Chereads / school girl / Chapter 5 - Stalker

Chapter 5 - Stalker

"Huammmm, ngantuknya (gara-gara lembur aku kena marah emilia lagi, walaupun dia hanya diam) "aku berjalan di pagi hari menuju sekolahku.

Aku melihat keadaan matahari yang masih tertutup awan, namun entah kenapa pagi ini terasa beda aku merasa ada orang yang memerhatikanku dari kejahuan.

Aku mencoba melihat kebelakang dan, hanya terdengar suara angin yang mengangu indra pendengaranku ,"mungkin hanya perasaanku saja"aku berjalan biasa.

Dia gelapnya gang, wanita dengan tatapan hewan malam mengarah kerahaku seperti mencari mangsanya.

Tak beberapa aku sampai di sekolah seperti biasa wanita membicarakanku terus-menerus, "(apa yang mereka bicarakannya aku bingung) "kataku dalam hati sambil mengelus kepalaku.

Aku mencoba mendengar mereka membisikan apa"ternyata ren itu keren juga, apa ada laki-laki sekuat ren ya"kata wanita di kanannya.

"Mana mungkinlah, kupikir ren yang terkuat dari semua laki-laki"kata wanita yang di sampingnya membisik-bisik.

"(Kenapa kalian membahas itu segala sih, aku memang kuat tapi aku tetaplah manusia biasa seperti kalian)"aku megempalkan tanganku, sambil melihat langit yang biru seperti laut.

"Cekrik-cekrik"bunyi orang yang mengambil foto.

"(Siapa itu) "aku melihat ke seluruh tempat dengan tatapan biasa agar tidak di ketahui, namuan sia-sia aku tidak mendengar bunyi foto lagi mungkin orang itu sudah tahu.

Aku berjalan ke kelas, dan ibu guru memulai pembelajaran, pembelajaran yang di ambil di sekolah ini hanya, "(malas-malasan doang! Sekolah macam apa ini) "aku berteriak dalam hati.

Aku melihat banyak murid yang keluar ke wc dan tidak pulang lagi, dan ada yang sibuk main hp dan mendegar earphone, ibu guru hanya diam karena dia tidur, "baik pembelajaran sudah selesai, sensei ke ruang guru dulu hoammm"ibu guru meregangkan tubuhnya dan keluar kelas dengan biasa.

"(Huh, sudah selesai belum lagi 2 jam pembelajaran baru juga 10 menit) "aku dengan tatapn bodoh melihat kelasku.

"Keluar yuk"teman sekelasku mengajak temannya keluar.

"Oke,tunggu sebentar kita ajak ren yuk"temannya membisik-bisik.

"Enggak ah malunya"temanya menutup matanya, dan menarik paksa.

"(Aduh sendiri lagi di kelas, dan juga ini sekolah macam apa sih) "aku menyandarakn diriku di kursi.

"Cekrik-cekrik"bunyi kamera yang mengambil foto, aku hanya dia dan mecoba mendengar arah bunyinya, "(ketemu) "aku melihat kerah pintu yang ada cahaya kamera.

Aku berlari dengan cepat dan kamera tersebut terhenti, namun aku sudah melihat orang yang memfotoku, dia berbadan agak kecil seperti anak smp, aku mencoba merahinya dan"grep"aku berhasil menangkapnya.

"Dapat siapa kau? "Aku mengangkat dia seperti megang anak kucing.

Dia ternyata anak sekolah disini juga, dengan baju yang sama sepertiku, dia menatapku dengan tatapan yang sama seperti emilia, rambutnya yang panjang berwarna biru langit,"cekrik-cekrik"dia memfotoku lagi.

"Anu kamu siapa? "Aku bingung.

Dia hanya diam dan, "kau bisa menurunkanku tidak, begini ya caramu memperlakukan wanita"dia menatapku dengan tatapan kosong namun terlihat agak kesal.

"Maaf"aku menurunkan dia.

"Tidak masalah"dia mengecek fotonya.

Aku bingung dan mengambil kameranya, "huh kembalikan"dia melompat-lompat untuk mengapai kameranya.

"Kau foto apa sih dari tadi?"aku bingung dan melihat isi kameranya.

Aku agak terkejut, namun aku masih agak tenang karena dia memfotoku saat menuju sekolah dan, saat aku mengepalkan tanganku di pagi hari tadi, aku mengecek lagi dan tidak menemukan foto lagi.

"Baiklah ini punyamu"aku mengembalikan padanya dan, aku sedikit demi, sedikit mejahui dia.

"E.....anu kenapa kau mejahuiku?"Dia mencoba mengapaiku.

"Stalker"aku mundur lebih jauh lagi.

"Tunggu ini tidak seperti yang kau pikirkan,wahhhh"dia menangis seperti anak kecil.

Aku mendekati dia dan"sob-sob"aku mengelus kepalanya, "jangan nangis tahu(kenapa aku yang menenangkan dia) "aku bingung, "jadi sebenarnya apa maumu? "Kataku sambil memakan permen buatanku sendiri.

"Bukan apa-apa kok"dia memalingkan wajahnya.

"Yakin bukan apa-apa"aku memainkan permen seperti menghipnotis dia.

"Baik sebenarnya aku mau berkenalan denganmu"dia dengan wajah memerah.

"Begitu ya"aku menaruh permen di tangannya, "namaku ren Yamamoto"aku tersenyum.

"Ricka Melina"dia menundukan kepalanya.

"Salam kenal juga ricka"aku tersenyum lebar, "ya sudah aku pergi dulu ke kantin"aku berjalan sambil memasukan kantung di celanaku meningalkan ricka di depan kelasku.

