[Chapter 3 (part 4)]
Julio dan Jessica pun kembali ke kelas, suasana kelas agak sepi karena sudah saatnya para murid untuk beristirahat, yang ada di kelas hanya Herry dan beberapa murid. Herry yang melihat Julio dan Jessica kembali langsung memasang wajah yang menyebalkan, sepertinya dia sudah salah paham kembali.
"Lama sekali, kalian berdua sedang apa memangnya di UKS? Apa jangan-jangan kaliaaan..."
*pltak*
Julio pun langsung menjitak Herry.
"Sekali lagi salah paham ku tebas kepala kau,mau?"
"A-Aduh, oi sakit tau!"
"Suruh siapa kau salah paham, jika orang lain melihat kesalah pahaman mu itu, nanti orang lain juga bisa ikut salah paham!"
"Iya iya."
Sementara itu, Jessica hanya memalingkan pandangannya, ia tengah memikirkan apa yang Julio bisikan tadi di ruang UKS.
"Jessica, kau kenapa?" tanya Herry
"Ah tidak, aku—."
*tok tok tok*
Terdengar seseorang yg mengetuk pintu, semua murid yang ada di kelas pun menengok ke arah sumber suara itu. Terlihat Bella tengah tersenyum sambil menatap Julio.
"Bella? Ada perlu apa kau kemari?" tanya Julio.
Bella pun menghampiri mereka, mulai terdengar suara bisikan murid-murid lain, entah mereka membicarakan hal buruk atau hal yang baik, tapi Julio dan yang lainya menghiraukan hal itu.
"Aku hanya ingin menemui kalian, tidak apa kan?" kata Bella sambil tersenyum.
"M-Maaf, permisi," Jessica pun ingin pergi karena merasa tidak enak saat ada Bella.
"Tidak, Tidak apa-apa, kamu teman mereka kan?" tanya Bella.
"I-Iya, saya merasa tidak enak karena saya fikir kalian akan membicarakan sesuatu yang penting."
Bella pun tertawa kecil.
"Tidak perlu bicara formal begitu hanya karena aku ketua osis, aku juga murid sekolah ini loh."
"A-Ah iya, maaf."
Bella pun tertawa kembali.
"Bella, asal kau tau, dia berbicara formal bukan karena kau ketua osis, tapi dia sangat mengagumi mu loh," kata Julio dengan tenang nya.
Wajah Jessica pun memerah karena malu, ia pun menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"J-Julio, kamu ini jangan bicara begitu dong!" kata Jessica yang wajahnya masih di tutupi dengan tangannya.
Herry dan Bella pun tertawa sementara Julio hanya tersenyum melihat Jessica.
"Sudah, sudah. Oh iya Julio, pulang sekolah nanti kita akan mulai kegiatan es—"
Julio pun langsung mendekati Bella dan membungkam mulutnya dengan tanganya, Julio sudah mengira apa yang akan terjadi jika Bella membicarakan kegiatan eskulnya di lingkungan sekolah, Julio pun menatap Bella dengan sangat tajam, Bella mengerti dengan tatapan Julio agar tidak melanjutkan pembicaraan tadi. Julio pun melepaskan tanganya dan duduk kembali di kursinya. Seluruh murid di kelas pun memandangi Julio dan Bella, terutama murid laki-laki yang merasa kesal dengan tindakan Julio. Bella pun mendekati Julio,
"Kalau begitu, jangan sampai lupa,ya?" kata Bella sambil menutup sebelah mata dan tersenyum manis ke arah Julio.
Murid laki-laki pun langsung terbakar, tatapan mereka terhadap Julio sudah seperti ingin membunuh.
"Iya, aku tidak akan lupa." kata Julio sambil tersenyum tipis.
Bella pun langsung berlari kecil, ketika sampai pintu, ia berbalik.
"Kalau sampai lupa, kau akan tahu akibatnya!" Bella pun langsung pergi dari kelas Julio.
Julio melihat Bella sudah pergi pun bernafas lega.
"Untung dia tidak menyebut hal itu," gumam Julio, sambil menggaruk rambutnya.
Herry pun menepuk-nepuk bahu Julio.
"Ada apa,Herry?"
