Kamar nomor 17 memang terletak di samping sebuah teras besar. Kamar itu berada di lantai dua, dan letaknya relatif lebih terpencil dari kamar-kamar lainnya.
Mo Wuji meletakkan tangannya di atas saku celananya, ia memastikan bahwa pisaunya ada di saku itu. Mo Wuji ingin membuat Tuo Baqi pingsan, dengan cara menyerangnya hingga ia tak sadarkan diri. Setelah itu, diam-diam ia akan menyelinapkan Jing Lengbei hingga keluar dari kamar itu. Mo Wuji yakin bahwa selama ia tidak membunuh Tuo Baqi, para Master Immortal tidak akan melakukan sebuah penyelidikan yang menyeluruh, hanya karena perkara hilangnya seorang gadis budak. Dan saat Tuo Baqi akan naik ke atas kapal nanti, ia juga tidak mungkin akan menyelidiki atau mengirim orang untuk mencari gadis itu, karena ia tak akan punya banyak waktu.
Mo Wuji telah membuat sebuah rencana cadangan, seperti saat ia bertemu dengan Hu Fei
"Pangeran Muda, penjual budak itu akan segera pergi. Setelah kita sedang bersaing harga tawaran dengan si keparat tadi, semua budak yang ia jual menjadi populer. Semua budaknya terjual dengan sangat cepat. Saat saya ke sana, penjual budak itu sudah mengemasi barang-barangnya. Menurut dugaan saya, ia akan segera pergi dari sini."
Mo Wuji mendengar percakapan itu dengan jelas saat ia bersembunyi di bawah sebuah jendela di pojok luar kamar itu.
Mo Wuji tidak menyangka ternyata ada orang lain di kamar Tuo Baqi. Awalnya ia mengira bahwa seorang pangeran yang sombong dan berlagak seperti penguasa seperti Tuo Baqi akan mendapatkan kamarnya sendiri. Jika memang benar bahwa di kamar itu ada dua orang, maka rencana Mo Wuji akan berantakan.
Tuo Baqi menyeringai dan berkata, "Apa dia pikir dia bisa pergi begitu saja dengan aman setelah mengambil uangku? Jia Jing, bawa dua orang penjaga bersamamu untuk mengambil koin emasku kembali, dan bunuh dia. Lakukan itu saat ia sudah berada agak jauh dari sini. Bunuh dia diam-diam, dan jangan tinggalkan bukti apapun di sana."
Mo Wuji tidak menyangka dirinya dan Tuo Baqi memiliki pikiran yang sama. Mo Wuji juga berencana untuk membunuh si penjual gendut setelah meninggalkan tempat ini. Jika Mo Wuji tidak menyelinap ke sini, ia tidak akan tahu bahwa si penjual gendut berencana untuk meninggalkan tempat itu begitu cepat.
"Tuan Muda, kalau begitu saya pamit. Jangan khawatir, saya akan mendapatkan koin emas anda kembali," Kata pria bernama Jia Jing itu, lalu ia berjalan pergi dari kamar itu. Mo Wuji mendengar suara pintu kamar Tuo Baqi yang berdecit.
Mo Wuji mengetuk pintu kamar Tuo Baqi saat suara langkah kaki Jia jing sudah benar-benar tidak terdengar lagi.
"Siapa?" Tuo Baqi bertanya.
Mo Wuji meniru suara Jia Jing dan berkata dengan lembut, "Tuan Muda, saya memiliki ide yang lebih baik. Haruskah saya masuk dan mendiskusikannya dengan Anda?"
Mo Wuji awalnya berencana masuk melalui jendela tempat ia bersembunyi, tapi setelah mendengar suara Jia Jing, ia telah mengubah rencananya.
*Ciitt...* Pintu kamar itu terbuka lagi.
Saat melihat Tuo Baqi membelakanginya, Mo Wuji memasuki kamar itu secepat mungkin, dan memukul Tuo Baqi di pelipisnya dengan tinjunya.
Tuo Baqi tidak pernah menyangka kalau Jia Jing akan memukulnya. Dan sebelum ia tahu bahwa itu adalah Mo Wuji, ia mendengar suara mendengung dari belakang kepalanya, dan langsung tak sadarkan diri.
Mo Wuji merasa lega, lalu ia mengunci pintu kamar itu. Kemudian ia mengambil sebotol Larutan Channel Opening dan menuangkannya ke mulut Tuo Baqi. Ia yakin bahwa larutan itu akan membuat Tuo Baqi pingsan seharian.
Setelah menyelesaikan apa yang harus ia lakukan, Mo Wuji akhirnya memperhatikan gadis yang duduk di sisi samping kamar. Mo Wuji menyadari bahwa si penjual gendut benar-benar tidak melebih-lebihkan kecantikannya.
Gadis ini memang lebih cantik daripada Mo Xiangtong. Dia memiliki rambut sebahu, wajahnya berbentuk seperti telur angsa dan kulitnya terlihat sehalus krim. Meskipun gadis itu tampak terkejut karena Mo Wuji tiba-tiba masuk kamar. Namun dia terlihat lebih terkejut lagi saat melihat Mo Wuji memukul Tuo Baqi. Gadis itu tidak mengerti mengapa Mo Wuji sangat berani melakukan itu.
"Kau yang bernama Jing Lengbei?" Mo Wuji bertanya sambil mengeluarkan selembar syal hitam dari sakunya.
Gadis itu segera berdiri dan menatap Mo Wuji dengan heran, "Mengapa kau tahu namaku? Aku belum memberitahukan namaku pada siapa pun, meskipun aku sedang dijual. Bahkan tidak ada yang mau untuk mengetahui namaku. Mereka hanya memberiku sebuah nomor saat aku dijual."
