Mirah pun buru-buru membukakan pintu paviliyunnya dengan hanya merapikan rambut dengan jari tangannya.
"Sorry, Nang. Aku terlambat bangun." kata Mirah ketika membukakan pintunya.
Danang tidak bicara sepatah kata pun. Ia justru terbengong meompong memandang wajah Mirah. Kaget melihat wajah Mirah menjadi seperti dulu lagi. Jelek.
Melihat kebengongan Danang, Mirah segera sadar, bahwa wajahnya tidak secantik kemarin malam. Ia menjadi gugup. Panik.
Lalu Danang segera berkata, "Aku ke sini hanya mau minta maaf atas peristiwa semalam, Mir. Tapi, percayalah, mulai saat ini kau tidak akan terganggu lagi oleh keusilan ku. Karena mulai saat ini, kita memang tidak perlu saling berdekatan lagi. Permisi."
"Danang…?!" Mirah menyapa dengan suara parau.
Tapi, Danang tetap melangkah, dan pergi dengan cuek meninggalkan Mirah yang berdiri di depan pintu.