'Semua ini hanyalah kebetulan bagiku…' Angele hanya berdiri di dekat pintu dan memandang mereka. Berbagai macam pikiran terlintas di otaknya, namun ia tidak bergerak sama sekali.
Darah dari mayat-mayat yang tergeletak di lantai berkumpul menjadi sebuah kubangan kecil. Bau amis darah memenuhi udara.
"Bunuh dia!" Kedua sosok berbaju hitam itu menggenggam pistol masing-masing dan mengarahkannya pada Angele. Seketika, dua cahaya biru melesat cepat dan mendarat pada dinding di belakang Angele.
Kedua cahaya biru itu meninggalkan lubang hitam pada dinding putih tersebut.
Masih berdiri di posisi awalnya, Angele menjentikkan jarinya dan melemparkan dua butir permen pada tangan kedua pria tersebut. Kedua permen mengganggu pembidikan mereka, dua cahaya biru itu pun meleset.