Herry pun langsung menunjuk para murid laki-laki yang tengah menatap tajam Julio dan mengepalkan tangan mereka, Mereka bergumam sambil terus menatap tajam Julio.
"Wah, cari mati itu orang."
"Iya, berani-beraninya menutup mulut 'sang putri' dengan tangannya."
"Minta di hajar kayaknya ya."
Sementara murid perempuan juga sedang membicarakan antara Julio dan Bella.
"Eh, sepertinya mereka punya hubungan."
"Iya, kayaknya gitu."
"Wah, berita terbaru nih."
"Hubungan antara 'sang putri sekolah' dan 'manusia es' pasti akan membuat heboh sekolah ini."
"Kyaaaa~."
Julio yang mendengar hal itu hanya menghela nafas lalu bermain game di smartphone nya sambil menggunakan earphone, karena ia tidak tahu apa yang akan ia perbuat, karena ia berfikir kalau ia membela diri pasti tidak ada yg akan percaya. Herry yang melihat hal itu hanya bisa tertawa kecil.
"Selamat Julio, kau pasti akan segera terkenal di sekolah ini," kata Herry sambil tertawa kecil.
Meskipun menggunakan earphone, Julio masih bisa mendengar suara Herry walaupun tidak jelas.
Sementara itu, Jessica hanya menunduk dan seperti sedang sekarat.
"Sepertinya memang akan berita yang menghebohkan yaa, dan sepertinya aku tidak mau mendengar hal itu," kata Jessica dengan suara seperti orang pasrah.
Jessica pun kembali duduk di kursinya dan menidurkan kepalanya di atas mejanya
Dan hal itu terjadi sampai istirahat ke-2 berakhir.
***
*kriiiiing!*
Kelas pun berakhir, Julio,Herry dan Jessica pergi ke ruang eskul sastra di lantai 4. Saat menuju tangga, mereka bertemu dengan Selvia yang juga ingin pergi ke ruang eskul sastra.
"Ah, Julio, Herry!"
"Yo, Selvia. Ingin ke ruang eskul sastra juga?" tanya Herry.
"Iya pasti lah, hari ini adalah hari pertama kegiatan eskul di mulai, pasti aku ke sana." kata Selvia dengan semangat yang membara.
Selvia pun melihat perempuan di belakang Julio.
"Hm... Dia siapa?" tanya Selvia sambil menunjuk Jessica yang berada di belakang Julio.
Selvia nampak kurang senang saat melihat Jessica ada di belakang Julio
"Ah, Aku Jessica, Aku satu kelas dengan Julio dan Herry."
"Ooh~"
"Selvia, Jessica ini ingin bertanya sesuatu pada Bella, jadi dia ikut ke ruang eskul" Jelas Julio.
"Ooh begitu... kalau begitu ayo," kata Selvia lalu mendahului mereka.
"Sepertinya dia tidak suka dengan kehadiran ku," kata Jessica yang merasa tidak enak dengan sikap Selvia tadi.
"Tidak juga, hanya saja kau tadi sedang berada dalam posisi yang salah," jelas Herry
"Posisi yang salah?… Ah!? Jangan-jangan—."
"Sudah tidak perlu di fikirkan, mungkin dia hanya kurang enak badan," kata Julio lalu mendahului Herry dan Jessica.
Saat mendahului Herry, Julio menatap tajam Herry yang tengah tertawa kecil.
"[Sekali lagi berbicara yang aneh, kubunuh kau]" kata Julio di dalam hati.
Herry yang mengerti dengan tatapan Julio hanya bisa mengangkat telapak tangannya sebagai tanda untuk tenang.
***
Di depan ruang eskul.
Selvia pun mengetuk pintunya.
*tok tok tok*
Pintu pun terbuka dan yg membuka nya adalah Bella, Bella pun menyambut mereka dengan senyuman manisnya.
"Ah kalian akhirnya sampai juga, kalau begitu mari masuk," ajak Bella.
Di dalam ruang eskul sastra, sudah ada Sophie yang sedang membaca sebuah novel dan Lily yang tengah tiduran di dekat sophie sambil membaca komik.
"Eskulnya santai sekali ya," kata Jessica yang melihat eskul sastra yang sedang tidak ada kegiatan.
Bella yang mendengar suara Jessica pun langsung menengok ke belakang.
"Jessica!?"
