Desly segera menghibur ketegangan Mosan dengan kenakalan bibir dan tangannya. Tapi hati Mosan yang sempat shock melihat kemisteriusan tadi telah membuat gairahnya terbelunggu dan tak mampu menunjukkan kehebatannya seperti saat di ranjang tadi. Ia justru meminta Desly menghentikan aksi mesranya, dan ingin mengembalikan ketenangannya yang di renggut penampakan wajah Sange tadi.
"Aku mau pulang saja, Des." kata Mosan.
"Yaah, kalau memang itu yang terbaik menurut mu, pulanglah. Tapi kau di rumah harus istirahat. Jangan banyak berpikir tentang peristiwa itu. Yakinlah, bahwa tidak ada seorang pun yang melihat dan mengenali mobil kita saat kita membuang mayat bocah itu." kata Desly meyakinkan Mosan.
"Akan ku usahakan untuk bisa melupakan peristiwa yang baru saja terjadi di kamar mandi tadi." ucap Mosan.
"Itu hanya halusinasi mu saja! Bukan kenyataan." tegas Desly.