Sempat membuat rekan nya khawatir karena mengira diri nya pingsan kini setelah lima jam berlalu eden pun bangun dengan perasaan segar..
Ia lantas segera berdiri lalu mengumpulkan nyawanya dengan meregangkan seluruh tubuhnya dan sedikit menguap,
"astaga! Kau mengagetkan ku saja"
Marco berdiri tepat di belakang eden dengan memasang wajah sebal
"singkirkan wajah jelek mu itu"
Imbuh eden yang risih melihat ekspresi marco terhadap dirinya.
"syukurlah kau sudah bangun, saat nya kita melanjutkan perjalanan karena tak banyak waktu tersisa"
Ucap lucas yang duduk tepat di sebelah eden berdiri.
Mereka pun segera berkemas dan melanjutkan perjalanan, pengalaman yang cukup singkat berada di desa londo tak akan pernah terlupakan dalam benak mereka berempat.
***
(Di sebuah toko roti di the great aztec)
Di tempat tersebut adel bekerja setelah sebelumnya ia selamat lalu melakukan perjalanan yang tak pasti hingga membawanya ke pusat kota the great aztec.
Karena tak memiliki uang sepeserpun adel pun mencoba mencari pekerjaan dan beruntung ia bisa mendapat kerja sebagai pembuat roti di sebuah kedai kecil.
Kedai ini tidak memiliki keistimewaan karena hanya menjual roi-roti dasar saja dan tidak ada roti tart atau yang lebih modern, melihat hal ini adel pun membuat roti yang lebih bervariasi agar menarik banyak pembeli di sekitar.
Maklum saja persaingan kedai roti di the great aztec sangat ketat sehingga mendorongnya untuk bernovasi dan baru beberapa hari ia membuat perubahan semua roti yang di buat oleh adel selalu terjual habis setiap hari.
Penjualan yang cukup signifikan berdampak baik bagi pemasukan kedai tersebut, melihat antusias pembeli yang semakin hari semakin ramai membuat sang pemilik toko secara khusus mempekerjakan adel hanya untuk membuat roti seperti resepnya.
Adel merasa Senang dan bangga karena untuk pertama kali dalam hidupnya ia bekerja paruh waktu menghasilkan uang sendiri setelah sebelumnya ia selalu hidup serba berkecukupan apalagi kini ia yakin bida bertahan hidup di tempat yang asing ini.
Memang pada awalnya saat pertama kali tiba, adel merasa tak masuk akal dengan keadaan di the great aztec yang sangat kuno, namun setelah mencoba memastikan bahwa ia tak salah lihat dan bertanya pada beberapa orang ia pun menyadari tahun yang berjalan antara wilayah asing ini sama dengan negara tempat adel tinggal sebelumnya.
Aneh bagi adel ketika kehidupan di sini jauh dari modernitas seolah telah menutup diri sejak lama sehingga terjaga keaslian budayanya, namun adel juga bersyukur karena bahasa yang digunakan tidak jauh berbeda dengan bahasa yang ia gunakan sebelumnya meskipun bahasa resmi di wilayah asing ini terdengar kaku dan formal.
Adel tetap memaklumi dan mengikuti aturan yang ada karena wilayah yang ia tinggali sekarang masih menggunakan sistem kerajaan, untuk saat ini adel akan lebih fokus pada pekerjaannya.
Terkadang sembari menjual roti adel mencuri dengar dari para pelanggan toko mengenai wilayah yang ia tinggali saat ini, bagaimana aturan, lingkungan, masyarakat dan segala kejadian yang sedang panas di bicarakan semua informasi ini adel kumpulkan agar lebih memahami situasi yang tengah berlangsung.
roti yang adel buat adalah roti kesukaan eden yaitu cheese cake, dengan membuat makanan kesukaan kakaknya itu adel berharap bila memang kakaknya masih hidup suatu hari ia akan datang karena kue ini.
Kue ini cukup memiliki kesan yang mendalam antara keduanya karena memiliki kenangan tersendiri dan ia bersyukur karena kue buatannya semakin laris dan suatu saat akan di kenal hingga pelosok negeri.
Di antara orang-orang yang mengantri hari ini ada cecillia, ia tak sengaja lewat dan penasaran akan rasa kue dari toko ini karena itu meskipun harus menunggu lama ia rela agar bisa membeli kue tersebut untuk teman-temannya di istana.