"Eh!? Maaf sudah berbicara seperti itu!"
"Tidak tidak, kamu tidak perlu meminta maaf, aku hanya terkejut kalau kamu ada disini" kata Bella sambil tersenyum.
"Jadi, ada keperluan apa kamu kemari, apa mau menjadi anggota eskul sastra?" tanya Bella, sambil menawarkan eskulnya.
Jessica terkejut karena di tawari untuk menjadi anggota eskul sastra, itu membuat ia yakin kalau rumor yang ia dengar itu tidak benar.
"T-Tidak, aku hanya melihat-lihat saja."
Wajah Bella pun sedikit kecewa, Jessica yang melihat hal itu langsung merasa tidak enak, akhirnya ia berfikir untuk menghibur Bella.
"A-Ah, Tapi mungkin aku akan memikirkan kembali,"
Perkataan Jessica berhasil membuat Bella terhibur.
"Waaah... fikirkan dengan cepat ya!" kata Bella sambil memegang tangan Jessica.
Jessica pun mengangguk dan berjalan menuju Selvia yang sedang memilih-milih buku di rak buku. Jessica memperhatikan Bella yang sedang berbicara dengan Selvia, di wajahnya terlihat begitu senang. Herry pun menepuk pundak Jessica.
"Kau kenapa? Merasa heran ya, dengan kelakuan ketua osis kita," kata Herry sambil tersenyum.
"Siapa juga yang tidak merasa heran, melihat Bella kelakuannya seperti itu, padahal aku mengira kalau Bella itu sosok yang tegas, ternyat sebaliknya," kata Jessica lalu tertawa kecil.
"Yah begitulah ketua osis kita, ia seakan tidak memiliki beban dalam hidupnya," kata Julio yang ada di belakang mereka berdua.
Herry pun tersenyum "iya ya, seakan tidak memiliki beban hidup."
Herry pun berjalan dan duduk di sofa satunya.
Julio pun berjalan mengikuti Herry dan duduk di sofa.
Julio pun meregangkan tubuhnya di sofa.
"Benar-benar nyaman, aku jadi mengantuk," kata Julio sambil menyandarkan kepalanya di sofa.
"Hoi bodoh, ini eskul sastra, bukan eskul tidur siang!" kata Lily sambil menatap tajam ke arah Julio.
"Tapi, bukannya sekarang sudah termasuk sore hari?" kata Julio sambil melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 15.30
"I-Iya sih, tapi pokoknya kau tidak boleh tidur!" kata Lily sambil menunjuk Julio
"Sudah, sudah. Julio kau boleh tidur kalau kau mau, lagi pula hari ini belum ada kegiatan," kata Bella, lalu duduk di samping Julio.
"A-Ah terima kasih"
"Uh!? Heh!? Bella! Kenapa kau memihak ke orang itu!" kata Lily sambil menunjuk Julio, Lily merasa kesal karena Bella malah memihak Julio.
"Tapi Lily, eskul ini bersifat santai, jadi anggota bebas untuk melakukan apapun, kecuali merusak fasilitas eskul," jelas Bella.
"Hmph!" Lily pun memalingkan pandangannya sambil mengembungkan pipinya yang membuat dia terlihat sangat imut.
Bella pun mendekati Lily, lalu mengelus kepala Lily.
"Sudah, jangan marah begitu, aku tidak memihak siapa pun hanya saja yang aku bicarakan itu memang kenyataanya," kata Bella, sambil terus mengelus kepala Lily,
Lily terlihat agak tenang, namun di wajahnya masih menunjukan rasa kecewa.
"Sudah, sebagai gantinya aku akan membelikan mu roti kesukaan mu itu."
"Yang benar!?"
Bella pun mengangguk sambil tersenyum.
"Asik!"
Lily pun langsung memeluk Bella dengan sangat erat. Julio dan Herry yang melihat itu pun hanya bisa tersenyum.
"Mereka terlihat seperti adik dan kakak ya," kata Herry.
"Iya," tatapan Julio pun langsung berubah menjadi dingin.
Herry yang melihat tatapan Julio langsung memalingkan pandangannya karena tahu apa yang akan di lakukan Julio.
Julio pun menghela nafas.
"Hey Bella... boleh aku bertanya sesuatu kepada mu?"
To be continue
===========================