Angele mengangguk dan meninggalkan ruangan itu. Ia melompat turun dari pulau yang melayang di udara itu.
Tubuhnya terlihat seperti kilat hitam di udara, kemudian ia langsung mendarat di tumpukan salju merah.
Chk!
Salju itu sangat tebal, hingga mencapai pinggangnya.
Ia berdiri dalam tumpukan salju dan melihat sekelilingnya. Sebuah benjolan perlahan-lahan naik dari sebelah kanannya, dan saat salju pada benjolan itu terjatuh, terlihat seekor ngengat raksasa berwarna merah.
Ngengat dengan tubuh berbulu itu menatap Angele penuh hormat dengan mata majemuk-nya. Perlahan-lahan, ngengat itu mengibaskan sayapnya.
"Master, lorong sudah terbuka. Silakan masuk," kata ngengat itu dengan suara aneh. Ngengat itu berkomunikasi dalam bahasa kuno pemersatu.
Angele menatap ngengat itu. "Di mana lorongnya?"
Ngengat itu hanya membuka mulutnya perlahan, namun ia tidak menjawab.