"Jangan buang waktu. Aku dipercaya oleh Mo Xiangtong untuk menyelamatkanmu. Pakai syal ini dan ikut denganku sekarang. Aku akan mengalihkan perhatian penjaga pintu di lantai bawah dan menghalangi pandangannya saat kau meninggalkan penginapan. Setelah itu tunggu aku di luar penginapan," Kata Mo Wuji sambil menyerahkan syal hitam itu.
"Ah, Xiangtong…" Jing Lengbei memahami situasi ini dengan sangat cepat. Mungkin telah ada sebuah hubungan yang baik antara dia dengan orang-orang dari Klan Mo. Dia tidak bertanya lagi, lalu cepat-cepat mengenakan syal yang diberikan Mo Wuji padanya.
Mo Wuji tidak kesulitan berkoordinasi dengan Jing Lengbei, kemudian ia berkata dengan suara rendah, "Ikuti aku, tetapi ingat, tetap jaga jarak yang agak jauh dari aku. Ketika kau melihat aku sedang berbicara dengan penjaga pintu, itulah isyarat untukmu keluar."
"Aku mengerti," Jing Lengbei mengangguk, suaranya bergetar. Dia tidak tahu apakah dia sedang merasa khawatir atau takut.
Saat mereka sudah di luar kamar, Mo Wuji menutup pintu kamar Tuo Baqi. Jika bukan karena takut dipergoki oleh para Master Immortal, Mo Wuji sudah pasti akan memotong leher Tuo Baqi. Namun jika ia membunuhnya di sini, para Master Immortal akan menyelidiki kasus itu dan menangkapnya dalam waktu singkat.
Jing Lengbei mengikuti di belakang Mo Wuji dari kejauhan. Gadis itu melihat Mo Wuji menepuk pundak penjaga pintu di lobi penginapan, lalu mulai mengobrol dengan senang dan tertawa bersamanya.
Gadis itu tidak tahu mengapa Mo Wuji bisa berhasil melakukannya. Tapi dia tetap menundukkan kepalanya dan bergegas keluar dari lobi penginapan.
"Aku tidak tahu ternyata Nona Muda sedang tidur sehingga kau tidak dapat bertemu dengannya. Jangan khawatir, kau bisa langsung naik ke lantai atas bila nanti kau ke sini lagi," Penjaga pintu penginapan merasa malu, karena ia sudah menerima koin emas dari Mo Wuji, tetapi Mo Wuji tidak berhasil bertemu dengan Nona Mudanya.
Mo Wuji tersenyum, ia berterima kasih pada penjaga itu saat ia melihat Jing Lengbei sudah pergi, "Baiklah, aku akan pergi dulu. Lagi pula ada seseorang yang tidak terlalu senang menyambutku."
Penjaga pintu sangat terhibur dengan humor Mo Wuji, bahkan ia mengantar Mo Wuji sampai ke pintu keluar penginapan.
Mo Wuji menghela nafas lega setelah mereka berdua meninggalkan penginapan. Untungnya, ia tidak perlu bertindak terlalu jauh hingga membunuh Tuo Baqi. Mo Wuji melihat Jing Lengbei sudah menunggunya dari jauh, karena itu ia bergegas pergi ke sebelahnya dan berkata kepadanya, "Ikuti aku."
Ada banyak orang di sekitar daerah ini, oleh karena itu tidak ada yang curiga ketika mereka berjalan berdampingan.
Setelah 15 menit berjalan, Mo Wuji membawa Jing Lengbei masuk ke tendanya. Ding Bu'Er masih sedang membangun sebuah tenda baru seperti yang diminta oleh Mo Wuji.
"Xiangtong, kau kah itu?" Jing Lengbei merasa sangat lega saat dia melihat Mo Xiangtong, akhirnya dia tahu bahwa Mo Wuji tidak berbohong padanya.
"Kakak Bei, kau baik-baik saja, aku sangat senang…" Mata Mo Xiangtong masih kemerahan. Sepertinya dia menangis lagi setelah Mo Wuji pergi untuk menyelamatkan Jing Lengbei. Dia kemudian teringat akan sesuatu, lalu ia bertanya-tanya bagaimana caranya Mo Wuji menyelamatkan Jing Lengbei,
"Wuji, bagaimana caranya kau berhasil menyelamatkan Kakak Bei? Kau tidak membunuh siapa pun, bukan?"
Bahkan Mo Xiangtong juga tahu bahwa akan sangat sulit bagi mereka untuk menghindari hukuman setelah melakukan pembunuhan di tempat ini. Karena itu, dia tahu bahwa mereka harus segera pergi jika Mo Wuji benar-benar membunuh pria itu.
"Kita akan pergi sekarang. Kita bisa membahas detailnya nanti," kata Mo Wuji terburu-buru.
Mo Wuji tidak bisa menjamin bahwa ia mampu membawa Mo Xiangtong dan Jing Lengbei ke Ibukota Kekaisaran, karena dirinya sendiri pun tidak dengan mudah mendapatkan kesempatan untuk pergi ke sana.
"Saudara Mo, setelah mendengar dari Bu'Er, aku tahu apa yang kau rencanakan. Beraninya kau melakukan kejahatan seperti itu. Apakah kau benar-benar membunuh Tuo Baqi?" Tanya Yuan Zhenyi saat dia, Bibi Eleven, dan Ding Bu'Er muncul dari pintu masuk tenda.