Saat membeli kue ia bertatapan langsung dengan adel tetapi mereka berdua memang tidak saling mengenal karena belum pernah bertemu sebelumnya, bila chris yang masuk ke dalam toko mungkin saja dengan mudah ia akan mengenali wajah adel dan sayangnya chris memilih menunggu di luar karena tak suka mengantri panjang.
Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan cecillia pun bergegas kembali ke istana the great aztec bersama dengan chris.
Sesampainya di istana tepat saat jam istirahat berlangsung cecillia bergegas menghampiri teman-temannya yaitu justin, kate, diana, dan laura lalu membagikan roti secara merata.
Cecillia sengaja memberikan beberapa kue dengan rasa berbeda seperti tiramissu, coklat, kismis, dan keju, lalu cheese cake karena di batasi perorang hanya boleh membeli 1 potong saja secara khusus untuk ia makan sendiri karena sangat penasaran dengan rasa kue tersebut.
Benar saja rasa cheese cake yang ia makan sangatlah lembut berbeda dengan kue kebanyakan, rasa lainnya pun tidak kalah enak karena masing-masing dari mereka langsung menyukai rasanya tersebut,
"enak sekali.."
Seru diana yang menikmati roti pemberian cecillia
"kau benar, aku belum pernah merasakan rasa roti yang seperti ini"
Sahut laura setuju dengan diana
"ngomong-ngomong diamana kau membelinya? Aku juga ingin membelinya lain kali"
Tanya diana pada cecillia
"aku membelinya di holly cake, tokonya tidak terlalu besar tapi pembeli di sana rela mengantri panjang demi mendapatkan roti ini dan sebelum tengah hari roti jenis ini langsung habis"
Cecillia menjelaskan secara singkat padat dan jelas sambil menunjukkan cheese cake yang ia makan
"benarkah? Tapi bila dibandingkan dengan rasanya aku rasa mengantri tidak akan jadi masalah, benarkan?"
Ucap diana sambil menyenggol laura yang di sambut anggukan olehnya.
"hei apa kita rekrut saja si pembuat roti khusus untuk istana nona eden"
Laura spontan mengutarakan pendapatnya
"hei itu berlebihan"
Ucap kate singkat membuat laura terdiam, tapi memang benar yang dikatakan oleh laura karena meskipun cecillia merupakan pelayan pribadi eden dia tidak bisa merekrut orang sembarangan untuk bekerja di istana.
Tetapi cecilia tidak mengiyakan maupun menolak, ia malah memikirkan bahwa ide yang diutarakan oleh laura bisa menjadi pertimbangan di masa depan.
Lagi pula tidak lama lagi misi akan segera selesai, sepulangnya eden dari gunung tarsa akan di sambut besar-besaran tentu saja perlu bagi cecilia memberikan sambutan khusus bagi nona nya tersebut mengingat eden adalah seorang pecinta makanan manis apalagi kue, untuk itu cecillia bertekad akan mencari informasi lengkap mengenai si pembuat kue dan membawanya ke kerajaan khusus menyiapkan makanan manis bagi eden.
***
Setelah menempuh beberapa jam perjalanan kini eden beserta rekannya telah sampai di padang rumput gajah atau naper grass, anehnya saat akan memasuki naper grass tersebut blue dan white seakan enggan untuk masuk.
Eden sempat berusaha membujuknya agar mau namun blue dan white tetap menolak mereka meronta meskipun eden, marco, lucas sekuat tenaga menarik keduanya namun mereka tetap tak ingin masuk.
hal ini tentu saja terasa janggal bagi mereka karena gunung tarsa sudah berada tidak jauh dan naper grass yang ada di hadapan saat ini tidaklah terlalu luas.
"sudah secara naluriah bagi srigala bila mereka merasakan suatu bahaya, apakah mungkin rumput ini juga bahaya?"
Eden mencoba menganalisis situasi saat itu lalu mengutarakan nya
"sebenarnya tidak ada yang aneh ketika kita melihat naper grass tersebut tapi bila blue dan white tidak mau lewat bukankah ada hal yang tak beres"
Imbuh arthur yang juga merasa ada kejanggalan pada naper grass dihadapan mereka, karena bila ia melihat di peta naper grass tersebut hanya berjarak sekitar satu km saja dan tepat setelahnya terdapat jalur pendakian gunung tarsa.