Aku berjalan menuju kantin dan memesan makanan disana, "permisi pesan paket special nasi udangnya"aku melihat daftar menu.

"Wahhh, pilihanmu menarik ya nak, biasanya anak lain tidak mau paket special"bibi kantin tersenyum.

Aku tersenyum dan bibi tersebut memberikan makanan pesananku, "baik berapa harganya bibi"aku membuka dompetku.

"Huh, hahahah kamu lucu juga ya nak semua pesanan di kantin gratis, kamu tidak tahu ya"bibi tersebut tertawa senang.

"E..... Gratis aku baru tahu"aku bingung.

"Kamu pasti ren Yamamoto kan"bibi tersebut tersenyum.

"Bibi kenal aku"aku menunjuk diriku.

"Ya kenal lah kan kamu satu-satunya murid laki-laki di sekolah ini, dan juga banyak yang gosipin kamu keren loe"bibi tersebut membisik di telingaku.

"(Ya memang sering sih) "aku dengan wajah poker face ku.

"Baik selamat menikmati ya ren"bibi tersebut kembali ke dapur.

Aku melihat ran yang sedang asik memakan-makanan dia sampai 5 piring, dia berteriak "bibi tambah"ran dengan wajah senang.

"Oke"bibi yang tadi tersenyum keren.

Aku bingung dan mendekati mejanya, dia dengan mata terpejam dan wajah senang dengan masih bekas makanan di pipinya, mendadak matanya terbuka dan melihatku, "ren!! "Dia meneriakiku.

"Apa!! "Aku terkejut tapi untung makananku tidak jatuh, "aduh ngejutin aja kamu ni"aku duduk di depanya.

"Baik ini pesanannya"bibi tersenyum senang.

"Maaf bibi tidak jadi"ran menutup wajahnya yang memerah.

"Huh,anehnya ini pertama kalinya ran menolak makananku"bibi terkejut dan melihatku, dengan senyuman mengejek"oh begitu ya, ya sudah bibi bawak kebelakang ya makannya"bibi tersenyum.

"Bibi, tunggu makanannya taruh disini saja, kalau ran tidak makan aku yang makan"aku tersenyum.

"Baiklah"bibi menaruh 2 piring bakso spaghetti, dan 3 nasi daging di depanku.

Aku memakan nasiku, sedangkan ran diam saja dengan wajah menempel di meja.

"Krukkkk"bunyi perut yang lumayan besar.

"Anu... Ran"aku melihat kearahnya.

"Ini tidak sperti yang kau pikirkan"ran dengan pipi memerah.

"Krokkk"bunyi perut untuk kedua kalinya.

Ran dengan wajah malunya, dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Tenang saja ran kalau kau mau makan yan makan saja ya"aku memberikan makanannya barusan di pesan.

"Baik satu saja"ran dengan malunya.

Aku tersenyum dan aku memakan-makananku lagi, aku melihat ran yang makan dengan lahap dan tidak memerhatikan keberadaanku.

"Sekolah ini seperti surga bagi murid ya, pembelajaran yang tidak ada, dan makanan gratis juga"aku melihat kantin yang ramai dengan murid.

"Wa wegitulaw rew(ya begitulah ren) "ran dengan wajah senang sambil melahap makanannya.

Tak beberapa lama aku makan lagi namun, aku melihat 5 piring yang tadi di pesan ran habis.

"Huh, kenyangnya"ran dengan wajah senangnya.

"Hehehe"aku tersenyum dan menghabiskan makananku.

"(Sial aku kebablasan padahal ada ren) "ran menutup wajahnya.

Aku melihat pipinya ran yang masih ada bekas saus, "sob-sob"aku membersihkan saus yang ada di pipinya Ran, "Bagus lebih baik sekarang, soalnya enggak manis lagi ran kalau ada saus, di pipinya hihihihi"aku tertawa kecil.

Mendadak wajah ran makin merah, "terima kasih"ran memukul pelan dada kiriku.

"Sama-sama nona"aku memberi hormat sopan.

"Pfttt, hahahaha ren kamu lucu benar"ran tertawa sambil menyentuh perutnya.

"Cekrik-cekrik"bunyi kamera mengambil gambar.

Aku melihat ke kananku, "ricka"aku agak terkejut.

Aku melihat wajah ran yang terkejut,"Ricka senpai"dia memberi hormat.

"E..... Senpai"aku bingung.

"Ricka senpai kenapa disini tumben"ran mengelus kepalanya karena malu.

"Ya teserah aku mau kemana, ran"ricka membuka permen pemberianku dan memakannya, "manisnya, enak"dia dengan mata, merona-rona.

"Kau kenal ricka ya ran?"aku menunjuk ricka.

"Ya kenallah dia kan senpai kesayanganku sini peluk"ran dengan wajah senang.

Ricka Mendadak ada di sampingku. Dan mengulurkan tanganya, "minta lagi permennya"ricka dengan wajah senang.

"Oke"aku menaruh permen di tangannya.

Ran bingung karena kecepatan ricka, "tetap cepat seperti biasanya ya senpai"ran mengelus kepalanya.

"(Nampaknya ran dan ricka sangat dekat) jadi ricka kau kelas berapa sekarang?"aku menayakan ke ricka.

"Kelas tiga memang kenapa"ricka dengan tatapan kosong sama seperti emilia.

"Wow, berarti kau dua tahu lebih tua dariku ya"aku mengelus kepalaku.

"Ren kau harus sopan dengan senpai soalanya dia anggota dewan juga loe! "Ran mengomentariku.

"E..... Anggota dewan, ricka anggota dewan"aku bingung.

"Hum"ran mengangguk.

"Apaaaaa!! "Aku berteriak.

Bersambung