Mosan justru menangkap tangan besar itu agar tak pergi. Padahal tangan itu akan melepaskan cekikikan untuk kemudian kabur menjauhi Arien. Tapi karena tangan yang menampakkan diri seperti tangan manusia biasa itu berhasil di cekal Mosan, maka roh ayahnya Sange itu tak bisa lepas begitu saja. Pengaruh telur gagak putih membuatnya mulai berasap pertanda terbakar.
"Ampuuunn…! Jangaaan…!!" teriak mendiang ayahnya Sange.
Mosan segera melepaskannya, tak tega jika harus membakar habis roh tersebut Maka ayahnya Sange pun melayang cepat bagaikan hembusan agin badai. Weess…! Ia tampak melayang-layang di seberang sana bersama anaknya. Mereka berpelukan, seakan ayahnya Sange meredakan kemarahan anaknya, membujuk denda sang anak agar tidak dilanjutkan lagi.