Itu artinya ada yang janggal bila naper grass yang tidak luas sangat dekat dengan gunung tarsa,
"apakah ini sihir?"
Marco sponta berbicara membuat yang lain juga sependapat,
"bila memang jaraknya hanya 1 kilometer saja seharusnya anak panahku bisa dengan mudah menembus dan membuat jalan bagi kita, karena itu biar ku coba"
Eden pun segera mengambil posisi lalu mengeluarkan panah kemudian membidik ke arah rerumputan, anak panah melesat membuat sebuah jalur untuk berjalan namun anehnya jarak pandang tak terlihat, selain itu rumput yang tadinya terbakar karena panah eden tiba-tiba tumbuh kembali menjadi seperti semula, ini artinya ada sihir khusus yang sengaja di tanam dalam naper grass tersebut.
Bila berkaitan dengan sihir sejujurnya mereka berempat tak memiliki kekuatan untuk melawan, karena sihir di the great aztec adalah hal yang sangat di larang dan hanya orang-orang dari kuil suci yang boleh menggunakannya.
"aku merasa akan ada hal buruk yang terjadi bila kita memaksakan melewati padang rumput ini"
Gumam lucas yang merasa sedikit frustasi dengan keadaan saat ini, di tambah ia tak tahu menahu masalah sihir.
Mereka bersama-sama mencoba memecahkan masalah ini agar bisa segera sampai di gunung tarsa mengingat waktu purnama akan segera tiba, eden pun mencetuskan ide dengan meminta lucas menggendongnya tapi di pundak lucas.
Ide ini tercetus karena bila jarak antara naper grass dengan gunung tarsa hanya 1 kilo meter saja tentunya akan bisa terlihat dimana ujung jalan nya, iede ini cukup masuk akal untuk itu eden pun segera menaiki pundak lucas.
Benar saja kini naper grass terlihat secara keseluruhan dan seolah melingkari gung tarsa yang artinya tidak ada jalan lain kecuali hanya melewati nya, namun ada sesuatu yang aneh dimana eden melihat sebuah benda besar berwarna hitam seperti sebuah batu di tengah naper grass, hal ini menimbulkan tanya di benak eden.
"hei, tak ada jalan, naper grass mengelilingi gunung tarsa dan aku seperti melihat sesuatu,, sebuah benda besar berwarna hitam di tengah nya, apakah itu pusatnya?"
Eden menjelaskan semua yang ia lihat dengan jelas kemudian turun untuk membahasnya lebih lanjut.
"naper grass ini seperti hidup, apakah kalian pernah mendengar mengenai lumpur hisap dan pasir hisap? Mungkin saja naper grass hampir sama dengan keduanya tetapi napper grass bisa saja hanya menyesatkan siapa saja yang masuk ke dalam, ini hanya dugaan ku saja"
Dengan serius eden mengutarakan analisisnya mengenai naper grass
"masuk akal"
Sambil mengangguk-anggukan kepala arthur setuju dengan pendapat eden
"aku akan masuk ke dalam"
Seru eden mengajukan diri
"tidak, biar aku saja"
Lucas mencegah eden mengorbankan dirinya
"tidak, aku saja"
Seru marco yang kini ingin menumbalkan diri untuk masuk ke dalam
Sepertinya belum ada kesepakatan di antara mereka sehingga arthur memimpin pemilihan, ia meminta blue dan white untuk langsung memilih salah satunya dengan alasan ia percaya bahwa insting srigala jauh lebih sensitif dibandingkan manusia.
Segera setelahnya mereka berempat berdiri tepat di dekat naper grass berada, blue dan white secara spontan mendekati eden dan mendorongnnya yang berarti mereka mempercayakan tugas ini pada eden.
Meskipun berat bagi lucas dan marco namun mereka harus merelakan eden yang seorang wanita terpilih untuk masuk, dan akan mengawasi perjalanan eden masuk ke dalam.
Segera setelahnya eden pun masuk, kini giliran lucas meminta marco untuk menggendongnya seperti yang dilakukannya dengan eden sebelumnya, mereka bertugas sebagai navigasi untuk eden dengan memberi arahan agar bisa segera sampai di batu besar yang dimaksud eden.
