Desly menangis pelan. Tapi tiba-tiba isak tangis ketakutan itu terhenti sesaat.
"San, bukankah sekarang keadaan masih gelap?" kata Desly.
"Maksud mu?" tanya Mosan bingung.
"Masih belum banyak orang!" ujar Desly.
"Terus….?" tanya Mosan.
"Bagaimana kalau bocah ini kita tingalkan saja?" usul Desly.
Mosan diam tak berkomentar. Tapi benaknya berputar cepat mempertimbangkan ide kekasih gelapnya itu. Menurutnya, memang suasana saat itu sangat memungkinkan untuk membuang mayat bocah tersebut, tapi tentu saja harus di tempat yang benar-benar sepi dan tidak cepat di ketahui orang.
"San, kalau kamu di penjara, aku nggak bisa bertemu kamu lagi dong. Lalu… lalu bagaimana kalau aku rindu pada mu?" tanya Desly.
