belum menjawab ku"

Lucas kembali menanyakan bahan gosip yang sebelumnya dia dengar

"haahhh... aku.. ah tidak kami sangat kesal dengan rubah ini sampai tidak ingin membahasnya"

sahut diana dengan ketus dan sesekali menghela nafas

"seburuk itu kah sifatnya?"

Gumam marco yang juga penasaran pada sosok yang sedang dibicarakan

"sejujurnya saat kalian pergi ada kejadian tidak menyenangkan di istana, raja secara tiba-tiba mendapatkan upeti dari kerajaan eufrat.. upeti tersebut bukanlah emas atau perhiasan melainkan istri"

Jelas chris

"apa?!"

seru marco terkejut dengan cerita chris

"keadaannya semakin kompleks ketika kami tahu bahwa upeti tersebut adalah cinta pertama raja louise"

Seolah enggan menceritakan namun chris harus melanjutkan agar marco dan lucas mengetahui cerita sesungguhnya

"yang jelas raja louise sudah menempatkan upeti itu di kastil paling belakang dan menutup aksesnya ke istana utama tetapi entah bagaimana ia bebas berkeliaran di istana.. yang membuat ku kesal beberapa waktu lalu ia berusaha merebut istana vie rose dengan sembarangan"

Kate menceritakan dengan penuh berapi-api

"ya karena itulah kami harus gantian berjaga agar ia tahu dimana tempat nya yang sesungguhnya"

Imbuh laura

"kami berharap agar nona eden bisa segera kembali"

ucap diana tentang keinginan besarnya saat ini

***

(kuil suci)

'haaaaattccchhhuuuuuuuuu'

Suara bersin lantang dikeluarkan oleh eden

"sepertinya ada yg sedang membicarakan ku, atau karena efek mandi tengah malam ya.. hidungku jadi sedikit berair.. ternyata danau suci pun bisa membuat seseorang sakit"

Gumam eden tak jelas sambil menuangkan air ke dalam gelas lalu meminumnya hingga habis

"ahhhh lega rasanya"

Ucap eden puas, ia pun sedikit meregangkan otot-ototnya dengan merentangkan kedua tangannya

"anda sudah bangun"

ucap seorang pria dari arah belakang membuat eden terkejut dan spontan menoleh

"maaf datang tanpa mengetuk pintu, perkenalkan saya Damian, keturunan dari sri isaac xavier"

Damian memperkenalkan diri dengan sopan berbeda jauh dari yang ia bayangkan

'keturunan? Apakah sri isaac xavier pernah menikah'

Gumam eden dalam hati yang membuatnya memberi kesimpulan sendiri, saking terkejutnya sampai membuat eden melotot dan menutup mulutnya dengan menggunakan kedua tangan lalu menggelengkan kepalanya

"apa yang sedang anda pikirkan? Keturunan yang di maksud bukan keturunan seperti manusia biasa yang memiliki pasangan lalu punya anak, keturunan disini adalah berupa tanda yang diberikan oleh dewa"

Damin menjelaskan agar eden tidak salah paham

"aahhhhh begitu rupanya"

Sambil menganggukkan kepala eden pun paham dan membuang jauh-jauh pikiran nya itu.

"syukurlah kalau anda mengerti.. oh iya mengenai kejadian semalam saya secara pribadi meminta maaf atas ketidaksopanan tersebut, ini semua tidak terlepas dari kurangnya kepekaan saya.. mohon anda memakluminya"

Eden sedikit curiga dengan permintaan maaf yang terdengar tulus tetapi seolah mengumpat

"apa sri isaac xavier menyuruh anda untuk meminta maaf?"

'dia peka sekali'

Gumam damian dalam hati yang ketahuan bahwa ucapannya tidak sungguh-sungguh

"ya tapi aku tidak peduli mau tulus atau tidak tolong lupakan kejadian semalam dan mari saling memaafkan"

Ucap eden pada damian lalu mengulurkan tangannya sambil tersenyum.

Damian pun membalas eden dan menggapai tangannya, keduanya kini saling bersalaman.

Beberapa saat berlalu, eden sudah berkemas dan mengenakan pakaian yang semalam ia kenakan.

Sepertinya ia siap untuk pulang, kali ini sri isaac xavier sendiri yang mengantarnya langsung.

Dihadapan sri isaac xavier eden berniat memanggil naga api namun urung ia lakukan, ia merasa menggunakan gate jauh lebih efektif.

"apa sangat sulit mengendalikannya?"

Tanya sri isaac xavier merasa janggal pada hal yang dilakukan oleh eden.

Eden tak menjawab melainkan hanya tersenyum.

"aku berencana menempatkan damian di sisi mu agar kau bisa melatih dan mengontrol kekuatan sang naga api sampai kau siap menggunakannya untuk memperkuat portal"

"akan saya pikirkan lagi"

Ucap eden sedikit lesu

"eden, apakah perjanjian itu.. maksud ku sesuatu yang kau korbankan apakah ini sangat berarti bagi mu?"

"tidak.. justru saya merasa yakin dengan hal yang saya korbankan ini"

Dengan tegas eden menjawab.

"beberapa hari lagi, raja dari tujuh negara besar akan berkumpul untuk berkoordinasi masalah portal"

"apakah.... apakah saya boleh tidak datang?"

eden sedikit berkaca-kaca dan seolah tak bersemangat

"apakah ada yang membuat mu tidak senang?"

tanya sri isaac xavier

"tidak, bukan begitu sri, saya akan datang.. sampai jumpa sri"

Karena tidak ingin membuat sri isaac xavier gelisah eden pun buru-buru mengakhiri percakapan lalu segera berpamitan..

Ia pun langsung masuk ke dalam gate, meski pikirannya sedang tidak tenang namun ia berusaha agar bisa menyembunyikannya, apalagi sebentar lagi eden akan bertemu dengan teman-temannya.

Dalam benaknya saat ini hanya ada kata 'senang' supaya tidak membuat yang lain khawatir.

***

"apa?! Jadi kakak sudah membuat eden salah paham?"

Seru Arthur terkejut mendengar cerita kakaknya

"pantas saja eden tidak kembali semalam, aku sama sekali tidak habis pikir dengan pola pikir kakak"

Sambil menggelengkan kepala dan merasa kesal dengan raja louise

"pokoknya kali ini aku ada di pihak eden.. jangan meminta ku untuk membela kakak.. sampai mati pun aku tidak sudi"

seru arthur dengan penuh penekanan, singkat, padat dan jelas

"kau ingin benar-benar mati?!"

Dengan nada mengancam arthur dan sontak membuat arthur merinding mendengar kakaknya berbicara.

"yang mulia, yang mulia hamba mohon izin untuk menghadap"

Seru seorang pengawal seolah sedang terburu-buru dan raja louise pun mengizinkannya masuk

"yang mulia hamba ingin memberikan laporan bahwa sebuah gate sedang dalam proses pembentukan sepertinya gate ini membawa nona eden kembali ke istana"

Mendengar laporan seorang pengawal membuat louse spontan berdiri dan meninggalkan ruang kerjanya, denga langkah yang terburu-buru louise berjalan menuju gate yang sedang terbentuk..