Anehnya batu besar tak terlihat dari pandangan mata lucas membuatnya sempat bingung apakah eden benar-benar melihat batu tersebut atau hanya ilusi, untuk mengecek kebenarannya kini giliran marco yang di gendong oleh luas untuk melihat keberadaan batu tersebut namun hasilnya sama saja marco pun tak bisa melihat batu hitam besar yang di maksud oleh eden sebelumnya.
Melihat fakta ini membuat lucas dan marco memberitahu arthur,
"batunya.. batunya tidak ada yang mulia"
ucapan lucas membuat arthur terkejut, ia tak lantas begitu saja percaya namun marco berusaha meyakinkan arthur
"sebenarnya hamba pun tidak melihatnya yang mulia"
Merasa ada yang tak beres kini giliran arthur yang mencoba melihatnya dan hasilnya sama, arthur juga tak dapat melihat batu besar yang dimaksud oleh eden, ia pun segera berteriak
"eden...!! kau mendengar ku?"
"iyaaa... aku mendengar mu arthur, apakah jarak ku dengan batunya sudah dekat? Aku di sebelah sini"
Sambil menggoyangkan beberapa rumput tinggi dan arthur melihatnya
"dengarkan ini baik-baik dan jangan panik... baru saja aku, lucas, dan marco tidak melihat batu yang kau maksud..."
"apaa?!"
Seru eden membalas ucapana kurang jelas arthur
"kami bertiga tidak bisa melihat benda itu, jadi mungkin saja misi ini hanya untuk mu.. berhati-hatilah"
Seru lucas menutup ucapannya
"baiklah"
Sahut eden langsung mengerti situasi macam apa yang kini sedang ia hadapi sendiri.
Pada dasarnya misi ini hanya diperuntukan untuk eden sendiri sehingga hal-hal yang terjadi selama dalam perjalanan adalah bagian dari ujian dan harus diselesaikan sendiri oleh eden, meskipun ia membawa rekan namun mereka hanya sebagai pendamping saja jadi mereka tidak bisa ikut campur sama sekali.
Di tengah naper grass tak ada hal aneh yang menghampiri kecuali eden hanya kehilangan arah tak tahu harus kemana, di dalam naper grass memang terdapat sebuah jalan kecil yang diperuntukan satu orang saja namun jalan itu bercabang hingga membuat eden harus berhenti sejenak memikirkan arah mana yang harus ia lalui.
Setelah di rasa cukup eden memilih arah yang ia rasa benar yaitu ke arah kanan, ia pun berjalan mengikuti arah yang ia pilih dan kini tidak ada lagi jalan bercabang dan hanya ada 1 jalan saja.
Beberapa saat kemudian eden berhasil menemukan batu yang ia lihat sebelumnya, sebuah batu berukuran besar berwarna hitam, ia pun mendekati batu tersebut, melihat nya dengan seksama dengan berjalan mengelilinginya.
Terdapat banyak ukiran kuno yang tak ia pahami namun ada satu ukiran unik berbentuk bulan dan cekung seukuran benda yang ia terima setelah menolong penduduk desa londo, ia pun merogoh kantong baju untuk mengeluarkan benda tersebut.
Saat di cocokkan ukurannya sama persis, ia ingin meminta pendapat rekan satu tim nya apa yang harus ia lakukan
"arthur, lucas, marco...!! apa kalian mendengar ku?"
Eden berteriak memanggil nama rekannya yang lain namun tidak ada yang menjawab
"aneh.. bukankah seharusnya jarak kami tidak terlalu jauh"
Gumam eden yang merasa janggal karena suaranya tak sampai di telinga teman-temannya.
Tidak ada pilihan lain, eden pun memasukkan benda yang ia terima dari penduduk desa londo dan batu itu tiba-tiba bergetar lama kelamaan tenggelam dan segera setelahnya bumi pun ikut bergetar seperti sebuah gempa kecil namun sangat terasa.
Merasakan getaran tak biasa membuat arthur, lucas dan marco sedikit panik apalagi saat ini mereka sedang terpisah dengan eden, Tanah di bawah mereka seolah menimbulkan gesekan dan membuat ketiganya harus bertahan dan tidak terkoyak..
sebuah bencana di siang bolong membuat mereka berempat harus berhasil bertahan menghadapi hal yang tak terduga ini.