Ketika Kinan membuka matanya ia lagi-lagi sudah berada di ruangan yang tidak ia kenali. Ia hanya berharap kalau saat ini ia sudah tidak di culik lagi karena tempat ini terasa terlalu nyaman untuk tempat penyekapan. Iapun melirik kearah bahu kanannya menemukan lengannya memang sudah tidak ada dan seseorang tampaknya sudah membalut lukanya. Ia tahu satu-satunya orang yang Mungkin melakukan hal itu hanyalah ibunya. Ia menghela nafasnya lega mengetahui ia sudah aman. Iapun mendudukan tubuhnya dengan bantuan lengan kirinya dan menatap ruangan yang bernuansa biru itu.